Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Keefektifan Dosis Reduktan Herbisida terhadap Pengendalian Gulma serta Pengaruhnya pada Tanaman Padi Varietas Inpari 32 Aisyah, Siti; Hasjim, Saifuddin; Putri, Prabawati Hyunita
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.42005

Abstract

Reduktan herbisida dapat menjadi upaya untuk mengurangi penggunaan dosis herbisida tanpa mempengaruhi keefektifannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan reduktan herbisida dalam mengendalikan gulma serta pengaruhnya terhadap tanaman padi varietas Inpari 32. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu jenis bahan aktif herbisida (M) dan faktor kedua yaitu dosis reduktan herbisida (N). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan reduktan herbisida efektif mampu menekan pertumbuhan gulma golongan daun lebar dan teki. Semua petak perlakuan menujukkan potensi newgrowth (pertumbuhan gulma baru) serta regrowth (pertumbuhan gulma kembali) pada semua golongan gulma. Bahan aktif M2 (Etoksisulfuron 20 g/l dan fenoksaprop – p – etil 69 g/l) menunjukkan gejala fitotoksisitas dengan skor 1,11 pada waktu pengamatan satu minggu setelah aplikasi. Semua herbisida perlakuan menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap parameter pengamatan tanaman padi (tinggi tanaman, jumlah anakan total, laju pertumbuhan tanaman, jumlah anakan produktif, bobot Gabah Kering Panen serta berat 1000 butir padi). Penggunaan reduktan menunjukkan tingkat efisiensi 18 - 51% dari segi biaya dibandingkan perlakuan tanpa reduktan.
Pemberdayaan Masyarakat Sukorambi Melalui Implementasi Pertanian Sehat ADU (Anti Residu) Upaya Menghasilkan Produk Hortikultura Bebas Residu Pestisida Hoesain, Mohammad; Masnilah, Rachmi; Prastowo, Sigit; Pradana, Ankardiansyah Pandu; Alfarisy, Fariz Kustiawan; Wagiyana, Wagiyana; Suharto, Suharto; Hasjim, Saifuddin; Sunartomo, Aryo Fajar
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 6, No 2 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v6i2.2773

Abstract

AbstrakDesa Sukorambi merupakan Desa Sentra Tanaman Hortikultura untuk pemasok di Kabupaten Jember. Masyarakat di desa tersebut mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sistem budidaya tanaman hortikultura yang diterapkan oleh Masyarakat Desa Sukorambi menggunakan sistem pertanian intensif dengan input pupuk dan pestisida sintetis, menjadi suatu permasalahan. Selain sistem pertanian, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) menjadi masalah utama dalam budidaya tanaman. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah memberikan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat mengenai implementasi pertanian sehat dengan teknologi produksi Anti Residu (ADU) untuk alternatif ketergantungan terhadap pestisida sintetis. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian desa binaan dilaksanakan dengan dua metode yaitu Focus Group Discussion (FGD) dan praktek di beberapa kelompok tani. Tujuan dilakukan FGD adalah untuk memberikan penyuluhan dan wawasan terkait implementasi pertanian sehat. Metode praktek teknologi produksi bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait teknologi produksi ADU yang telah berhasil efektif dan teruji dalam skala laboratorium maupun di lahan percobaan untuk mengendalikan permasalahan seputar OPT. Kegiatan pengabdian desa binaan melibatkan beberapa perangkat desa, tokoh masyarakat, dan petani yang menjadi sasaran. Hasil program pengabdian ini memberikan respon positif untuk transfer teknologi mengenai implementasi pertanian sehat, petani mengetahui produksi ADU secara mandiri, dan memberikan pengaruh positif dalam menghasilkan produk-produk pertanian sehat bebas residu pestisida.Kata kunci: Anti Residu, Berkelanjutan, Desa Binaan, Terpadu.
Response of Entomopathogenic Fungus Paecilomyces fumosoroseus on Drought Stress Factor Wafa, Ali; Purnomo, Hari; Hasjim, Saifuddin; Triharyadi, Nanang
Jurnal ILMU DASAR Vol 22 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jid.v22i2.18010

Abstract

The entomopathogenic fungus Paecilomyces fumosoroseus (common name: Isaria fumosorosea) can utilize to control white fly population. Bemisia tabaci or white fly has become key pest in soybean cultivation. It reported became resistance due to chemical pesticide. Some of new strain has been emerge as chemical pesticide resultant However, to develop P. fumosoroseus as biopesticide hide a problem. The environmental drought factor (temperature and water stress) become major problem. This research aimed to determine effect of environmental factor like temperature and water stress to growth and effectivity of P. fumosoroseus, due to selection an isolat were persist to drought factor. In this research has been used two different isolat of P. fumosoroseus, that is Wirowongso 1 isolat and Mumbulsari 5 isolates. This research had been conducted with five different treatments. First is a growth test under temperature stress, in vitro germination test under temperature stress and in vitro germination test under water stress, and virulence test under temperature and under water stress. The result showed that the increase a temperature and of water stress, directly make decreased of growth, germination and effectively. That effect has made different effect to growth, germination and effectivity on both isolat. The results showed that the isolat WR 1 test result showed the isolat WR 1 more persist to each drought factor. It became more valuable to develop as biopesticide among other.Keywords: Bemicia tabaci, germination, isolat, Isaria fumosorosea, in-vivo.
ANALYSIS OF SPECIES COMPOSITION AND DISTRIBUTION PATTERN OF WEEDS IN CABBAGE (Brassica oleracea L.) IN SENDURO DISTRICT LUMAJANG REGENCY Farizal, Enggar Riswanda; Hasjim, Saifuddin
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v6i1.1689

Abstract

Cabbage is an annual vegetable crop. The presence of weeds in cabbage plants can reduce productivity. Weed composition is a weed community that grows in a field. The purpose of this study was to determine the composition of weeds and dominant weeds in cabbage cultivation. The method used is the point intercept method, namely by determining 9 plots on 2 cabbage cultivation lands. Data were analyzed qualitatively and descriptively. The variables observed included relative frequency, relative dominance, summed dominance ratio (SDR), and weed community coefficient (C). The results showed that the highest relative frequency value in land A namely Persicaria nepalensis was 23,68%, while in land B namely Drymaria cordata L. was 21.95%. The highest relative dominance value was in land A namely Persicaria nepalensis which was 29.06%, while in land B namely Drymaria cordata L. which was 31.45%. The highest SDR value was in land A namely Persicaria nepalensis which was 26.37%, while in land B namely Drymaria cordata L. which was 26.70%. The C value in land A and land B is 74.43%, and the weed community in land A and land B is not significantly different. Analysis of the composition of weed species in cabbage land between A and land there is a difference.
ANALYSIS OF SPECIES COMPOSITION AND DISTRIBUTION PATTERN OF WEEDS IN CABBAGE (Brassica oleracea L.) IN SENDURO DISTRICT LUMAJANG REGENCY Farizal, Enggar Riswanda; Hasjim, Saifuddin
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v6i1.1689

Abstract

Cabbage is an annual vegetable crop. The presence of weeds in cabbage plants can reduce productivity. Weed composition is a weed community that grows in a field. The purpose of this study was to determine the composition of weeds and dominant weeds in cabbage cultivation. The method used is the point intercept method, namely by determining 9 plots on 2 cabbage cultivation lands. Data were analyzed qualitatively and descriptively. The variables observed included relative frequency, relative dominance, summed dominance ratio (SDR), and weed community coefficient (C). The results showed that the highest relative frequency value in land A namely Persicaria nepalensis was 23,68%, while in land B namely Drymaria cordata L. was 21.95%. The highest relative dominance value was in land A namely Persicaria nepalensis which was 29.06%, while in land B namely Drymaria cordata L. which was 31.45%. The highest SDR value was in land A namely Persicaria nepalensis which was 26.37%, while in land B namely Drymaria cordata L. which was 26.70%. The C value in land A and land B is 74.43%, and the weed community in land A and land B is not significantly different. Analysis of the composition of weed species in cabbage land between A and land there is a difference.
Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kemunculan Gulma Tanzil, Ahmad Ilham; Pramiranti, Betania Tabita; Hasjim, Saifuddin; Sucipto, Irwanto
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 9 No 1 (2025): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v9i1.542

Abstract

Penggunaan pupuk anorganik memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan petani. Pupuk kandang menjadi alternatif dalam pemupukan. Namun, pupuk kandang diduga menjadi sumber kontaminasi benih gulma di lahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk kandang terhadap munculnya gulma. Penelitian telah dilakukan di Rembangan Jember dengan menggunakan empat plot percobaan yaitu tanpa pupuk, penambahan pupuk kotoran ayam, penambahan pupuk kotoran sapi, penambahan pupuk kotoran domba. Peta dibuat bedengan dengan ukuran 1×1 meter dan memungkinkan gulma tumbuh selama 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kotoran sapi memiliki lebih banyak jenis gulma dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Penambahan pupuk kotoran domba dan sapi memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kotoran ayam dan tanpa pupuk. Hasil penelitian menunjukkan penambahan nutrisi yang lebih tinggi dari pupuk kotoran sapi dan domba memiliki lebih banyak kemunculan jenis gulma.