Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN ZPT GIBBERELLIN (GA3) TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KANGKUNG AIR (Ipomea aquatica Forsk L.) PADA SISTEM HIDROPONIK FLOATING RAFT TECHNIQUE (FRT) Adimihardja, Sjarif Avitijadi; Sunardi, O; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL PERTANIAN Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.953 KB) | DOI: 10.30997/jp.v4i1.546

Abstract

Mempercepat pertumbuhan dan waktu panen kangkung dapat dilakukan dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Gibberellin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT Gibberellin jenis GA3 terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung air (Ipome aquatica. Forsk L.) varietas super. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu 5 dosis pemberian Gibberellin, antara lain G0 (0 ppm GA3), G1 (5 ppm GA3), G2 (10 ppm GA3), G3 (15 ppm GA3), dan G4 (20 ppm GA3)terhadap pertumbuhan vegetatif kangkung pada sistem hidroponik rakit apung yang menggunakan larutan hara Fertimix standar sayuran daun. Gibberellin diberikan pada saat pembuatan media tanam, sehingga EC terukur 2.1. Pada penelitian ini terdapat 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang delapan kali sehingga terdiri dari 40 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari 6 tanaman sehingga tanaman yang digunakan sebanyak 240 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 9 HST (hari setelah tanam), 15 HST, dan 18 HST. Perlakuan G3 (15 ppm GA3) berpengaruh nyata meningkatkan bobot basah brangkasan, bobot basah pucuk, bobot basah akar, bobot kering brangkasan, dan bobot kering pucuk. Bobot kering akar dan diameter batang tidak dipengaruhi pemberian GA3.
DAYA REPELLENT EKSTRAK DAUN SALIARA (Lantana camara L.) DAN DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray) PADA HAMA GUDANG Callosobruchus maculatus F. YanyanMulyaningsih, MuhammadAdiNugraha
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.717 KB) | DOI: 10.30997/jp.v7i2.22

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya repellent dari ekstrak daun saliara (Lantanacamara L.) dan daun kipahit (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray) terhadap hama gudang C.maculatus. Penelitian dilaksanakan di Lab Entomologi, SEAMEO BIOTROP, Bogor. Kegiatan inidimulai pada bulan Oktober 2015 ‐ Maret 2016. Pada penelitian ini terdapat dua percobaanyaitu dengan ekstrak daun saliara dan daun kipahit. Rancangan yang digunakan yaituRancangan Acak Lengkap dengan tiga kali ulangan untuk setiap tingkat konsentrasi bahanekstrak. Konsentrasi ekstrak daun saliara yang digunakan untuk uji pendahuluan antara lain0.5; 1.0; 1.5; 2.0; 2.5 dan 3.0% (v/v), sedangkan konsentrasi ekstrak daun kipahit antara lain1.0; 1.5; 2.0; 2.5; 3.0 dan 3.5% (w/v). Konsentrasi pada uji utama mengacu pada hasil dari ujipendahuluan. Konsentrasi ekstrak daun saliara yang digunakan untuk uji pendahuluan yaitu2.0; 2.5; 3.0; 3.5; 4.0 dan 4.5% (v/v), sedangkan konsentrasi ekstrak daun kipahit yaitu 1.5; 2.0;2.5; 3.0; 3.5 dan 4.0% (w/v). Efektivitas penolakan dapat ditentukan dengan klasifikasi baikjika repellent ≥ 80%, cukup baik jika 60% ≤ repellent < 80%, dan kurang baik jika repellent <60%. Repellent tertinggi untuk ekstrak daun saliara berada pada konsentrasi 4.5% sebesar
PENGARUH UMUR BIBIT DAN JUMLAH BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN PADI SAWAH (Oryza sativa) VARIETAS CIHERANG Marlina, Marlina; Setyono, Setyono; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.857 KB) | DOI: 10.30997/jp.v8i1.638

Abstract

Padi adalah sumber makanan pokok bangsa Indonesia. Umur bibit dan jumlah bibit per titik tanam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk efisiensi budidaya padi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh umur bibit dan jumlah bibit per titik tanam terhadap produksi padi sawah varietas Ciherang. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan berpola faktorial. Faktor umur bibit terdiri atas 2 taraf, yaitu umur 15 hari dan 20 hari, sedangkan faktor jumlah bibit per titik tanam terdiri atas 5 taraf, yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 bibit per titik tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum produksi padi tidak dipengaruhi oleh umur bibit dan banyaknya bibit per titik tanam. Oleh sebab itu untuk efisiensi disarankan menggunakan bibit berumur 15 hari dengan satu bibit per titik tanam.KATA KUNCI: padi, umur bibit, jumlah bibit, produksi padiEFFECT OF AGE OF SEEDS AND NUMBER OF SEEDS PER POINT OF PLANTING ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF RICE (Oryza sativa) CIHERANGABSTRACTRice is the staple food of Indonesia. Age of seeds and number of seeds per point of planting is one of the factors that need to be considered for rice cultivation efficiency. This study aims to determine the effect of age of seeds and the number of seeds per point of planting against Ciherang rice production. Experiments using a randomized block design with factorial treatment. The age of seedlings consists of two levels, namely the age of 15 days and 20 days after seedling, while the number of seeds per point of planting consists of 5 levels, namely 1, 2, 3, 4, and 5 seeds per point of planting. The results showed that the overall rice production was not affected by age of seeds and number of seeds per point of planting. Therefore, for the rice cultivation efficiency, it is suggested to use age of 15 days old seedlings with one seed per point of planting.
IMPROVEMENT OF FARMERS SKILL AND HOUSEHOLD INCOME THROUGH APPLICATION OF CLEAN, INTEGRATED AND SUSTAINABLE PRODUCTION ON HORTICULTURE AND CASSAVA COMMODITIES Mulyaningsih, Yanyan
QARDHUL HASAN: MEDIA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 2, No 2 (2016): OCTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.316 KB) | DOI: 10.30997/qh.v2i2.522

Abstract

Sustainable plant cultivation is an effort to increase productivity by applying environmentallyfriendly technology and the efficiency of production facility utilization and product processingwith no or less waste or clean production. The objective of this activities are to improvefarmer’s skill in vegetable and cassava cultivation and processed them to half-process productinto food product which are highly nutritious, safe, and preferred by consumers. This activityinvolved Bojong and Sadar Tani Farmer Group at Bojongmurni Village, Ciawi District, BogorRegency. The method used are extension, training, assistance and establishment ofdemonstration plot. Materials provided include the manufacture of organic fertilizer andmocaf, cultivation technique of vegetables and cassava, processing mocaf to food product andsimple bookkeeping farming. Results showed that there was an improved awareness oftraining participants in the implementation of clean and sustainable production system inorder to increase their income. This was shown from their enthusiasm in applying theknowledge they got in the trainings in this community service program.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.) PADA BERBAGAI TINGKAT NAUNGAN Revianto, Revianto; Rahayu, Arifah; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL AGRONIDA Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.613 KB) | DOI: 10.30997/jag.v3i2.1042

Abstract

This study was aimed at assessing the effects of shade (paranet) on the growth and production of kenikir (Cosmos caudatus).  The study was conducted from April to September 2016 at the Agrotechnology Trial Farm of Djuanda University, Bogor.  A split plot completely randomized design was used with shade levels, namely 0 (no shade), 25, 50, and 75% as the main plot and places of origin, namely Bogor, Cianjur, and Sukabumi as the sub plot.  Results showed that 50 and 75% shades at 8 weeks after planting (WAP) significantly decreased plant height, leave length, stem diameter, harvest fresh weight and harvest dry weight.  Leaf width of kenikir was found to be higher.  Number of leaves of kenikir of Sukabumi and Cianjur origins was higher than that of Bogor origin.  Chlorophyl content of kenikir of Cianjur origin was higher than that of Sukabumi and Bogor origins.  However, biomass yield harvested from all acessions was not different.  Key words: chlorophyl content, plant origin, harvest yield.
THE GROWTH RATE OF CELERY (Apium graveolens L.) AT VARIOUS COMPOSITIONS OF ORGANIC AND SYNTHETIC FERTILIZER Hendrika, Ghani; Rahayu, Arifah; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL AGRONIDA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.812 KB) | DOI: 10.30997/jag.v3i1.1004

Abstract

This study was aimed at assessing the growth and production of celery plants grown with various compositions of N,P and K fertilizer and compost. The study was done at the Trial Farm of Faculty of Agriculture, Djuanda University, Bogor fiom September to November 2015. A completely randomized design with two factors was used. The factors consisted of compost rate and N,P and K fertilizer rate. Compost was given in four levels, namely no compost (0% R), 26.3% gcompost/plant (50% R), 52.5 g compost/plant (100% R), and 78.7 g compost/plant (150% R). N, P and K fertilizer was given in five levels, namely no fertilizer (0% R), 4 g Urea, 0.3 g SP-36, 0.2 g KCl (25% R), 0.9 g Urea, 0.6 g SP-36, 0.4 g KCI (50% R), 1.3 g Urea, 0.8 g SP-36, 0.6 g KCl (75% R), and 1.7 g Urea, 1.1 g SP-36, 0.8 g KCl (100% R). All fertilizers were administered gradually at the time of planting and 2 weeks after planting. Three replicates were allocated into each treatment making up 60 experimental units. Results showed that celery plants given synthetic fertilizer at 100% R had higher plant height, number of leaves, number of seedlings, harvest fresh weight (g), saleable fresh weight (g), root biomass (g), and root dry weight (g) than those treated with no fertilizer (0% R). Plants treated with 150% compost had higher plant height, number of leaves, harvest fresh weight (g), saleable fresh weight (g), root length (cm), and root dry weight (g) than those treated with no fertilizer (0% R). Thus the best celery growth and production in this study was obtained on plant 150% R compost   and 100% R synthetic fertilizer nourished.Key words: celery, compost, N, P, K fertilizer, harvest flesh weight
Efektivitas penggunaan pestisida biorasional daun kipahit (Tithonia Diversifolia) dan atau daun mindi (Melia Azadirach) dalam pengendalian hama dan penyakit penting tomat (Licopersicon Esculentum Mill) Supriatna, Hendi; Mulyaningsih, Yanyan; Rochman, Nur
JURNAL AGRONIDA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.289 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i2.151

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun Kipahit dan atau daun Mindi serta perbedaan konsentrasi dapat mengendalikan hama dan penyakit penting tomat. Selain itu, apakah ada interaksi antara ekstrak daun Kipahit dan daun Mindi.Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu dengan pemberian ekstrak daun Kipahit (Tithonia diversifolia) dan daun Mindi (Melia azadirach) terdiri atas 5 taraf : P0 = (kontrol), P1 = (Kipahit 16 kg berat basah), P2 = (Kipahit 10 kg bb + Mindi 6 kg bb), P3 = (Kipahit 6 kg bb + Mindi 10 kg bb), P4 = (Mindi 16 kg bb). Faktor ke dua yaitu konsentrasi ekstrak daun Kipahit dan daun Mindi terdiri dari 2 taraf yaitu : K1 = 8 kg bb, K2 = 16 kg bb.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kipahit dan atau daun mindi serta perbedaan konsentrasi tidak berpengaruh nyata pada Ulat Buah (Helicoverpa armigera) pada umur 66, 73, 80 dan 87 HST, Kutu Kebul (Bemicia tabaci) pada umur 45, 52, 59, 66, 73 dan 80 HST, Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada Umur umur 45, 52, 59, 66, 73, 80 dan 87 HST dan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) pada umur 45, 52, 59, 66, 73, 80 dan 87 HST. Selain itu tidak terdapat interaksi antara ekstrak daun kipahit dan daun mindi.
PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI MANIS (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI URIN SAPI DAN DOSIS PUPUK N, P DAN K Nawawi, Ade Hilman Sholeh; Rahayu, Arifah; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL AGRONIDA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1064.135 KB) | DOI: 10.30997/jag.v2i1.746

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh urin sapi dan pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas sawi manis (Brassica junccea L.). Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 01 Januari – 21 Pebruari 2013 di Kebun Percobaan Jurusan Agroteknologi dan Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu dan Bisnis Pertanian Universitas Djuanda, Ciawi, Bogor. Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas dua faktor.Faktor pertama adalah konsentrasi urin sapi (U) (0 cc/l, 5 cc/l, 10 cc/l, 15 cc/l, 20 cc/l) dan faktor kedua adalah dosis pupuk N, P dan K (N) (0 g/polibag, 2.02 g/polibag, 4.03 g/polibag, 6.03 g/polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi urin sapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas sawi manis (Brassica juncea L.), kecuali pada lingkar batang. Pupuk N, P dan K nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi sawi manis (Brassica juncea L.), tetapi tidak meningkatkan kualitas sawi manis (Brassica juncea L.). Hal ini tampak pada rata – rata tinggi tanaman (2 dan 3 MST), jumlah daun (2 dan 3 MST), lingkar batang (2 dan 3 MST), diameter tajuk (2 dan 3 MST), bobot basah brangkasan, bobot kering pucuk dan luas rata – rata daun.Kata Kunci: Brassica juncea, urin sapi, N, P dan K
Efektivitas pestisida nabati saliara (Lantara camara L.) terhadap hama tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Hardiansah, Hardiansah; Mulyaningsih, Yanyan; Rochman, Nur
JURNAL AGRONIDA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.419 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i1.127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi efektif pestisida nabati saliara (Lantara camara L.) terhadap populasi hama, intensitas penyakit dan luas serangan hama dan penyakit serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rosela. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2009 sampai dengan 27 Oktober 2009 bertempat di Kebun Percobaan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu konsentrasi pestisida nabati saliara, dengan 6 taraf perlakuan, yaitu P0 kontrol negatif (0%), P1 (2,5%), P2(3,65%), P3 (5%), P4 (6,25%) dan P5 kontrol positif (0,1% Decis dan 0,2% Propineb). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pestisida hayati berpengaruh nyata terhadap populasi dan luas serangan hama kutu putih (Pseudoccus sp.), dan konsentrasi pestisida nabati 6,25% menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan taraf yang lainnya.Kata Kunci : pestisida nabati saliara, rosela, Pseudococcus
DAYA INSEKTISIDA EKSTRAK DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia (HAMSLEY) A. GRAY) DAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP HAMA GUDANG Callosobruchus maculatus F. Pangihutan, Josua Crystovel; Rochman, Nur; Mulyaningsih, Yanyan
JURNAL AGRONIDA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.381 KB) | DOI: 10.30997/jag.v2i1.757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun kipahit dan tembelekan dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus maculatus yang umum menyerang biji-bijian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini dibedakan atas dua percobaan. Percobaan pertama menggunakan ekstrak daun kipahit dan percobaan kedua menggunakan ekstrak daun tembelekan. Konsentrasi ekstrak daun tembelekan dan kipahit yang digunakan pada uji pendahuluan masing-masing adalah 0.0%; 0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; 2.5% dan 3.0% (w/v). Hasil konsentrasi pada uji pendahuluan digunakan untuk menentukan konsentrasi pada tahap aplikasi uji utama. Konsentrasi yang digunakan pada kegiatan uji utama adalah sebesar 0.0%; 1.0%; 2.0%; 3.0%; 4.0%; 5.0%; 6.0% (w/v) untuk ektrak daun tembelekan dan 0.0%; 1.25%; 2.0%; 3.75%; 5.0%; 6.25%; 7.5% (w/v) untuk ekstrak daun kipahit. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Ekstrak daun kipahit dan tembelekan tidak berhasil untuk mematikan serangga Callosubruchus maculatus sebesar 95% selama 72 jam setelah perlakuan. Tingkat kematian tertinggi selama 72 jam berada pada konsentrasi 6.0% untuk ekstrak daun tembelekan dengan kematian sebesar 85.56% dan sebesar 7.5% untuk aplikasi pada ekstrak daun kipahit dengan nilai sama yaitu kematian sebesar 78.89%. Kata Kunci: insektisida nabati, tingkat kematian, Callosobruchus maculatus