Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EFEKTIFITAS PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) DAN RELAXATION BREATHING EXERCISE (RBE) TERHADAP TINGKAT FATIGUE DAN SELFCARE PASIEN GGK fari, aniska indah; Sofiani, Yani; Warongan, Wardy
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.065 KB) | DOI: 10.32524/jksp.v2i1.487

Abstract

Chronic kidney failure is a progressive and irreversible kidney disorder to maintain fluid and electrolyte balance and metabolism, with treatment given by hemodialysis. Long-term hemodialysis patients can cause fatigue in the patient's inability to fulfill selfcare needs. The intervention is in the form of non-pharmacological therapy in the form of relaxation. The purpose of this study was to determine the effectiveness of progressive muscle relaxation and relaxation breathing exercise on the level of fatigue and self care of patients with chronic renal failure. With the design of Randomized Clinical Trial (RCT) pre and post group three test, a sample of 30 respondents. Data collection tools are the Piper Fatigue Scale (PFS) questionnaire (Cronbach alpha = 0.646) and Fatigue Selfcare Management (Cronbach alpha = 0.930). The results showed that PMR intervention had different levels of fatigue (pvalue = 0,000) while selfcare (pvalue = 0.017) had no difference, in the RBE intervention there were differences in fatigue levels (pvalue = 0,000) while selfcare (pvalue = 0.048) had no difference, at PMR + RBE interventions have different levels of fatigue (pvalue = 0,000) and selfcare (pvalue = 0,000). PMR and RBE interventions are more effective to reduce fatigue and improve selfcare, so that it can be recommended for patients undergoing hemodialysis Keywords : fatigue, selfcare, progressive muscle relaxation, relaxation breathing exercise.
PENDAMPINGAN UPAYA MENURUNKAN INKONTINENSIA URIN BAGI MASYARAKAT DI TALANG BETUTU PALEMBANG Koerniawan, Dheni; Srimiyati, Srimiyati; Fari, Aniska Indah; Frisca, Sanny; Pratama, Wendi Putra
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.047 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i1.1753

Abstract

Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Kata kunci: Lansia; Inkontinensia urin; Senam Kegel Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SMA TENTANG BAHAYA BULLYING Noviana, Ema; Pranata, Lilik; Fari, Aniska Indah
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 3 No 2 (2020): Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46774/pptk.v3i2.331

Abstract

Bullying is a deliberate behavior of the perpetrator to hurt the victim. It is not negligent yet truly intentional behavior. The effects of bullying include appetite loss, low enthusiasm in doing preferred activities, learning achievement decline, depression, and impaired self-control that potentially lead to suicide. Purpose: This study aims to describe the senior high schools students’ knowledge level on the dangers of bullying. Methods: This study used a quantitative approach with a descriptive research design. A sample of 98 respondents was selected using total sampling. Results: The results of the study involving 98 respondents showed that there were 96 (98%) students in middle adolescence aged 15-17 years old. More female respondents participated with a total of 57 respondents (58.2%). More respondents who had sufficient knowledge level of bullying with a total of 48 respondents (49%). Suggestion: It is expected that this study increases the insight and knowledge about the dangers of bullying that frequently happen among the senior high school students. The future researchers are recommended to conduct further analysis and correlation between the adolescent knowledge level and academic performance variable.
PENDAMPINGAN SENAM REMATIK PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL (REMATIK) Ajul, Keristina; Pranata, lilik; Surani, Vincencius; Hardika, Bangun Dwi; Fari, Aniska Indah
Suluh Abdi Vol 4, No 2 (2022): SULUH ABDI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sa.v4i2.5409

Abstract

lansia sangat rentang terhadap penyakit salah satunya adalah gangguan pada muskulosketal, salah satu yang menjadi permsalahan pada lansia adlah sakit sendi seperti rematik, maka perlunya adanya intrevensi yang dapat mengurangi sakit sendi pada lansia dan salah satu olahraga fisik yang sederhana dan mudah dilakukan adalah senam rematik, senam rematik berfokus padamempertahankan lingkup gerak sendi secara maksimal, tujuan kegiatan pengabdian untuk mendampingan lansia melakukan senam rematik. Metode yang digunakan dengan dilakukan pretes dan postes untuk melihar rasa nyeri pada sendi lansia, jumlah peserta pengabdian 20 orang lansia yang mengami permasalah rematik. kemudian lansia di ajari senam rematik, kemudian di dampingi dalam melakukan senam rematik yang dilakukan 3 kali dalam semingu di pagi hari dengan durasi 10-15 menit, hasil kegiatan menunjukan bahwa senam rematik tidak signifikan menurunkan nyeri sendi akan tetapi perlu adanya kegiatan yang teratur dalam melakukan senam sehingga lansia dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Maka perluanya bagi keluarga yang mempunyai lansia dapat melakukan gerakan senam rematik secara teratur juag dapat meningkatakn kebugaran pada lansia
Differences in Function of the Urinary Tract Before and After Pelvic Floor Muscle Exercise (PFME) in Pregnant Women Fari, Aniska Indah; Anggraini, Novita; Windahandayani, Veroneka Yosefha; Pranata, Lilik
Media Karya Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/.v7i1.44809

Abstract

Physiological changes that occur during pregnancy affect the entire woman's body, especially the digestive, respiratory, cardiovascular, skin, hormonal, metabolic, musculoskeletal, breast, immune and reproductive systems, felt in the external and internal genital areas. Common symptoms during pregnancy include changes in urinary tract function (urinating). One feasible physiological therapy is pelvic floor muscle training. This can strengthen the muscles around the reproductive organs and increase muscle tone. The aim of the research was to analyze differences in urinary tract function (mixi) in pregnant women before and after pelvic floor muscle training. This research method was carried out using a two-group pretest, posttest design. The research sample was pregnant women. A total of 60 people responded and activities were carried out for 6 days on 8-13 November 2022. Before and after PFME was carried out, urinary frequency and urine output were measured using a tool. The results showed that there was no difference in urinary frequency between the control and intervention groups (p = 0.664), and there was no difference in urine volume during urination between the control and intervention groups (p = 0.270). In the PFME intervention, there was no difference in urinary frequency between the control group and the intervention group (P = 0.566). There was a difference in urine volume when urinating between the control group and the intervention group (p=0.004). Therefore, to improve urinary tract function in pregnant women and thereby improve their quality of life, PFME should be included in the schedule to provide planned and daily physical activity and exercise. Keywords: Pregnancy, PFME, urinary tract (Miction)
FUNGSI TRAKTUS URINARIUS (MIKSI): KUALITAS HIDUP DAN KEJADIAN MENGOMPOL SEBELUM DAN SESUDAH PELVIC FLOOR MUSCLE EXERCISE (PFME) PADA IBU HAMIL Anggraini, Novita; Fari, Aniska Indah; Windahandayani, Veroneka Yosefpa
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 2: Agustus 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i2.1095

Abstract

Latar Belakang : Hamil merupakan suatu proses pertumbuhan janin dalam kandungan yang terjadi karena pembuahan sel telur oleh sel sperma. Proses hamil dimulainya dengan konsepsi. Salah  satu ketidaknyamanan yang sering timbul pada ibu hamil adalah perubahan fungsi traktus urinarius (miksi). Masalah  tersebut dapat diatasi  dengan menggunakan  tindakan  alternatif  yaitu pelvic floor muscle exercise (PFME) untuk memperkuat  otot-otot  di  sekitar  organ reproduksi dan  memperbaiki tonus otot  tersebut.Tujuan: Menganalisis tractus urinarius (miksi); kualitas hidup dan kejadian mengompol sebelum dan sesudah pelvic floor muscle exercise (PFME) pada ibu hamil. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah two group pre test-post test design, pada kelompok ibu hamil yang diberikan intervensi PFME sedangkan pada kelompok kontrol tanpa diberikan latihan PFME dan masing-masing kelompok dilakukan pretest dan posttest untuk mengetahui fungsi traktus urinarius (miksi). Hasil: Sebelum diberikan intervensi, tidak ada perbedaan kualitas hidup antara kelompok kontrol dan intervensi p = 0,279, tidak ada perbedaan kejadian mengompol antara kelompok kontrol dan intervensi p = 0,700. Sedangkan setelah diberikan intervensi PFME didapatkan data bahwa tidak ada perbedaan kualitas hidup antara kelompok kontrol dan intervensi p = 0,545, tidak ada perbedaan kejadian mengompol antara kelompok kontrol dan intervensi p = 0,097. Saran: BPM di Talang Kelapa dan Tanjung Baragan Palembang perlu membuat jadwal untuk ibu hamil dengan melakukan latihan fisik PFME untuk membantu meningkatkan fungsi traktus urinarius pada ibu hamil. Kata Kunci : Hamil, PFME, Traktus Urinarius (Miksi)
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA: MELALUI DETEKSI DINI DAN MONITORING STATUS KESEHATAN Koerniawan, Dheni; Srimiyati, Srimiyati; Windahandayani, Veroneka Yosepfa; Fari, Aniska Indah; Pranata, Lilik
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.23605

Abstract

Abstrak: Penurunan fungsi tubuh lansia yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel secara anatomi diantraranya fungsi kognitif, jantung, pembuluh darah, ginjal dan persyarafan. Hal ini mengakibatkan beberapa masalah kesehatan yang sering kali kemunculannya tidak dapat diprediksi dan baru diketahui setelah berkomplikasi. Mitra yang memiliki riwayat dan keluhan gejala penyakit hipertensi, diabetes mellitus, paska stroke, dan kelemahan fisik perlu mengelola proses perawatan dan pemeliharaan kesehatannya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini dan monitoring status kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan pada mitra….. yang merupakan salah satu lembaga keagamaan di wilayah Palembang. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar memiliki tekanan darah pada kategori pre-hipertensi dan hipertensi derajat 2, namun masih memiliki tekanan arteri rata-rata dan tekanan nadi yang normal, serta gula darah sewaktu yang normal dan meningkat (hiperglikemia).Abstract: Decreased body function in the elderly can then result in several health problems that often appear unpredictable and only known after complications. Partners who have a history and complaints of symptoms of hypertension, diabetes mellitus, post-stroke, and physical weakness need to manage the process of care and health maintenance. Therefore, this service activity aims to detect early and monitor health status through health checks at partners who are one of the religious institutions in the Palembang area and education based on the results of the examination. The results showed that most had blood pressure in the category of pre-hypertension and grade 2 hypertension, but still had normal average arterial pressure and pulse pressure, as well as normal and elevated blood sugar (hyperglycemia).
PERBEDAAN NYERI DISMINORE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN SENAM DISMENORE Anggraini, Novita; Fari, Aniska Indah
Menara Medika Vol 8, No 1 (2025): VOL 8 NO 1 SEPTEMBER 2025
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v8i1.6743

Abstract

Latar Belakang: Dismenore merupakan nyeri yang muncul saat haid, biasanya muncul dengan rasa kram dan berfokus pada di abdomen. Keluhan nyeri haid sendiri dapat terjadi mulai dari ringan ke berat. Dampak dari nyeri haid sangat beragam, di antaranya remaja putri kesulitan berjalan, kesulitan tidur, mood yang buruk, konsentasi buruk, dan nyeri haid yang berat bisa membuat remaja putri memilih absen atau istirahat sebentar dari sekolah maupun kerja. Salah satu penatalaksanaan yang bisa diberikan untuk mengatasi nyeri yaitu dengan senam dismenore. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberikan senam dismenore. Metode: Penelitian menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest. Populasi yaitu seluruh remaja putri di SMK Kesehatan Athaila Putra dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Numerik Rating Scale (NRS) dan SOP Senam Dismenore. Intervensi pada penelitian ini dilakukan 3x dalam 1 minggu sebelum menstruasi selama 3 bulan berturut-turut (intervensi 9x dalam 3 bulan). Analisa Data menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi nyeri dismenore sebelum diberikan senam dismenore yaitu tidak nyeri 0 (0%), Nyeri ringan 3 orang (8,57%), nyeri sedang 18 orang (51,4%), nyeri berat 14 orang (40%), dan nyeri sangat berat 0 (0%). Distribusi frekuensi nyeri dismenora sesudah diberikan senam dismenore yaitu tidak nyeri 3 orang (8,55%), nyeri ringan 23 (65,7%), nyeri sedang 7 orang (20%), nyeri berat 2 orang (5,75%), dan nyeri sangat berat 0 (0%). Ada perbedaan nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberikan senam dismenore nilai Asymp. Sig 0,001. Diskusi: Bagi responden sebaiknya melakukan senam yang diajarkan dan dilakukan secara rutin dan berkala sehingga dapat mengurangi nyeri dismenore.