Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Memperbaharui Kawasan Heritage Gajah Mada dengan Pengadaan Industri Kreatif Berkonsep Adaptive Reuse : Bahasa Indonesia Dewi, Chindy; Putra, Ida Bagus Gede Parama; Nurwarsih, Ni Wayan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 11 No. 2 (2023): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.11.2.6985.230-236

Abstract

Kawasan Gajah Mada sudah menjadi Pusaka Budaya (cultural heritage) yang berarti seluruh unsur budaya yang sudah berumur minimal 50 tahun; identik dengan nilai religius, estetik, dan historis; mewakili style, gaya hidup, waktu, daerah, dan mindset. Kota berwawasan budaya memposisikan kebudayaan menjadi 3 fungsi utama yaitu sebagai potensi dasar, pendekatan, dan orientasi bangunan. Kawasan heritage berpotensi tinggi untuk menunjang kreatifitas masyarakat karna berpedoman dengan nilai sejarah kebudayaan Bali. Jadi nantinya perkembangan yang terjadi masih diimbangi dan disaring sehingga tercipta balancing antara kemajuan zaman dan sejarah kebudayaan Bali. Seiring perjalanan waktu banyak pengelola rumah toko yang tidak siap menerima perubahan zaman sehingga mengakibatkan minat masyarakat untuk datang berkurang. Menurunnya produktifitas pada kawasan Gajah Mada membuat terjadinya penurunan kualitas kawasan, seperti kepemilikan toko tidak jelas karna mulai ditinggalkan, terjadi perubahan pada fasad dan ruang dalam sesuai selera pengelola, menimbulkan kesan kumuh, penataan pedestrian disepanjang jalan membuat elevasi rumah toko menjadi sangat rendah dari trotoar, minimnya lahan parkir yang tersedia karna banyak bermunculan permukiman di belakang rumah toko. Hal tersebut juga membuat minat pengunjung untuk berkunjung semakin minim. Persaingan bangunan fungsional dari segi kenyamanan juga sudah mulai berkembang, banyak bermunculan swalayan, supermarket yang lebih menarik untuk dikunjungi. Jika limit waktu tidak diantisipasi dengan tepat berfokus pada tindakan alternatif atau solusi untuk meningkatnya produktifitas, kawasan Heritage Gajah Mada berpotensi menjadi kawasan heritage yang mati. Untuk mencegah tertinggalnya kawasan ini perlu diadakannya penataan dan perancangan kembali Kawasan Heritage Gajah Mada menjadi industri kreatif di Kota Denpasar. Kawasan yang mulanya berfokus pada kegiatan berdagang secara offline kini akan dikembangkan menjangkau beberapa sektor. Sektor yang berpotensi dikawasan ini adalah sektor fashion, kuliner, musik, workshop, dan entartain. Lima sektor tersebut diangkat karna originalitas items yang didagangkan sejak etnis cina datang hingga sekarang masih memiliki daya tarik yang tinggi, namun belum terfasilitasi dengan baik.
Fasilitas Eco Lodge dengan Pendekatan Tema Eko Arsitektur di Desa Jati Luwih Tabanan: Bahasa Indonesia Kusuma, I Gusti Bagus Ananda; Maha Putra, I Nyoman Gede; Nurwarsih, Ni Wayan
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 11 No. 2 (2023): UNDAGI : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.11.2.7052.247-254

Abstract

Akomodasi Wisata yang ada di Desa Wisata Jati Luwih kebanyakan masih kurang memperhatikan lingkungan alam sekitarnya yang seharusnya menjadi potensi bagi desa tersebut. Dengan adanya fasilitas akomodasi wisata Eco-Lodge diharapkan menjadi contoh untuk masyarakat atauapun investor dalam merencanakan akomodasi wisata kedepannya lebih memperhatikan lingkungan alam lebih baik lagi demi kebaikan lingkungan Desa Wisata Jati Luwih. Akomodasi Eco-Lodge merupakan fasilitas akomodasi penginapan yang ramah lingkungan, pada fasilitas ini menawarkan keindahan lingkungan alami sebagai potensi untuk wisatawan dalam menikmati fasilitas ini. Fasilitas akomodasi ini memperhatikan lingkungan alami dengan meminimalisir kerusakan lingkungan eksistingnya dan menjadikan lingkungan eksisting sebagai potens.
Perancangan Eco-Park Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai: Bahasa Indonesia Suputra, I Gusti Ngurah Made Dharma; Wicaksana, Gde Bagus Andhika; Kurniawan, Agus; Nurwarsih, Ni Wayan; Suparsa, Tjokorda Gede Dalem
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.12.1.9778.66-73

Abstract

Bali has a mangrove forest with an area of 1,353 ha, which has been designated as a Grand Forest Park since 1993. The economic and environmental potential of this mangrove includes natural recreation, processed products, and ecosystem sustainability. Irresponsible use can damage ecosystems, affect sustainability, and threaten ecotourism. An ecotourism concept that pays attention to ecological sustainability is proposed as a solution, with the application of renewable materials such as bamboo and wood in the planning and design of tourist facilities. This approach aims to minimize damage to the mangrove ecosystem. The design of the Mangrove Ecopark in Tahura Ngurah Rai is expected to improve the local community's economy and support the development of sustainable natural tourism destinations in Bali.
Penerapan Konsep Rasi Bintang Polaris pada Redesain Terminal Pelabuhan Penyebrangan Mentigi: Bahasa Indonesia Kirana, Kesha Gde Adibhakta; Nurwarsih, Ni Wayan; Kurniawan, Agus; Wicaksana, Gde Bagus Andhika; Adiartha, Made Arya
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.12.1.9793.59-65

Abstract

Nusa Penida is a small island located southeast of Bali and is part of Klungkung Regency. The natural beauty of Nusa Penida is the main attraction for tourists. Although Nusa Penida has great tourism potential, transportation access to Nusa Penida is one of the challenges. Such as the lack of supporting facilities at the Port Terminal, which is relatively small in size while Nusa Penida experiences rapid growth in the number of tourists from year to year. One of them is the condition of Mentigi Port Terminal, where the infrastructure is poorly maintained and inadequate, making it inefficient to handle the increasing number of tourist ships and passengers, thus potentially hindering economic and tourism growth. Observation is the use of a method by observing and recording data on analyzed matters to enhance insight. Data collection through two-way communication (interviews) to gather information from relevant respondents where the interviewer directly asks questions about a researched object and previously designed data collection for research data collection. Literature Study is a study by collecting and recording data sourced from literature, journals, documents, etc., to obtain researched data. Currently, there is no suitable transportation center for tourists on Nusa Penida, especially the port in terms of facilities that do not follow current developments as a transportation hub on Nusa Penida Island. Therefore, Redesign of Mentigi Port Terminal are crucial because from year to year, tourists are very active and increasing in visiting Nusa Penida, so it is necessary to have a terminal and supporting facilities at the port to facilitate the increasing number of tourists so that they feel safe and comfortable in their first impression stepping foot on Nusa Penida.
Penerapan Tema Ekologi pada Perencanaan dan Perancangan Pusat Konservasi Penyu di Pulau Serangan Denpasar: Bahasa indonesia Mahendra, Kadek Dwi Yoga; Kurniawan, Agus; Nurwarsih, Ni Wayan; Wicaksana, Gde Bagus Andhika; Utari, Cokorda Istri Arina Cipta
Undagi : Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/undagi.12.1.9799.111-118

Abstract

Turtles, endangered marine reptiles, are internationally protected and regulated by national laws in Indonesia. Despite conservation efforts, research indicates a significant decline in turtle populations due to environmentally unfriendly exploitation. Bali has the potential to serve as a turtle nesting site, but existing conservation facilities are not optimal. The facilities in Bali lack attention to the needs of turtles, and limited infrastructure hampers the development of breeding grounds, especially with a shortage of research facilities. This phenomenon is feared to jeopardize the sustainability of turtle populations and damage their habitats. As a solution, a facility is proposed that integrates turtle conservation and educational tourism on Serangan Island, Bali. The design is not only recreational and educational but also meets technical conservation requirements. Serangan Island is chosen for its safety for turtles, being far from settlements, and strategically located for turtle migration. This research is a qualitative descriptive research with data collection methods in the form of observation and literature study. The Turtle Conservation Center on Serangan Island is planned with the basic concept of sustainable architecture, integrating environmental science and architecture to achieve comprehensive sustainability and the theme of Ecological Architecture, maintaining the balance of natural and artificial environments. Thus, the presence of the Conservation Center is expected to not harm the environment and increase public awareness of the importance of turtle conservation.
DESAIN RUANG PUBLIK MASA DEPAN: STUDI RUANG PUBLIK INDOOR DAN OUTDOOR DI BALI Prasandya, Km. Deddy Endra; Satria, Made Wina; Nurwarsih, Ni Wayan
Jurnal Pengembangan Kota Vol 11, No 1: Juli 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpk.11.1.71-81

Abstract

Ruang publik harus mengakomodasi peran esensinya sebagai ruang responsif, demokrartis dan bermakna. Siklus wabah penyakit yang berulang kali terjadi di dunia yang disebabakan oleh virus mulai tahun 1500-an hingga 2020-an, dapat menjadi pertimbangan dalam mendesain ruang terbuka publik masa depan. Pandemi Covid-19 yang terjadi tiga tahun silam menyebabkan banyak ruang publik yang ditutup karena tidak mampu mengakomodasi ruang yang aman dan nyaman bagi warga kota. Peran responsif ruang publik diuji, elemen penyusun ruang publik perlu disesuaikan untuk menciptakan ruang publik yang mampu mengakomodasi kebutuhan dan keinginan warga kota sebagai penggunanya. Penelitian ini berupaya merumuskan kriteria elemen penyusun ruang publik yang responsif di masa depan serta menilai sejauh mana kriteria tersebut diterapkan pada ruang publik di Bali. Metode kuantitaif digunakan, dengan menggunakan bantuan perangkat lunak JMP. Hasil penelitian menyimpulkan elemen desain, fasilitas, dan pengelolaan serta pemeliharaan ruang publik di Bali perlu disesuaikan agar menjadi lebih responsif di masa depan. Apabila ditinjau dari kriteria ruang publik responsif, ruang publik indoor dan outdoor masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan.
Perencanaan Pura Pesimpangan Kahyangan Jagat Luhur Puncak Bukit Puun Sari, Putri Ayu Devy Permata; Anggawirya, Anak Agung Bagus Bayu; Nurwarsih, Ni Wayan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 9 (2024): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i9.1621

Abstract

Pura Puncak Puun merupakan salah satu pura kahyangan jagat yang terletak di Desa Soka Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pura ini berada dipuncak bukit, untuk menuju lokasi perjalanan melalui hutan yang tidak bisa diakses kendaraan bermotor, sehingga perlu berjalan kaki kurang lebih menempuh waktu 2 jam perjalanan. Dikarennakan perjalanan yang lumayan jauh dan akses yang sulit, Masyarakat ingin membuat pura pesimpangan yang berada ditengah-tengah antara Pura Batu Lumbung dan Pura Puncak Puun. Lokasi yang ditentukan oleh krama desa cukup mudah diakses dan terdapat pohon bering yang disucikan yang biasa digunakan sebagai patokan dalam pembangunan Pura Pesimpangan Puncak Bukit Puun. Berdasarkan kondisi yang dialami Bendesa Adat Soka meminta bantuan Tim PkM Universitas Warmadewa untuk dibuatkan gambar perancangan Pura Pesimpangan Pura Puncak Bukit Puun. Tim PkM merespon kondisi yang disampaikan oleh Bendesa Adat Soka, dengan melakukan penjajakan awal untuk melihat kondisi site yang rencananya dijadikan lokasi Pura Pesimpangan Puncak Bukit Puun. Berdasarkan hasil penjajakan awal yang dilakukan Tim PkM, Pura Pesimpangan Puncak Bukit Puun membutuhkan Masterplan yang berisikan data dokumentasi kondisi eksisting kawasan yang dijadikan lokasi rencana pembangunan, data topografi site dan gambar perencanaan Pura Pesimpangan Puncak Bukit Puun baik itu gambar 2D maupun 3D. Pengabdian ini terlaksana atas kerjasama pihak Desa Soka Penebel Tabanan, Ikatan Arsitek Indonesia Cabang Bali dan Juga Universitas Warmadewa. Diharap kedepannya Tim PkM Universitas Warmadewa dapat membantu terselenggaranya Pembangunan Pura Pesimpangan Puncak Bukit Puun sesuai dengan yang akan direncanakan pada tahap ini.
SETTING RUANG KOMUNAL DI SEPANJANG PANTAI SANUR, BALI. Nurwarsih, Ni Wayan; Wijaya, I Kadek Merta
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:. Beach spaces in Bali, for traditional communities are very important and are part of their ritual life cycle. Open space on the beach is very important because it can accommodate many religious, social, cultural and ritual activities. The many social levels of the community come together to use the area on the beach to carry out various kinds of activities, to produce spaces and areas that are architecturally formulated and their meanings. The communal space setting on the object of research is intended to find out whether communal space already exists or is newly formed after various activities are present. Or the space has never existed, even though there are indeed private spaces that have been acknowledged by users and providers of tourist accommodation that were present later. The method used is descriptive qualitative method by thinking logically, structured and creatively, by mapping activities based on time segments and interviews. Formulate problems by describing the problem into smaller and more manageable segments, identifying patterns, solving complex problems into small steps, organizing and making a series of steps to provide solutions, and construct data representations through simulation. Keyword: Public Space Conflict, Space Pattern, Meaning of Space. Abstrak : Ruang-ruang pantai di Bali, untuk masyarakat tradisional menjadi amat penting dan merupakan bagian dari siklus kehidupan ritual mereka. Mengapa demikian, karena ruang pantai dapat mengakomodasi banyak kegiatan keagamaan, sosial, budaya dan ritual. Berbagai macam tingkatan sosial masyarakat hadir bersama-sama menggunakan area pantai untuk melakukan berbagai macam aktifitas, hingga menghasilkan ruang dan area yang secara arsitektur harus di telurusi bentuk dan maknanya. Setting ruang komunal pada objek penelitian dimaksudkan untuk menemukan apakah ruang komunal sudah ada atau baru terbentuk setelah beragam kegiatan hadir di tempat tersebut. Atau ruang tersebut tidak pernah ada, bahkan yang ada memang ruang-ruang privat yang sudah diakui oleh pengguna dan penyedia akomodasi wisata yang hadir belakangan. Metoda yang digunakan yakni metoda dengan jalan berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif, dengan melakukan mapping kegiatan berdasarkan segmen waktu dan wawancara. Merumuskan masalah dengan menguraikan masalah tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, mengidentifikasi pola, memecahkan masalah selain kompleks menjadi langkah-langkah kecil, mengatur dan membuat serangkaian langkah untuk memberikan solusi, dan membangun representasi data melalui simulasi. Hasil penelitian menujukan bahwa ruang komunal tidak hadir begitu saja di ruang publik apabila ruang tersebut terzonasi dan diberikan batas. Kata Kunci :  Konfilk Ruang, Pola Ruang, Makna Ruang.