Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pesan Komunikasi dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah SAW Miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 7 No 2 (2019): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad SAW sebagai seorang utusan  Allah  SWT, punya tugas utama membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan  penyampaian wahyu  dan  ajaran  beriman  kepada Allah biasanya  disebut  dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini selama 23 tahun. Para sejarahwan menbagi periode dakwah yang dilakukan oleh Muhammad SAW ke dalam beberap tahapan.  Dakwah tahap  pertama dilakukan secara sirriyah atau tetutup di lingkungan keluarganya sendiri dengan  sanak famili terdekat. Tahapan berikutnya, Kemudian Muhammad SAW melakukan dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Meskipun dakwah ini belum memperoleh hasil yang menggembirakan. Dakwah  secara  luas mulai dilakukan,di periode Madinah. Setelah kaum muslimin mulai punya kekuatan dan disegani di Jazirah Arab dan pada akhirnya dakwah Islam bisa dapat diterima. Fungsi kerasulan yang ditugaskan kepada Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin dakwah. Sifat-sifat itu antara lain disiplin wahyu, memberikan teladan, komunikasinya  efektif selalu dekat dengan umatnya, memberi wewenang serta pengkaderan. Pemimpin dapat dipastikan untuk senantiasa melakukan komunikasi. Tanpa komunikasi maka proses kepemimpinannya tidak akan akan berlangsung dengan baik. Dalam konteks inilah dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan pada hakekatnya juga proses komunikasi terus menerus, dalam pengertian komunikasi dilakukan oleh seorang pemimpin.
Peran Komunikasi dalam Komunikasi Dakwah miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 10 No 2 (2022): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajaran beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini selama 23 tahun. Para sejarahwan menbagi periode dakwah yang dilakukan oleh Muhammad SAW ke dalam beberap tahapan. Dakwah tahap pertama dilakukan secara sirriyah atau tetutup di lingkungan keluarganya sendiri dengan sanak famili terdekat. Tahapan berikutnya, Kemudian Muhammad SAW melakukan dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Meskipun dakwah ini belum memperoleh hasil yang menggembirakan. Dakwah secara luas mulai dilakukan,di periode Madinah. Setelah kaum muslimin mulai punya kekuatan dan disegani di Jazirah Arab dan pada akhirnya dakwah Islam bisa dapat diterima. Berdakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiyah kepada orang lain. Agar pesan tersebut bisa dipahami dengan baik, diperlukan adanya penguasan komunikasi yang efektif. Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabargembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajaran beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan peran dakwahnya selama 23 tahun. Para sejarahwan membagi periode dakwah yang dilakukan oleh Muhammad SAW ke dalam beberapa tahapan. Dakwah tahap pertama dilakukan secara sirriyah atau tertutupdi lingkungan keluarganya sendiri dengan sanak famili terdekat, meskipun dakwah ini belum memperoleh hasil yang mnggembirakan. Tahapan berikutnya, kemudian Muhammad SAW melakukan dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Dakwah secara luas mulai dilakukan di periode Madinah. Setelah kaum muslimin mulai punya kekuatan dan disegani di Jazirah Arab dan pada akhirnya dakwah Islam bisa dapatditerima. Peran kerasulan yang ditugaskan kepadaMuhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki Muhammad SAW sebagai seorang pembawa risalah dakwah. Sifat-sifat itu antara lain disiplin waktu, memberikan teladan, komunikasinya efektif selalu dekat dengan umatnya, memberi wewenang serta pengkaderan. Dengan demikian komunikasi memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan dan memastikan seorang pemimpin pembawa risalah untuk senantiasa bekerja lebih produktif, efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Tanpa komunikasi maka proses kepemimpinannya tidak akan berlangsung dengan baik. Dalam konteks inilah dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan pada hakekatnya juga proses komunikasi secara terus menerus, dalam pengertian komunikasi dilakukan oleh seorang pembawa risalah ilahi.
Peran Komunikasi dalam Komunikasi Pembangunan miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 11 No 1 (2022): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi adalah proses menyampaikan pesan-pesan (Ilahiyah) kepada orang lain. Agar pesan tersebut bisa dipahami dengan baik, diperlukan adanya penguasan komunikasi yang efektif. Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabargembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Peran komunikasi yang ditugaskan kepada Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh masyarakat dan seluruh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh komunikator memberikan teladan, komunikasinya efektif selalu dekat dengan masyarakat dan umatnya. Setiap komunikasi pembangunan menginginkan adanya perubahan nilai atau pun penggunaan suatu nilai lama untuk tujuan yang baru ( pembangunan mental dan material. perubahan dalam nilai maupun tujuan dengan sendirinya akan menginginkan perubahan sikap (attitude change) dari setiap anggotamasyarakat. Salah satu syarat yang terpenting dari komunikasi pembangunan adalah bahwa motivasi penduduk harus diketahui untuk dimanfaatkan dan dikaitkan dengan idea pembangunan. Mencermati essensi, tujuan dan mekanisme komunikasi pembangunan; ternyata ada titik singgung cukup besar yang mempertemukannya dengan dakwah. Dengan demikian kegiatan dakwah dapat kita lihat sama dengan komunikasi pembangunan. Jika komunikasi pembangunan mentransmisikan ide-ide dan gagasan-gagasan untuk kepentingan pembangunan, misalnya pembangunan manusia seluruhnya maka demikian pula halnya dengan dakwah yang banyak melakukan pembinaan ummat. Semua itu pada dasarnya mengacu serta berorientasi pada dasar pijakan yang mudah dipertemukan; sebab pada prinsipnya sama-sama untuk kepentingan serta kemaslahatan pembangunan masyarakat. Dengan demikian kegiatan dakwah sejalan dengan proses pembangunan secara menyeluruh. Kegiatan pembangunan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat untuk kemajuan sosial dan keadilan serta kualitas lainnya. Dalam prosesnya, pembangunan masyarakat ini perlu disosialisasikan dan dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi pembangunan secara khusus hadir sebagai jawaban atas hal itu.
Pengembangan LKPD interaktif untuk pembelajaran berdiferensiasi Hardiansyah, Hadi; Asmawi, Umi Sumiati; Kamil, Nurdin; Miftakhuddin; Darmansyah, Ady
JURNAL PENDIDIKAN DAN SAINS Vol 3 No 2 (2024): pendidikan dan pembelajaran
Publisher : Universitas Tangerang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The concept of conventional worksheets, which are currently widely used in elementary schools, in fact does not have much of a positive impact on science learning outcomes in class. Especially if used in differentiated learning that uses more than one learning method. To overcome this problem, researchers aim to develop Liveworksheet-based Interactive Digital Worksheets that can be used in digitally differentiated learning via PCs or Smartphones. This study uses a research and development methodology with a model popularized by Dick and Carey. The instruments used in this study were interviews, questionnaires and tests. The results of this study are Interactive LKPD on Liveworksheet-based Science learning. Based on the results of the pre-test and post-test analysis, the researchers found significant differences in learning outcomes between these stages with satisfactory final results. So it can be concluded that the Liveworksheet-based Interactive LKPD is able to improve student learning outcomes in science learning in elementary schools
Analisis Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas Rendah di Pelajaran Bahasa Indonesia Wulandari, Fatsi; Silvia, Inez; Miftakhuddin
JURNAL PENDIDIKAN DAN SAINS Vol 1 No 2 (2022): Pendidikan dan Bahan Ajar
Publisher : Universitas Tangerang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

— Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Greenberg dan Baron dalam Buyung (2007:38) mendefinisikan kemampuan sebagai kapabilitas mental dan fisik untuk mengerjakan berbagai tugas. Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Membaca adalah mengungkapkan suatu imajinasi terhadap suatu pembaca yang disukai khalayak ramai dan juga dimengerti oleh seseorang yang dicintai. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Tujuan dari membaca permulaan agar siswa mengetahui lambanglambang huruf, suku kata serta teks bacaan sederhana. Siswa mampu Membaca secara tepat dan jelas dalam penyampaian bacaannya, Kemudian memudahkan siswa dalam kegiatan belajar untuk Memperoleh pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk tulisan dan Dapat diterima dengan baik. Tanpa adanya kemampuan membaca seseorang tidak akan mengetahui maksud dan tujuan informasi yang Tersirat pada suatu teks. Tahap paling awal seseorang belajar membaca perlu memiliki kemampuan membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan urutan paling dasar agar seseorang dapat membaca. Menurut Wartini et al., (2015:3) membaca permulaan memiliki indikator kemampuan dalam mengenal bentuk huruf-huruf, mengetahui unsur-unsur linguistik, mengetahui hubungan pola dari ejaan serta cara berbunyi dan kecepatan ketika membaca yang berkapasitas lambat. Adanya kemampuan membaca permulaan seseorang diharapkan dapat mengenal serta menghafalkan hurufhuruf abjad, dapat melafalkan bunyi huruf dengan tepat dan memiliki kemampuan dalam menyusun huruf-huruf menjadi suku kata maupun kalimat dengan tepat. Hal tersebut akan menunjang seseorang untuk mampu membaca kalimat pendek dan bisa dilatih lebih mendalam mengenai membaca kalimat lengkap.
Home learning profile of children in rural areas: A phenomenological study in Jember, East Java Miftakhuddin; Kamil, Nurdin; Hardiansyah, Hadi
JURNAL PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN MANUSIA Vol 7 No 2 (2022): Education and Human Development Journal
Publisher : Universitas Nahdatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ehdj.v7i2.2795

Abstract

This study strives to compile a home learning (LFH) profile of rural children. This study was conducted using a phenomenological design. Data were collected through in-depth interviews and participatory observations in 13 villages. The validity of the data is checked using source triangulation and technique triangulation. Based on the qualitative analysis, the following significant findings are highlighted: (a) children and parents view LFH as government reimbursement for a crisis circumstance, rather than as a school-mandated requirement. (b) LFH in rural areas is implemented in a blended learning design (model: flipped classroom). The design was adopted since the prior full-online and hybrid learning designs were ineffective. (c) LFH participation rates tend to be low. Besides being caused by technical constraints, this is due to the socio-cultural environment that promotes pragmatism in the educational process. (d) Through the Madurese philosophy of Bhuppa'-Bhabbhu', Ghuru, Rato, the socio-cultural context gives prospects for the success of LFH and the growth of education in general. This concept serves as a guideline for the Madurese ethnic community to establish priorities and respect for three (or four) key figures in life according to Islamic tradition. underpins the child's decision to participate in LFH or not. The findings of this study have the potential to correct a number of prior studies that identified poverty and underdevelopment as the most influential determinants in the success of rural children's home learning.
KONSEP KOMUNIKASI DAKWAH DALAM METODE PEMBINAAN PEMAHAMAN AL QUR’AN miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 12 No 1 (2023): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61088/annida.v12i1.652

Abstract

Berdakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiyah kepada orang lain. Agar pesan tersebut bisa dipahami dengan baik, diperlukan adanya penguasan komunikasi yang efektif. Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajaran beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Karena itu, perlu pengembangan paradigma dakwah, yang salah satunya adalah dengan memahami metode dakwah yang tepat untuk membina dan memahamkan Al-qur’an kepada umaat. Metode dakwah yang dapat diimplementasikan dalam melakukan pembinaan dan pemahamaan Al-qur’an kepada umat. Ada beberapa metode dakwah yang bisa dilakukan. Pertama, metode Bil-hikmah kedua, Metode Mau’idzah Hasanah. Ketiga, Mujadalah billati hiyya ahsan. Al-Qur’an memberikan panduan tentang metode-metode dakwah untuk membina dan memahamkan Al-Qur’an kepada seluruh umat manusia, yaitu menyampaikan dengan lemah lembut dan perkataan-perkataan yang baik. Dengan demikian komunikasi Dakwah memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan dan memastikan seorang pembina pembawa risalah untuk senantiasa bekerja lebih produktif, efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Tanpa komunikasi dakwah maka proses pembinaan tidak akan berlangsung dengan baik. Dalam konteks inilah dapat juga dikatakan bahwa pembinaan pada hakekatnya juga proses komunikasi secara terus menerus, dalam pengertian komunikasi dilakukan oleh seorang pembawa risalah ilahi.
HAKEKAT PERENCANAAN KOMUNIKASI ISLAM DALAM MANAJEMEN ORGANISASI DAKWAH miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 12 No 2 (2024): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61088/annida.v12i2.718

Abstract

Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang mutlak perlu dilakukan, baik oleh peribadi, kelompok maupun organisasi. Perencanaan juga pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus serta diorganisasikan untuk memilih yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada bagi pencapaian tujuan tertentu. Karenanya sebuah perencanaan harus dilakukan jauh sebelum kegiatan dilaksanakan, khususnya bagi organisasi. Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Untuk itu sebuah perencanaan, apalagi tentang perencanaan komunikasi suatu organisasi akan memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan komunikasi bila melakukan tahapan-tahapan berikut ; memahami hakekat perencanaan komunikasi, pendekatan perencanaan, dan langkah-langkah kegiatan komunikasi. Adapun hakekat perencanaan merupakan langkah awal sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil yang optimal. Bila melakukan perencanaan tersebut tujuan dari komunikasi yang dibangun akan bisa dicapai dengan efektif dan efesien.. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan proses manajemen dalam organisasi dakwah. Manajemen dakwah adalah suatu proses merencanakan tugas, mengelompokkan, menghimpun, dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok tugas yang disusun, dan kemudian menggerakkannya kearah pencapaian tujuan dakwah. Dengan melaksanaan proses manajemen dakwah dapat semakin berhasil dan berpengaruh lebih luas.
PERENCANAAN KOMUNIKASI DALAM BUDAYA ORGANISASI DAKWAH miftakhuddin
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 13 No 1 (2024): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61088/annida.v13i1.792

Abstract

Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang mutlak perlu dilakukan, baik oleh peribadi, kelompok maupun organisasi. Perencanaan juga pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus serta diorganisasikan untuk memilih yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada bagi pencapaian tujuan tertentu. Karenanya sebuah perencanaan harus dilakukan jauh sebelum kegiatan dilaksanakan, khususnya bagi organisasi. Setiap organsasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang kinerja anggotanya. Sebaliknya budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota. Sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di organisasi tersebut.