Pelajar, Politik, dan Pemilu 2014 (Majalah OZIP Australia)
…
6 pages
1 file
Sign up for access to the world's latest research
Abstract
Tulisan ini membahas mengenai sikap dan peran yang sebaiknya diperankan oleh para pelajar Indonesia dalam menghadapi momentum Pemilihan Umum 2014. Tulisan didasarkan pada pengalaman dan pengamatan penulis yang telah lama bergelut di dalam organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri.
Related papers
ARISTO
Election , collectively is an instrument embody sovereignty of people intend to create government and articulate absah of their opinions and also the interests of the people , the election is requisite at least for the democracy and held by choosing the house of representatives .Based on data the ballot of its election in 2014 in kabupaten gunungkidul so prosentase participation or presence of voters legislative elections by 2014 470.455 or 78.53 % of 591.600 DPT (election in the 2014) year. For the gunungkidul in the legislative elections and presidential election 2014 period , public participation is quite high between 73 % to 84 % in each subdistrict .Participation in the presence of voters in legislative elections the highest of 83 % the sub wonosari and presence of voters in legislative elections the lowest of 73,04 % the sub girisubo. While the absence of the lowest in district wonosari of 16,89 % and the absence of the highest in district girisubo at 26,96 % .partisipasi political people are usually are to social basis-particular political base. The same base will get people to participate hence can dilkelompokkan over, first, class, namely individu-individu involved in political participation because have social status, income and lapngan the same job, both, communal group, namely individuals engaged having tribe, religion, race and the same language.Third, neighborhood the individuals engaged because have residence adjacent to each other, fourth, faction, the individuals engaged in participation because they united by private inetraksi very high each other yang.literarasi politics was, practical understanding on the concept " taken from the day to " day and language.One of the politics of cultural political prominent in indonesia tendency the formation of links between patronage , both for the and the community. There are two individuals in this culture the patron and client that make interaction timbale back with exchange resources masing-masing parties. Patron with the resources of power, position, protection, attention and often of material, while clients with the resources of energy, support, and loyaltyThis tendency patronage can be determined widely both in the bureaucracy and in the masyarakat.penelitian it uses a qualitative methodology the case study commonly used for exposing and understand something behind a little was found and give details on the phenomena complex difficult expressed by quantitative methods. A population that used in this research was people were enrolled in regular voters (DPT) in the village jerukwudel and karangawen in girisubo, gunungkidul district.
Penelitian ini berawal dari fakta bahwa telah terjadi peningkatan jumlah Golput (Golongan Putih) dalam Pemilihan Umum. Di mana angka partisipasi pemilih dalam Pemilu mengalami penurunan dari waktu ke waktu (Pemilu 1995 - Pemilu 2009) dari 90% menjadi 72%. Kemudian angka Golput meningkat pada Pemilu 1999 jumlah mereka adalah 10,40%. Sedangkan pada Pemilu 2009 angka Golput mencapai 28% (Dyah Adriantini dan Shinta Dewi, 2009). Hal ini diduga dipenaruhi oleh pendidikan politik yang duterima oleh masyarakat belum berjalan optimal dan juga kinerja partai politik terhadap sikap apatis pemilih dalam pemilu yang melahirkan Golput. Lebih jauh penelitian ini bertujuan: (1) Pendidikan politik yang telah dijalankan oleh pemerintah tentang peran penting pemilu bagi terwujudnya pemerintahan yang demokratis. (2) Kinerja partai politik dalam membangun kesadaran masyarakat tentang hak asasi mereka sebagai pemilih. (3) Sikap apatis masyarakat terhadap Pemilihan Umum. (4) Pengaruh pendidikan politik dan kinerja partai politik terhadap sikap apatis pemilih dalam pemilu. Signifikansi penelitian adalah: (1) Bagi pemerintah, mencari solusi terhadap peningkatan jumlah Golput dari masa ke masa. (2) Bagi Parpol (partai politik), membangun kepercayaan masyarakat terhadap kinerja partai politikk yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terlibat sebagai pemilih dalam pemilu. (3) Bagi pemilih atau masyarakat, meminimalisir sikap apatis masyarakat terhadap peran penting pemilu dalam mewujudkan pemerintahan yang kredibel. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif sebagai metode penelitian yang dijalankan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat yang telah berhak menjadi pemilih dalam Pemilu 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat pemilih yang berdomisili di daerah Padang Utara dan Padang Timur. Teknik penarikan sampel dilakukan secara acak atau random. Metode pengumpulan data dilakukan melalui: (1) Skala Psikologi. (2) Angket. (3) Wawancara. (4) Studi Dokumentasi. Penganalisaan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS Versi 18 dan menggunakan teknik analisa regresi untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel yang lain. (*)
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2024
In 2024, Indonesia will hold general election, which is a routine agenda of every five years. But the 2024 election has an important signification as it would determine Indonesia's future. Apart from electing new members of parliament and a new president, after President Joko Widodo was unable to run for office due to the provisions of the 1945 Constitution, the 2024 election will be a touchstone for assessing the quality of democracy in Indonesia. At the end of Susilo Bambang Yudhoyono's administration, Indonesia's democracy was said to have stagnated, because President Susilo Bambang Yudhoyono's policies were more accommodative to various parties within the parliament in order to maintain political stability and economic growth. With such kind of policy, reform of the bureaucracy and the military must have proceeded slowly, and eradicating corruption is still a big homework, and the protection of minorities and freedom of the press had to be fought for. But under the Jokowi's administration, Indonesia's democracy is said to have suffered a setback due to political polarization, revision of the Corruption Eradication Commission (KPK) law, rampant corruption, and restrictions on civil liberties. To overcome this situation, it is important to provide political education to the public so that they are able to choose qualified leaders, such as through conducting lectures and discussions. The paper is a report of discussion held at Sunga Rukam village, Enok Subdistrict, Indragiri Hilir District. It showed that thatparticipants have a good understanding of political developments, especially those related to
JDISTIRA
Sistem politik demokrasi adalah sistem politik dimana kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah dilaksanakannya pemilihan umum secara regular baik untuk mengisi jabatan lembaga eksekutif maupun lembaga legislatif. Pendidikan politik adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 atau lebih atau sudah/pernah kawin. Namun dalam laporan kegiatan pengabdian masyarakat ini pemilih pemula yang dimaksud adalah para santriwan/santriwati Pondok Pesantren Tahfizul Quran Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Kecamatan Kampar yang sedang duduk di bangku kelas XI dan Kelas XII Madrasah Aliyah (SLTA) yang diprediksi sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum 14 Februari 2024 mendatang. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini dengan cara ceramah, sharing session, dan simulasi dengan v...
Media massa memiliki peran yang besar dalam menyukseskan Pemilu di Indonesia. Berbagai media massa memberikan informasi kepada masyarakat melalui iklan politik khususnya pada Pemilu Presiden 2014. Kota Malang sebagai salah satu kota industri yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai buruh serta beragam pekerjaan yang lainnya memiliki tingkat partisipasi tinggi pada Pemilu Presiden 2014, sehingga Kota Malang dijadikan sebagai tempat penelitian dengan tujuan untuk melihat pengaruh dari media massa terhadap pilihan politik buruh dan PNS yang bekerja di Kota Malang. Perilaku pemilih (voting behaviour) dipilih sebagai pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan pertimbangan buruh dan PNS dalam menentukan pilihannya. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yang menggunakan sampel sebanyak 100 responden buruh dan 97 responden PNS dengan penyebaran sampel menggunakan Purposive Sampling. Metode pengambilan data menggunakan teknik kuesioner, wawancara, observasi, dan studi pustaka. Dalam menguji hipotesis penelitian digunakan alat bantu program SPSS 16. Teknik analisa data yang dignakan yaitu frekuensi, crosstabulation, dan regresi linier sederhana untuk mengukur tingkat signifikansi variabel pengaruh media massa terhadap pilihan politik buruh dan PNS. hasilnya bahwa media massa tidak mempengaruhi pilihan politik buruh dan PNS, disebabkan terdapat faktor lain seperti keluarga dan tokoh masyarakat yang mempengaruhi pilihan politik. Kata Kunci: buruh, media massa, perilaku pemilih, dan PNS
SAP (Susunan Artikel Pendidikan)
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami media pendidikan politik seperti apa yang menarik dan dibutuhkan bagi pemuda agar substansi dan fungsi pendidikan politik berjalan seoptimal mungkin. Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun terakhir berdampak signifikan pada penyelenggaraan pendidikan politik sebagai konsekuensi logis dari pembatasan aktivitas di luar rumah. Media yang digunakan sebelum pandemi menjadi tidak optimal dalam membangun pemahaman politik. Hal ini membuat masyarakat (termasuk pemuda) memerlukan alternatif lain yang sesuai dengan kondisi pandemi. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Partisipan dalam penelitian ini adalah pemuda, praktisi, dan ahli. Analisis data kuantitatif dilakukan secara statistik deskriptif dan kualitatif menggunakan analisis model Miles dan Huberman. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan politik dipandang sebagai suatu hal yang berkaitan dengan urusan-urusan negara oleh para pemuda saat ini. Dalam konteks pandemi Covid-19, media pendidikan politik yang dipandang menarik dan dibutuhkan bagi pemuda adalah media pendidikan politik yang tidak langsung, seperti media sosial yang memuat konten audio visual yang menarik, interaktif, terkini, dan ringan sehingga bisa menjangkau banyak pemuda secara luas dan lebih diminati. Selain itu, drama korea dipandang bisa dijadikan sebagai alternatif media pendidikan politik.

Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.