Incident Command System (ICS) bukan sekadar kerangka manajemen bencana. Ia adalah standar global untuk memastikan semua pihak bergerak di bawah satu komando ketika krisis terjadi.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia. Gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, hingga krisis industri bisa terjadi kapan saja.
Banyak perusahaan merasa tenang karena sudah punya Business Continuity Plan (BCP). Dokumen tebal, penuh skenario, lengkap dengan target recovery. Tapi ketika krisis benar-benar datang, muncul
Setiap musim kemarau, kata karhutla (kebakaran hutan dan lahan) kembali menghantui Riau. Tahun 2025 tidak terkecuali. Asap tebal menutup langit, aktivitas masyarakat terganggu, hingga menembus
Incident Command System (ICS) saat ini sangat efektif dalam merespons berbagai krisis, mulai dari kebakaran hutan hingga bencana industri. Namun, sistem ini masih bergantung pada
Pemerintah semakin gencar melakukan inspeksi K3 pada 2025. Lonjakan angka kecelakaan kerja dan tekanan untuk memastikan kepatuhan terhadap SMK3 membuat banyak perusahaan merasa perlu meninjau
Kerja hybrid dan WFH telah menjadi bagian dari kehidupan modern. Namun, banyak pekerja mulai merasakan keluhan fisik seperti sakit punggung, leher kaku, dan kelelahan mata.
Bagi perusahaan berisiko tinggi seperti migas, kimia, manufaktur, atau konstruksi, memiliki tim tanggap darurat bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Salah satu kerangka kerja yang diakui
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terkait pengurusan Sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penetapan tersangka diumumkan