Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Berbasis Pengetahuan Masyarakat Lokal Kampung Nanggouw Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Gafur, Muzna Ardin Abdul
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 3, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i1.1233

Abstract

Kampung Nanggouw Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw merupakan perkampungan penduduk asli suku Abun, terletak di wilayah Pesisir Dsitrik Sausapor Kabupaten Tambrauw.  Kampung ini berjarak 108 km dari Kota Sorong, dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama lebih kurang 5 jam menggunakan kenderaan roda empat.  Permasalahan utama di kampung ini adalah rendahnya tingkat  kesehatan masyarakat.  Penyakit yang umumnya menyerang adalah malaria, infeksi paru-paru dan penyakit kulit.  Fasilitas kesehatan dan pendukungnya masih sangat kurang, di kampung ini tidak terdapat puskesmas.  Untuk berobat, masyarakat harus ke Ibukota Distrik atau ke Ibukota kabupaten.   Salah satu alternatif penyelesaian masalah kesehatan di Kampung Nanggouw adalah dengan cara membekali masyarakat agar dapat mengatasi permasalahan kesehatan secara mandiri.   Kampung dengan kekayaan sumber daya alam yang besar  ini    memiliki potensi tumbuhan obat yang cukup banyak, akan tetapi informasi dan pengetahuan masyarakat terhadap mafaat tumbuhan obat itu masih sangat kurang.  Oleh sebab itu dianggap penting untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pengalaman tentang jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, cara pengolahan dan penyiapannya dalam bentuk siap pakai.  Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk sosialisai dan penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu-ibu, pemuda dan remaja.
Growth Response and Yield Of Lettuce (Lactuca Sativa L.) On Top Soil Alfisol Planting Media From Jamaimo Village, Mariat District, Sorong Regency To Bio Boost Fertilizer Treatment Nurul Fajeriana; Muzna Ardin Abdul Gafur; Iskandar Iskandar
JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA (JUATIKA) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Agronomi Tanaman Tropika (JUATIKA)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/juatika.v4i1.1798

Abstract

Lettuce has great potential to be developed. However, the limited condition of agricultural land in Indonesia requires alternative for efficient cultivation systems that can maintain the yield and growth of lettuce plants. Therefore, the cultivation carried out in this study was cultivation on narrow land with polybags using planting media top soil Alfisoll from Jamimo Village, Mariat District, Sorong Regency. Considering this, a study was conducted to determine the effect of best concentration of liquid Bioboost organic fertilizer in increasing the growth and yield of lettuce on Alfisol top soil planting media. This research was conducted in Klawuyuk Village, Sorong City, and analyzed soil samples at the Chemistry and Soil Fertility Laboratory, Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, Hasanuddin University Makassar. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with one treatment factor, namely the concentration of Bio-Boost liquid organic fertilizer which consisted of 4 treatment levels, namely 1) without Bio-Boost liquid organic fertilizer (control)); 2) 60 ml Bio- Boost liquid organic fertilizer + 1 liter of water 3) 80 ml Bio-Boost liquid organic fertilizer + 1 liter of water; 4)100 ml Bio-Boost liquid organic fertilizer + 1 liter of water. Observational data were analyzed statistically with analysis of variance at the 5% level. The dosage of Bio-Boost liquid organic fertilizer gave a very significant effect on the growth and yield of lettuce on Alfisol top soil planting media, where the concentration of B2 treatment (80 ml of Bio-Boost liquid organic fertilizer + 1 liter of water) resulted in variables growth and the highest yield, namely plant height 39.5 cm, several leaves 11, leaf area 91.3 cm, and wet weight 610, 4 gr.
Pelatihan Teknik Budidaya Tanaman Obat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Di Masa Pandemi Covid 19 Muzna A.A Gafur; Ponisri Ponisri; Febrianti Rosalina
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i1.4802

Abstract

Pelatihan Teknik budidaya tanaman obat kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di masa pandemi ini.  Melalui pelatihan ini diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang jenis tanaman yang berkhasiat obat, mengetahui teknik budidaya yang mudah, penyiapan media tanam yang baik, dan pemeliharaan yang tepat. Metode pelatihan dilaksanakan dalam bentuk pemberian materi/penyuluhan, diskusi kelompok, dan praktik teknik budidaya. Setelah pelatihan, dilanjutkan dengan pendampingan teknik budidaya kepada peserta.  Pelatihan ini bekerja sama dengan ibu-ibu anggota Aisiyah Kota Sorong sebagai mitra, dengan lokasi kepada tiga (3) kelompok anggota Aisiyah yang tersebar di Distrik Sorong Barat, Distrik Sorong Utara dan Distrik Sorong Timur, Kota Sorong.  Pelatihan ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap program Sekolah Wirausaha Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Sorong. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis dan manfaat tanaman obat, Teknik budidaya tanaman obat dan keterampilan keterampilan masyarakat tentang tahapan budidaya tanaman obat secara mudah dan praktis mengalami peningkatan. Adapun persentase tingkat pengetahuan peserta rata-rata meningkat menjadi 71,85% dari total semua peserta dari 3 lokasi sebanyak 135 peserta. Berdasarkan kegiatan sosialisasi dan pelatihan Budidaya Tanaman Obat yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat sangat termotivasi untuk membudidayakan tanaman obat di pekarangan sebagi upaya menyediakan alternatif obat untuk pencegahan penyakit ataupun pertolongan pertama manakala terserang penyakit tertentu. Training on medicinal plant cultivation techniques in the community is one form of community empowerment efforts during this pandemic. Through this training, it is hoped that the community will learn about types of plants with medicinal properties, know easy cultivation techniques, prepare good planting media, and proper maintenance. The training method is carried out by providing material/counselling, group discussions, and cultivation techniques. After the training, it was followed by mentoring cultivation techniques for the participants. This training collaborates with Aisiyah members, Sorong City as partners, with locations for three (3) groups of Aisiyah members spread across West Sorong District, North Sorong District, and East Sorong District Sorong City. This training is also a form of support for the Aisyiyah Regional Leadership School of Entrepreneurship program in Sorong City. The activity results show that public knowledge about the types and benefits of medicinal plants, medicinal plant cultivation techniques and community skills regarding the stages of cultivating medicinal plants easily and practically has increased. On average, the percentage of participants' knowledge level increased to 71.85% of all participants from 3 locations with as many as 135 participants. Based on the socialization and training on Medicinal Plant Cultivation that has been carried out, it can be concluded that the community is highly motivated to cultivate medicinal plants in their yards as an effort to provide alternative medicines for disease prevention or first aid when afflicted with certain diseases.
Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Berbasis Pengetahuan Masyarakat Lokal Kampung Nanggouw Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Muzna Ardin Abdul Gafur
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 3 No. 1 (2021): Januari
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i1.1233

Abstract

Kampung Nanggouw Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw merupakan perkampungan penduduk asli suku Abun, terletak di wilayah Pesisir Dsitrik Sausapor Kabupaten Tambrauw.  Kampung ini berjarak 108 km dari Kota Sorong, dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama lebih kurang 5 jam menggunakan kenderaan roda empat.  Permasalahan utama di kampung ini adalah rendahnya tingkat  kesehatan masyarakat.  Penyakit yang umumnya menyerang adalah malaria, infeksi paru-paru dan penyakit kulit.  Fasilitas kesehatan dan pendukungnya masih sangat kurang, di kampung ini tidak terdapat puskesmas.  Untuk berobat, masyarakat harus ke Ibukota Distrik atau ke Ibukota kabupaten.   Salah satu alternatif penyelesaian masalah kesehatan di Kampung Nanggouw adalah dengan cara membekali masyarakat agar dapat mengatasi permasalahan kesehatan secara mandiri.   Kampung dengan kekayaan sumber daya alam yang besar  ini    memiliki potensi tumbuhan obat yang cukup banyak, akan tetapi informasi dan pengetahuan masyarakat terhadap mafaat tumbuhan obat itu masih sangat kurang.  Oleh sebab itu dianggap penting untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan pengalaman tentang jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, cara pengolahan dan penyiapannya dalam bentuk siap pakai.  Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk sosialisai dan penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu-ibu, pemuda dan remaja.
Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan Kota Di Kawasan Bandara Deo Kota Sorong (Studi Kasus di Kelurahan Malaingkedi dan Kelurahan Remu Selatan) Muzna AA Gafur; Lona Helty Nanlohy; Flora Veronika Naa
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v9i1.290

Abstract

Persepsi sangat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Seseorang yang mempunyai persepsi yang benar mengenai konservasi kemungkinan besar orang tersebut berperilaku positif terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan. Dengan demikian persepsi dapat mempengaruhi orang dalam menentukan sikap dan tindakannya sehingga orang akan ikut berperan aktif dan berpartisipasi di dalam proses pembangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei melalui wawancara secara langsung dan pengisian kuisioner. Metode survei merupakan tipe pendekatan dalam penelitian, yang ditujukan pada sejumlah individu atau kelompok. Persepsi masyarakat Kelurahan Malaingkedi dan Kelurahan Remu Selatan terhadap aspek hutan kota menunjukan bahwa masyarakat sudah sangat memahami keberadaan dan manfaat hutan kota bagi kehidupan masyarakat sekitar hutan kota. 
Identifikasi Dan Keanekaragaman Jenis Jamur Ektomikoriza Pada Hutan Jati Di Seram Bagian Timur Halima Kasongat; Muzna Ardin Gafur; Ponisri Ponisri
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.418 KB) | DOI: 10.33506/md.v11i1.461

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, keanekaragaman, kemerataan dan dominas dan habitat dari jenis-jenis jamur ektomikoriza yang tumbuh di wilayah hutan jati Seram Bagian Timur. Metode yang digunakan adalah metode observasi/pengamatan langsung di lapangan. Untuk pengambilan data jamur ektomikoriza dibuat plot secara  purposive sebanyak 15 plot  pengamatan dengan ukuran plot  20 x 20 m, sehingga luas keseluruhan areal penelitian 6000 m2 (0,6 ha) dari luas keseluruhan hutan jati 7500 m2 (0,75 ha).  Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang Identifikasi  dan Keanekaragaman Jenis Jamur Ektomikoriza Pada Hutan Jati di Seram Bagian  Timur adalah sebagai berikut jenis jamur ektomikoriza yang terdapat pada tegakan hutan jati di Kampung Wailola di Seram Bagian Timur ditemukan 10 famili dengan 16 jenis jamur ektomikoriza dan jumlah seluruhnya ada  203  individu dimana jenis terbanyak adalah dari famili Polyporaceae ada tiga jenis, kedua dari famili Ganodermataceae, Strophariaceae, Agaricaceae, dan Amanitaceae masing-masing 2 jenis dan selanjutnya dari family Auriculariaceae, Pyronemateceae, Physacriaceae, Schizophyllaceae, dan Cortinariaceae masing-masing 1 jenis. Nilai indeks keanekaragaman dan kemerataan  jenis jamur ektomikoriza pada tegakan hutan jati adalah tinggi.  Untuk  nilai keanekaragaman jenis adalah 1,2625 dan indeks kemerataan jenis yaitu 1,0485.  Sedangkan nilai indeks dominasi jenis jamur ektomikoriza pada tegakan hutan jati adalah rendah (0,1077). Habitat jamur ektomikoriza pada tegakan hutan jati yaitu saprofit dan epifit. Saprofit mempunyai jumlah jenis dan presentase yang lebih tinggi sebanyak 13 jenis (81,25 %) dan habitat epifit 3 jenis (18,75%).
Potensi Pati Sagu Dan Pendapatan Masyarakat Di Kampung Mega Distrik Mega Kabupaten Sorong Lona Helti Nanlohy; Muzna Ardin Gafur
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.321 KB) | DOI: 10.33506/md.v12i1.818

Abstract

Sagu merupakan salah satu penghasil karbihodrat, sagu dapat dimanfaatkan dalam bentuk pati yang dapat diolah menjadi berbagai produk. Pati sagu selama ini dimanfaatkan sebagai makanan pokok  bagi masyarakat  Papua terutama masyarkat yang bermukim di daerah pesisir yang umumnya dalam bentuk pangan tradisional misalnya dikonsumsikan sebagai bahan makanan pokok dalam bentuk papeda. Disamping sebagai makanan pokok sagu juga dikonsumsi sebagai makanan pendamping seperti ;  sagu lempeng dan sagu bungkus.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pati sagu dan pendapatan masyarakat di Kampung Mega Distrik Mega Kabupaten Sorong. Pengukuran Potensi sagu dilakukan melalui metode survey dengan pangamatan dan pengukuran langsung di lapangan Pengukuran Potensi pati sagu dilakukan dengan pengukuran diameter pohon sagu (cm) dan tinggi pohon sagu (m) pengukuran  potensi pati sagu dalam penelitian ini hanya di batasi pada tumbuhan sagu fase Masak tebang (MT).  Metode yang digunakan untuk pengukuran kerapatan pohon sagu masak tebang adalah metode jalur.Potensi pati sagu rata-rata perpohon adalah 282,93 kg  dengan diameter pohon sagu berkisar antara 37 sampai 57 cm dengan rata-rata 47 cm, sedangkan tinggi pohon berkisar antara 15 sanpai 28 m dengan rata-rata 19,29 m. Luas areal yang menjadi sampel penelitian adalah 5 Ha dari 100 ha luas keseluruhan hutan sagu. Ditemukan 74 pohon sagu masak tebang (MT) sehingga hasil perhitungan potensi pohon sagu masak tebang (MT) adalah 14.8 pohon/Ha. Pendapatan masyarakat  adalah sebesar Rp. 31.410.000/bulan atau rata-rata Rp. 1.847.647/bulan.
Alfisol Soil Fertility Before Planting and After Harvest as Meloon Planting Media with Bioboost Fertilization Nurul Fajeriana; Muzna Ardin Abdul Gafur
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 23 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v23i1.2278

Abstract

Soil fertility is the potential of the soil to provide nutrients in sufficient quantities in available and balanced forms to ensure optimum plant growth and production. The current availability of nutrients in the soil has decreased due to continuous land use with the use of chemical fertilizers in the cultivation process, plus leaching and erosion by rainwater, not least in Alfisol soils. Therefore, fertilization with organic materials is carried out, namely the provision of Bioboost fertilizer. Bio boost is a biological fertilizer containing superior soil microorganisms, helpful in increasing soil fertility as a result of soil biochemical processes. One of the applications of organic cultivation is the cultivation of melon (Cucumis melo L.) because melon is a plant with high economic value and is profitable to be cultivated as a source of income for farmers. Based on this, a study was conducted to determine the nutrient status of Alfisol soil before planting and after harvesting which was used as a Melon plant with various concentrations of Bioobost fertilization. Furthermore, for the analysis of soil fertility, laboratory analysis was carried out by taking 1 kg of disturbed soil samples that had been air-dried and then analyzing soil properties, namely texture, pH (H2O), C-Organic (%), Nitrogen (%), P2O5 (ppm), K (cmol kg-1), Ca (cmol kg-1), Mg (cmol kg-1), Na (cmol kg-1), Na (cmol kg-1), CEC (cmol kg-1), and base saturation (%). The application of Bio boosts fertilizer showed an increase in the nutrient status of Alfisol soil as a Melon growing from low to moderate categories before planting to medium to high categories after harvest. The more concentration of Bioboost fertilizer given, the soil nutrient status also increases. The concentration of P4 (1100ml bio boost + 400ml water) gave the highest increase in nutrient status. Keywords: Agrotechnology; organic-fertilizer; soil-chemical
SOSIALISASI PEMANFAATAN LIMBAH SAGU DALAM MENDORONG PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI INDUSTRI KREATIF BAGI MASYARAKAT KAMPUNG BATU LUBANG Rosalina, Febrianti; Rawi, Rais Dera Pua; Wahyudien, Mohammad Arief Nur; Riskawati, Riskawati; Gafur, Muzna Ardin Abdul
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 4 (2023): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i4.50662

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah menjadi produk pertanian, serta menumbuhkan semangat jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan dan menunjang perekonomian masyarakat yang ada di Kampung Batu Lubang. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian terdiri dari beberapa tahap kegiatan diantaranya adalah Survei lapangan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi keberhasilan program. Berdasarkan hasil kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan, diperoleh data bahwa tingkat pengetahuan pengolahan limbah sagu menjadi pupuk organic meningkat dari 31,43% menjadi 88,57%, tingkat keterampilan pembuatan pupuk organic meningkat dari 28% menjadi 85,14%, tingkat pengetahuan terkait pengolahan lahan dan budidaya tanaman meningkat dari 38,29% menjadi 80,57%, dan tingkat pengetahuan terkait pengembangan sumber daya manusia dalam mendorong pertanian berkelanjutan berbasis ekonomi industry kreatif meningkat dari 28% menjadi 77,14%. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pembuatan pupuk kompos secara langsung terkait dengan kemampuan mereka dalam memanfaatkan sumber daya lokal, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan menciptakan peluang ekonomi di sektor industri kreatif. Oleh karena itu, sosialisasi, pelatihan, dan penyuluhan yang lebih baik dalam hal ini dapat menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan perekonomian lokal dan industri kreatif yang berkelanjutan.
STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH DALAM MENINGKATKAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI KAMPUNG BATU LUBANG Mega, Bayu Lesta; Rombe, Wanti; Malibela, Yulia Katrina; Rosalina, Febrianti; Gafur, Muzna Ardin Abdul; Riskawati, Riskawati
PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i2.3674

Abstract

Permasalahan yang dihadapi di Kampung Batu Lubang, Distrik Makbon adalah minimnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait pengolahan limbah sagu menjadi pupuk organic sehingga limbah sagu berdampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat limbah sagu dan meningkatkan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik guna mendukung pertanian berkelanjutan. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian meliputi survei lapangan, sosialisasi, dan pelatihan. Survei lapangan dilakukan untuk memahami kondisi masyarakat petani serta potensi lokal yang dapat dimanfaatkan. Sosialisasi dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang bahaya dan manfaat limbah sagu, serta cara pengolahan menjadi pupuk organik. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan praktis masyarakat dalam pembuatan pupuk organik. Hasil kegiatan sosialisasi dan pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait pengolahan limbah sagu menjadi pupuk organik. Tingkat pengetahuan meningkat dari 20% menjadi 80%, sedangkan tingkat keterampilan dalam pembuatan pupuk organik meningkat dari 20% menjadi 75%. Dengan demikian, kegiatan ini berhasil memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah sagu secara efektif dan berkelanjutan untuk mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.