Seni telah menjadi titik poros penting dalam sejarah manusia, yang bermula sejak awal peradaban. Bentuk ekspresi diri yang mendahului sejarah itu sendiri masih tetap relevan bahkan di era digitalisasi ini, mengikuti umat manusia melalui semua bentuk dan media yang mereka dapat gapai, hingga titik ini dimana media sosial menguasai jaringan global sebagai cara yang paling umum untuk bersosialisasi dalam komunitas. Walau begitu, para seniman tetap kesulitan untuk berkembang, karena tumbuhnya teknologi menjadikan permintaan otomatisasi semakin tinggi dengan stabil, menggantikan seni melalui pencurian, pengerukan banyak gambar yang diunggah untuk diberikan kepada mesin, dan pemenuhan berlebihan pada pangsa pasar kreatif dengan hasil dari pencurian. Seniman manusia kerap, bila bukan selalu, tidak diberikan penghargaan yang sepantasnya dalam proses ini. Sejumlah besar seniman-seniman ini telah menyatakan kekuatiran mereka tentang maraknya pencurian karya tanpa sepengetahuan dan seizin mereka dan bagaimana media sosial dengan pesat tumbuh untuk mengakomodasi Artificial Intelligence. Perancangan ini dimaksudkan sebagai respon untuk melawan ancaman ini, menyediakan tempat untuk komunitas kreatif untuk tumbuh dengan segala dukungan yang mereka layak dapatkan dengan cara memastikan karya-karya mereka aman dari pencurian di saat yang sama mereka dapat menjadi diri mereka yang sejatinya di antara orang-orang yang sepemikiran. Perancangan UI/UX ini dirancang dengan metode design thinking, yang mana diharapkan dapat memberikan hasil yang memadai untuk melaksanakan proses perancangan serta membawa ide ini ke kenyataan, yang mungkin dapat menjadi solusi pencurian dan machine learning.