Penelitian ini dilakukan mengingat angka kejadian gizi buruk pada balita masih cukup tinggi, di posyandu Batu Tambun dari 41 balita yang masuk kategori stunting dan gizi buruk sebanyak 10 balita atau 24,39 %. Sementara di desa Wakan dari 669 balita yang masuk kategori stunting dan gizi buruk sebanyak 150 balita atau 22,46%. Tingginya kasus gizi buruk tersebut disebabkan karena pola asuh anak yang kurang baik, ketersediaan makanan yang kurang serta penyakit yang diderita anak sehingga kurang mampu menerima asupan gizi. Selain itu tingkat pengetahuan ibu sangat mempengaruhi keadaan gizi balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jerowaru. Penelitian ini menggunakan metode deskritif. Jumlah sample sebanyak 38 orang dengan pengambilan sample menggunakan tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menyebar kuesioner dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia dari 10 pertanyaan. Untuk jawaban dari kuesioner responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memilih salah satu jawaban dan mencentang pada jawaban yang dianggap benar. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dalam bentuk statistik deskriptif dimana analisa data menggunakan analisis data univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel penelitian. Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus yaitu jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar dibagi jumlah keseluruhan pertanyaan dikali konstanta (100%). Setelah data dipersentasekan dengan rumus kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria Baik, Cukup dan Kurang. Pegolahan data diakukan dengan beberapa tahapan yaitu editing, coding, tabulating, dan cleaning. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 38 responden setengahnya memeliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 16 (42%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di Puskesmas Jerowaru Lombok Timur berada dalam kategori cukup.