Honey bee cultivation in various regions is widely carried out to stimulate the community's economy while still protecting the local environment. One of the forest farmer groups that cultivates Trigona bees is the Molekat Mai Birahi forest farmer group. Trigona bee cultivation was chosen because of its economic potential through the production of honey and other products, as well as its contribution as an important natural pollinator to the ecosystem. However, in the course of developing Trigona bees, several problems have emerged, including the threat of disease and predators, limited availability of nests, limited knowledge and skills, and lack of support from the government or related institutions. Based on several of these problems, the community service team (PkM) of the Faculty of Agriculture, Khairun University held a Community Partnership Empowerment Program activity for the Trigona Bee Conservation and Utilization Community, which is part of the Molekat Mai Birahi forest farmer group. The aim of this activity is to improve the local economy by creating positive social, economic, and environmental impacts through the sustainable use of natural resources, especially related to Trigona bee cultivation. This PkM activity was carried out from February to September 2024. The types of activities carried out by the PkM team included the presentation of material related to Trigona bee cultivation followed by a discussion session, training in making bee stups/beehives, and the application of an electric honey sucker. Participants were very enthusiastic, especially during the main discussion on how to deal with parasites or nuisance pests that often attack Trigona bees. The issue of limited nest availability can be addressed by building and developing artificial nests that suit the needs of Trigona bees. Artificial nests can be made using natural materials such as bamboo, wood, or other environmentally friendly artificial materials. Budidaya lebah madu di berbagai wilayah banyak dilakukan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan setempat. Salah satu kelompok tani hutan yang membudidayakan lebah trigona adalah Kelompok Tani Hutan Molekat Mai Birahi. Budidaya lebah trigona dipilih karena potensi ekonomi yang dimilikinya melalui produksi madu, dan produk-produk lainnya, serta kontribusinya sebagai penyerbuk alami yang penting bagi ekosistem. Namun, terdapat beberapa permasalahan dalam perjalanan pengembangan lebah trigona tersebut, diantaranya ancaman penyakit dan predator, ketersediaan sarang yang terbatas, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, dan kurangnya dukungan dari pemerintah atau lembaga terkait. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Fakultas Pertanian Universitas Khairun mengadakan kegiatan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat kepada Komunitas Konservasi dan Pemanfaatan Lebah Trigona yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Molekat Mai Birahi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk peningkatan ekonomi lokal dengan menciptakan dampak positif secara sosial, ekonomi, dan lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, khususnya terkait budidaya lebah trigona. Kegiatan PkM ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2024. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh tim PkM yaitu pemaparan materi terkait budidaya lebah trigona yang dilanjutkan dengan sesi diskusi, pelatihan pembuatan stup lebah, dan aplikasi penggunaan alat sedot madu listrik. Peserta sangat antusias dengan diskusi turutama terkait cara penanggulangan terhadap parasit atau hama pengganggu pada lebah trigona yang sering menyerang kandang atau stupnya. Ketersediaan sarang terbatas dilakukan dengan membangun dan mengembangkan sarang buatan yang sesuai dengan kebutuhan lebah Trigona. Sarang buatan dapat dibuat menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu, kayu, atau bahan buatan lainnya yang ramah lingkungan.