Penelitian ini di latar belakangi dengan adanya perubahan pada tahapan upacara perkawinan, busana dan aksesoris pengantin dalam upacara perkawinan adat Mandailing di Panyabungan Kabupaten Mandailing, yang mencerminkan tantangan adaptasi budaya dalam menghadapi modernisasi. Karena adanya perubahan tersebut takutnya dapat menghilangkan makna yang memiliki nilai simbolis penting dalam budaya Mandailing. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tahapan upacara, busana, aksesoris dan riasan pengantin dalam perkawinan adat Mandailing di Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku. Teknik penganalisisan data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian yaitu adanya terdapat perubahan dalam tahapan upacara adat perkawinan dulu dan sekarang serta busana dan aksesorisnya. Upacara perkawinan adat Mandailing di Panyabungan sudah dipersingkat, mulai dari acara mangaririt, manyapai boru, patibal tuor, akad nikah, hingga acara horja. Dari segi pakaian juga sudah ada yang menggunakan kebaya modern. Sedangkan dari segi aksesoris banyak juga perubahannya yaitu pada ukuran bulang, pemakaian gelang yang sama (bermotif dengan bermotif dan polos dengan polos) kalau dulu dipakainnya berpasangan (bermotif dan polos), menghilangkan pemakaian aksesoris seperti kris dan ikat pinggang. Dari hasil pembahasan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya perubahan tersebut tidak mempengaruhi makna atau kesakralan upacara perkawinan adat Mandailing di Panyabungan. Karena dari segi tahapan tidak ada yang berbeda hanya saja acara dipersingkat sedangkan dari segi pakaian dianggap sebagai pengaruh dari perkembangan zaman asal tidak menghilangkan ciri khas dari pakaian serta aksesoris yang harus tetap dilestarikan.