Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika transformasi budaya organisasi dalam pengelolaan logistik non medis di Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur. Transformasi budaya organisasi dipahami sebagai perubahan nilai, norma, dan praktik kerja yang memengaruhi efektivitas sistem logistik dalam institusi kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus, melibatkan informan kunci seperti pejabat pengadaan, bendahara, perencana, dan staf logistik. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi, lalu dianalisis secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi budaya organisasi ditandai oleh pergeseran dari sistem birokratis yang kaku menuju budaya kerja yang lebih kolaboratif, transparan, dan terintegrasi secara digital. Faktor-faktor pendorong meliputi kebijakan nasional dan daerah, perkembangan teknologi, serta kepemimpinan yang visioner. Meskipun perubahan membawa dampak positif terhadap efisiensi, akurasi, dan akuntabilitas sistem logistik non medis, tantangan tetap muncul, terutama resistensi dari sebagian pegawai dan keterbatasan dalam literasi digital. Proses transformasi ini juga dimaknai oleh informan sebagai pembaruan nilai kerja, pembentukan identitas profesional, dan peningkatan koordinasi antarunit. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sosialisasi budaya organisasi, peningkatan kapasitas SDM, dan dukungan kepemimpinan yang transformatif sebagai upaya untuk membangun sistem logistik yang responsif dan berkelanjutan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi institusi kesehatan lain dalam membangun tata kelola logistik non medis berbasis nilai budaya kerja yang adaptif dan profesional.