S. , Ikhram Hardi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisa Karakteristik Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam dengan Kecepatan dan Penampilan MPPD di RS Ibnu Sina Makassar: Analysis of Characteristics of Internal Medicine Inpatients with MPPD Speed and Appearance at Ibnu Sina Hospital Makassar Irwan, Andi Ayesha Ananda; Alwi, Muhammad Khidri; Rusydi, Arni Rizqiani; S. , Ikhram Hardi; Hamzah, Wardiah; Nurlinda, Andi
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1984

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Peningkatan kualitas  pelayanan  kesehatan  dapat  dilakukan  dari  berbagai  aspek  pelayanan seperti  peningkatan  kualitas  fasilitas  kesehatan,  peningkatan kualitas  profesionalisme  sumber  daya manusia  dan  peningkatan  kualitas  manajemen  rumah  sakit.  Pelayanan yang  berkualitas  harus  dijaga dengan  melakukan  pengukuran  secara  berkala  agar  diketahui  kelemahan  dan  kekurangan  dari  jasa pelayanan  yang  diberikan,  dan  dibuat  tindak  lanjut  sesuai  prioritas  permasalahannya. Tujuan: Untuk menganalisis karakteristik pasien rawat inap terhadap pelayanan mahasiswa profesi pendidikan dokter (MPPD) di bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Data dikumpulkan dari 214 responden melalui kuesioner. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada bulan Januari 2025. Hasil: Mayoritas pasien merasa pelayanan sesuai terhadap kecepatan dan penampilan pelayanan MPPD. Kecepatan pelayanan dinilai memadai dengan 66,4% pasien merasa sesuai terhadap pemeriksaan yang cepat. Meskipun penampilan mendapatkan tingkat pelayanan yang lebih rendah dibanding aspek lain, keseluruhan tingkat pelayanan ini mencapai 68,9%. Kesimpulan: Penelitian menunjukkan bahwa pelayanan MPPD berupa kecepatan dan penampilan dinilai sudah sesuai dengan pelayanan yang diinginkan oleh pasien. Penelitian ini memberikan masukan penting bagi peningkatan kualitas layanan MPPD, terutama pada aspek pelayanan cepat dan komunikasi. ABSTRACT Background: Improving the quality of health services can be done from various aspects of services such as improving the quality of health facilities, improving the quality of human resource professionalism and improving the quality of hospital management. Quality services must be maintained by conducting regular measurements to identify weaknesses and deficiencies in the services provided, and follow-up actions are made according to the priority of the problem. Objective: To analyze the characteristics of inpatients in relation to the services of professional medical education students (MPPD) in the Internal Medicine Department of Ibnu Sina Hospital, Makassar. Method: This type of research is quantitative descriptive with a cross-sectional research design. Data were collected from 214 respondents through a questionnaire. This study was conducted at Ibnu Sina Hospital Makassar in January 2025. Results: The majority of patients felt that the service was appropriate to the speed and appearance of MPPD services. The speed of service was considered adequate with 66.4% of patients feeling appropriate to the fast examination. Although appearance received a lower level of service than other aspects, the overall level of service reached 68.9%. Conclusion: The study shows that MPPD services in the form of speed and appearance are considered to be in accordance with the services desired by patients. This study provides important input for improving the quality of MPPD services, especially in the aspects of fast service and communication.
Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja pada Pekerja di PT PLN UP3 Makassar Selatan : Factors Affecting Work Stress in Workers at PT PLN UP3 Makassar Selatan Husriawan, Husriawan; Thamrin, Yahya; S. , Ikhram Hardi
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2023

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Stres kerja merupakan tantangan yang meluas yang memengaruhi individu di berbagai profesi baik di negara maju maupun negara berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengantisipasi bahwa stres kerja akan muncul sebagai bahaya yang signifikan bagi kesejahteraan manusia. Stres terkait pekerjaan diakui sebagai masalah yang cukup besar dalam lingkungan kerja organisasi, yang mampu mempengaruhi motivasi kerja, yang berpotensi dibentuk oleh konteks sosial di sekitarnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pekerja di PT. PLN UP3 Makassar Selatan. Metode: Penelitian ini dirancang untuk mengklarifikasi faktor-faktor penentu yang mempengaruhi stres kerja pada pekerja di PT. PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Makassar Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan menggunakan uji statistik chi-square untuk analisis. Data dikumpulkan melalui pemberian kuesioner terstruktur kepada sampel yang terdiri dari 112 pekerja. Hasil: 83,9% partisipan melaporkan mengalami stres yang berhubungan dengan lingkungan kerja mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja (P-value = 0,000), tuntutan pekerjaan (P-value = 0,000), peran individu (P-value = 0,000), dan lingkungan kerja (P-value = 0,000) masing-masing memiliki dampak yang signifikan secara statistik terhadap stres terkait pekerjaan di PT. PLN UP3 Makassar Selatan. Kesimpulan: Tuntutan pekerjaan berfungsi sebagai faktor utama yang mempengaruhi stres terkait pekerjaan di antara karyawan.   Abstract Background: Occupational stress represents a pervasive challenge that affects individuals across various professions in both advanced and emerging economies. The World Health Organization (WHO) anticipates that occupational stress will emerge as a significant peril to human well-being. Job-related stress is recognized as a considerable issue within organizational work environments, capable of impacting work motivation, potentially shaped by the surrounding social context Objective: This study purpose to knowing the factors that affect work stress in workers at PT. PLN UP3 South Makassar. Method: This research was designed to clarify the determinants affecting work-related stress among personnel at PT. PLN Customer Service Unit (UP3) South Makassar. A quantitative, cross-sectional study design was utilized, employing a chi-square statistical test for analysis. Data were gathered through the administration of structured questionnaires to a sample comprising 112 workers. Results: 83.9% of participants reported experiencing stress related to their work environment. The research indicated that workload (P-value=0.000), job demands (P-value=0.000), individual roles (P-value=0.000), and the work environment (P-value=0.000) each exerted a statistically significant impact on work-related stress at PT. PLN UP3 South Makassar. Conclusion: In conclusion, it was determined that job demands serve as the primary factor affecting work-related stress among employees at PT. PLN UP3 South Makassar. Programs for managing stress can be put into place while taking these contributing elements into account.
Gambaran Pemberian Metode 20-20-20 Terhadap Penurunan Keluhan Gejala Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja Pengguna Komputer di PDAM Kota Makassar: Overview of the Effectiveness of the 20-20-20 Method on Reducing Symptoms of Computer Vision Syndrome (CVS) in Computer Users at PDAM Kota Makassar Rahmadani, Rahmadani; Yusriani, Yusriani; Gafur, Abdul; Idris, Fairus Prihatin; Yuliati, Yuliati; S. , Ikhram Hardi
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2128

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan data World Health Organization (WHO) sekitar 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan jarak dekat atau jarak jauh. Data American Optometric Association Tahun 2023 kondisi utama yang menyebabkan gangguan penglihatan jarak jauh atau kebutaan adalah katarak (94 juta), kelainan refraksi (88,4 juta), degenerasi makula terkait usia (8 juta), glaukoma (7,7 juta), retinopati diabetik (3,9 juta). Prevalensi Computer Vision Syndrome (CVS) mencapai 64-90% dengan jumlah penderita di seluruh dunia diperkirakan sebesar 60 juta orang dan setiap tahun muncul 1 juta kasus baru. Tujuan: Untuk menganalisis Pengaruh Intervensi Metode 20-20-20 Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja Pengguna Komputer di PDAM Kota Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Quasi Eksperimen dengan pendekatan Pre-Post Test with Control Group Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah kelompok eksperimen 22 responden dan kelompok kontrol 22 responden di PDAM Kota Makassar. Data penelitian dianalisis dengan uji Independent Sample T-Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil: Hasil uji Independent Sample T-Test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan keluhan gejala Computer Vision Syndrome (CVS) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai signifikan ρ = 0,000 (< 0,05). Saran: Diharapkan untuk instansi menerapkan metode 20-20-20 sebagai bagian dari kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan pekerja diharapkan secara mandiri dan konsisten menerapkan metode 20-20-20 untuk mencegah berkembangnya Computer Vision Syndrome (CVS) serta menjaga kesehatan mata selama bekerja di depan layar computer. ABSTRACT Background: Based on World Health Organization (WHO) data, approximately 2.2 billion people experience near or distance vision impairment. Data from the American Optometric Association in 2023, the main conditions that cause distance vision impairment or blindness are cataracts (94 million), refractive errors (88.4 million), age-related macular degeneration (8 million), glaucoma (7.7 million), diabetic retinopathy (3.9 million). The prevalence of Computer Vision Syndrome (CVS) reaches 64-90% with the number of sufferers worldwide estimated at 60 million people and 1 million new cases appearing every year. Objective: To analyze the Effect of the 20-20-20 Method Intervention on the Incidence of Computer Vision Syndrome (CVS) in Computer User Workers at PDAM Makassar City. Method: This study uses a type of quantitative research with a Quasi Experiment research design with a Pre-Post Test with Control Group Design approach. The sampling technique used purposive sampling technique with the number of experimental groups 22 respondents and control groups 22 respondents at PDAM Makassar City. The research data were analyzed using the Independent Sample T-Test test with a confidence level of 95% (α = 0.05). Results: The results of the Independent Sample T-Test test showed that there was a significant difference in complaints of Computer Vision Syndrome (CVS) symptoms between the experimental group and the control group with a significant value of ρ = 0.000 (<0.05). Suggestion: It is expected that agencies apply the 20-20-20 method as part of the Occupational Health and Safety (OHS) policy and workers are expected to independently and consistently apply the 20-20-20 method to prevent the development of Computer Vision Syndrome (CVS) and maintain eye health while working in front of a computer screen.
Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja pada Petani Sayur di Desa Mooat Sulawesi Utara: Overview of Work Accidents Among Vegetable Farmers in Mooat Village, North Sulawesi Rismayani, Besse; Yusriani, Yusriani; S. , Ikhram Hardi; Idris, Fairus Prihatin; Yuliati, Yuliati; Gafur, Abdul
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2135

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Sektor pertanian, secara global, memainkan peran yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia, melibatkan sekitar setengah dari angkatan kerja dunia. Namun risiko di sektor ini, termasuk tingkat kematian dan cedera yang tinggi, menjadikannya salah satu sektor paling berbahaya di dunia. Sumber data International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa tahun 2018 sekitar 2,78 juta pekerja mengalami kematian setiap tahun akibat kecelakaan dan penyakit ditempat kerja. Badan Asuransi Cedera Kerja Pemerintah Italia (INAIL) mengatakan bahwasanya kurang lebih 50.000 kecelakaan yang melibatkan mesin terdapat pada sektor industri pertanian di tahun 2010, dalam data tersebut, termasuk lebih dari 100 kecelakaan fatal yang menyeret pekerja professional dimana 80 di antaranya dalami oleh petani paruh waktu. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian kecelakaan pada petani sayur di Desa Mooat Sulawesi Utara. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasi analitik dan rancangan cross sectional study. Populasi sebanyak 168 petani sayur dengan menggunakan total sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi Square dan regresi linear berganda. Hasil: Terdapat hubungan antara tindakan tidak aman (0,000), dengan kejadian kecelakaan kerja pada petani sayur di Desa Mooat Sulawesi Utara. Saran: Diharapkan edukasi yang lebih intensif mengenai potensi risiko kecelakaan kerja yang dapat muncul akibat tindakan tidak aman, termasuk kebiasaan bersenda gurau selama bekerja. Sosialisasi yang melibatkan petani secara langsung di lapangan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan dampak jangka panjang dari kebiasaan tersebut terhadap keselamatan kerja. ABSTRACT Background: The agricultural sector, globally, plays an unavoidable role in human life, involving about half of the world's workforce. However, the risks in this sector, including high death and injury rates, make it one of the most dangerous sectors in the world. Data from the International Labor Organization (ILO) states that in 2018 around 2.78 million workers died each year due to accidents and diseases in the workplace. The Italian Government's Work Injury Insurance Agency (INAIL) said that approximately 50,000 accidents involving machines occurred in the agricultural industry sector in 2010, in the data, including more than 100 fatal accidents involving professional workers, 80 of which were experienced by part-time farmers. Objective: To determine the circumstances surrounding accidents involving vegetable farmers in Mooat Village, North Sulawesi. Method: This study uses a quantitative research type with an analytical observation method and a cross-sectional study design. The population was 168 vegetable farmers using total sampling. Data the study was analyzed using the Chi Square test and multiple linear regression. Results: There is a relationship between unsafe actions (0.000) and work accidents among vegetable farmers in Mooat Village, North Sulawesi. Suggestion: More intensive education is expected regarding the potential risks of work accidents that can arise due to unsafe actions, including the habit of joking while working. Socialization that directly involves farmers in the field is expected to increase their awareness of the long-term impacts of these habits on work safety.