Komunikasi interpersonal memainkan peran penting dalam perkembangan sosial anak autisme, terutama dalam lingkungan sekolah inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana komunikasi interpersonal dengan teman sebaya dapat membantu anak autisme dalam meningkatkan keterampilan sosial mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang dilakukan di kelas inklusi SD Negeri 30 Palembang, khususnya di kelas 4D. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan responden yaitu guru pengajar kelas inklusi kelas 4, siswa reguler kelas 4D, dan siswa autisme di kelas 4D. Penelitian ini juga dibahas berdasarkan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relationship Orientation) oleh Willian Schutz pada tahun 1958. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara siswa autisme dan teman sebaya berkontribusi terhadap perkembangan sosial mereka. Anak autisme mulai menunjukkan keterlibatan dalam aktivitas sosial, memahami aturan norma kelas, dan mendapatkan dukungan emosional dari teman sebayanya, meskipun tingkat keterlibatan mereka bervariasi. Penelitian ini menegaskan bahwa lingkungan yang mendukung , dengan komunikasi interpersonal yang positif, dapat membantu anak autisme berkembang lebih baik dalam interaksi sosialnya. Komunikasi interpersonal juga menjadi faktor penting dalam mendukung perkembangan sosial anak autisme di lingkungan pendidikan inklusi. Oleh karena itu, kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan inklusif yang kondusif bagi perkembangan sosial anak autisme.