Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perancangan dan Pembuatan Fetal Doppler Simulator Cempaka Kumala Sari; Safira Fegi Nisrina; Sugeng Santoso
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i1.258

Abstract

Denyut jantung janin (DJJ) adalah indikasi sensitif status janin, terutama karena berhubungan dengan kontraksi uterus. Pemantauan detak jantung janin tidak bisa dilakukan secara kasat mata, jadi peralatan diperlukan untuk membantu memantau detak jantung janin. Janin detak jantung dapat dipantau menggunakan Doppler. Doppler berguna untuk memeriksa apakah janin tumbuh normal, dengan ditandai detak jantung pada janin. Denyut jantung pada janin sangat penting karena denyut jantung merupakan indikator utama kehidupan janin di dalam rahim. Ini terkait penggunaan Doppler yang berfungsi sebagai jantung janin monitor tarif harus akurat. Untuk menguji akurasi Doppler (Kalibrator Doppler) simulator janin diperlukan. Simulator janin adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan tes dan memecahkan masalah di Doppler. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 363/Menkes/IV/1998 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Perangkat Medis di Kesehatan Fasilitas Pelayanan Pasal 2 menyatakan bahwa "Setiap peralatan kesehatan harus diuji dan / atau dikalibrasi untuk memastikan nilai yang benar keluaran atau kinerja dan keamanan penggunaan "sehingga simulator janin atau simulator Doppler janin merupakan peralatan penting dalam menentukan kebenaran nilai Doppler. Dari hasil uji fungsi alat didapatkan Pengujian fungsi alat Fetal doopler simulator ini dilakukan dengan menempelkan solenoid dengan tranduser alat fetal doopler, dari pengaturan yang diatur oleh user jumlah rangsangan yang diterima oleh fetal doopler mendapatkan nilai presentase kesalahan sebesar 1,88% secara keseluruhan dan memiliki tingkat akurasi sebesar 98,1%.
PELATIHAN DETEKSI DINI KELAINAN TUMBUH KEMBANG ANAK BAGI GURU TK DAN KB ISLAM HIDAYATUL MUBTADI-IEN DI KECAMATAN SEMARANG BARAT Masfufatun Jamil; Cempaka Kumala Sari
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v1i2.10

Abstract

     Kelurahan Tambak Harjo kecamatan Semarang Barat ditemukan keluarga yang mempunyai bayi dan balita cukup banyak dengan tingkat pendidikan orang tua yang masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat melaui data di TK dan KB Islam Hidayatul Mubtadi-Ien terdapat sekitar 72 balita. Keadaan di atas disertai juga dengan keadaan sosial ekonomi keluarga yang masih kurang, sehingga akses untuk mendapatkan layanan pemeriksaan tumbuh kembang anak masih kurang.DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan penyimpangan atau gangguan perkembangan anak. Alat ini perlu disosialisasikan agar pemanfaatannya oleh masyarakat umum yang langsung berhubungan secara dekat dengan anak bisa lebih baik kususnya Guru TK dan KB yang hampir setiap hari berinteraksi. Untuk pemantauan tumbuh bias dilaksanakan pengukuran tinggi badan , berat  badan, lingkar lengan. Sehingga pemantauan tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara optimal dan diharapkan dapat menunjang keberhasilan masa depan anak dan kebahagiaan keluarga. Setelah dilaksanakan Pengabdian Masyarakat, guru mendapatkan ilmu dan dapat mengaplikasikan cara deteksi dini tumbuh kembang atau pemantauan tumbuh kembang balita pada murid atau anak didiknya Kata Kunci : Deteksi Dini Kelainan, Tumbuh Kembang.
PKM PELATIHAN PIJAT BAYI BAGI KADER POSYANDU DI WILAYAH KELURAHAN TAMBAKHARJO KEC.SEMARANG BARAT Masfufatun Jamil; Cempaka Kumala Sari; Rifki Trijayanti Siwi
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v1i1.6

Abstract

ABSTRAK     Anak usia 0-5 tahun adalah generasi emas (golden periods) dimana anak pada usia tersebut terjadi proses tumbuh kembang yang optimal, sehingga bayi atau anak perlu diberikan stimulasi pijat bayi agar tumbuh kembangnya bisa maksimal. Orang tua khususnya Ibu sebaiknya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anaknya, dengan cara melakukan pijat bayi. Bayi pertama kali belajar berkomunikasi lewat sentuhan orangtua. Maka, meskipun masih sangat kecil, bayi sudah bisa menikmati dan memaknai pijatan yang diberikan.     Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang perannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan pada saat bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Orang yang harus mengetahui tumbuh kembang anak adalah orang tua, selain itu petugas posyandu balita yang menimbang dan memeriksa kesehatan anak. Kader kesehatan Posyandu balita yang memberikan penyuluhan kepada Ibu dan anak harus punya ilmu yang cukup tentang tumbuh kembang dan bagaimana cara mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.Kata kunci : Pelatihan pijat bayi, Kader pos pelayanan terpadu (Posyandu)(ABSTRACT)     Children aged 0-5 years are a generation of gold (golden periods) where children at that age occur the optimal growth process, so that the baby or child needs to be stimulated by baby massage so that the growth can be maximal. Parents, especially mothers, should create a safe and comfortable environment for their children, by doing a baby massage. Babies first learn to communicate through a parent's touch. So, even though it is still very small, babies can enjoy and interpret the massage given.     In Indonesia the implementation of baby massage in the village community is still held by the baby shaman. During this time, massage is not only done when the baby is healthy, but also in sick or fussy babies and has become a routine baby care after birth. People who need to know the growth and development of children are parents, besides the toddler posyandu officers who weigh and check the health of their children. Toddler Posyandu health cadres who provide counseling to mothers and children must have sufficient knowledge about growth and development and how to achieve optimal growth and development.Keywords: baby massage training, integrated service post (Posyandu)
Pemberdayaan Organisasi Ekstrakurikuler PMR dalam Upaya Peningkatan Pola Makan Gizi Seimbang dengan Media ‘Isi Piringku’ Rinayati Rinayati; Sri Wahyuning; Harsono Harsono; Cempaka Kumala Sari; Sugeng Santoso
Inovasi Sosial : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2025): Mei : Inovasi Sosial : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/inovasisosial.v2i2.1331

Abstract

"Isi Piringku" is a dietary guideline developed by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia as part of a balanced nutrition campaign. Understanding this concept is particularly important for elementary school-aged children, as this is a critical period for physical growth, mental development, and the formation of healthy lifestyle habits. A balanced nutritional intake plays a vital role in improving learning concentration, supporting physical activity, and preventing various diseases caused by nutritional deficiencies or excesses. However, the dietary behavior of elementary school students remains far from balanced nutrition principles, with an average achievement of only 53.9%. Based on this condition, this Community Service Program (PkM) aimed to improve the knowledge, skills, and behavior of Youth Red Cross (PMR) members at SDN Krapyak in consuming food according to balanced nutrition guidelines using the “Isi Piringku” media. The activities carried out included obtaining permission, conducting socialization, training on the use of the “Isi Piringku” media, and providing ongoing mentoring. Through this program, it was expected that PMR members could become change agents and role models for their peers in implementing healthy and balanced eating habits. The results of the activity showed that the mentoring was successfully conducted. There was a significant improvement in the knowledge and skills of PMR members, as reflected in the increase in the average score from 70.8 to 90.97 after the intervention. This indicates that the approach using the "Isi Piringku" media is effective in promoting balanced nutritional behavior among elementary school children.