Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAPASITAS FUNGSIONAL PARU PASIEN TUBERKULOSIS PARU Ismail; Baharuddin K; Sukriyadi; Muhammad Basri; Yulianto
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2023): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapasitas Fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat dinilai dari kapasitas fungsionalnya. oleh karen itu, kapasitas fungsioanl paru didefenisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyerap oksigen sepenuhnya atau dikenal sebagai VO2max. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kapasitas fungsional paru pada penderita tuberkulosis paru. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian desktiptif sederhana. Dalam rencana penelitian ini untuk menggambarkan kapasitas fungsional paru pada penderita tuberkulosis paru di ruang infection center RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap 15 responden menunjukkan kapasitas fungsional paru pada penderita tuberkulosis paru sebanyak 8 orang (53,33%) termasuk dalam kategori lemah, sebanyak 6 orang (40%) dalam kategori normal dan 1 orang (6,67%) termasuk kategori kuat. Sampai saat ini intervensi pada pasien Tb tetap fokus pada terapi obat. Latihan pernapasan adalah bentuk perawatan. Secara fisiologis, latihan pernapasan merangsang sistem saraf parasimpatis sehingga meningkatkan produksi endorfin, menurunkan denyut jantung, meningkatkan pengembangan paru-paru sehingga dapat berkembang secara optimal, dan melemaskan otot. Latihan pernapasan dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan risiko perubahan fisik pada penderita Tb. Kesimpulan: Berdasarkaan hasil yang diperoleh dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dari 15 responden yang menjadi subyek penelitian sebagian besar penderita tuberkulosis paru masuk dalam kategori lemah yaitu sebanyak 8 responden (53,33%).
ANALISIS KEBUGARAN JASMANI CALON JAMAAH HAJI INDONESIA DENGAN METODE ROCKPORT: Analysis of Physical Fitness Level of Prospective Indonesian Hajj Pilgrims: Rockport Method Ismail; Muhammad Basri; Sitti Rahmatia; Nasrullah; Sukriyadi
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2024): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Faktor kebugaran jasmani merupakan masalah fenomenal yang dialami oleh setiap calon jamaah haji. Sayangnya, kebugaran jasmani mereka belum menjadi prioritas dalam mempersiapkan diri menjelang keberangkatan ke tanah suci. Tujuan: Penelitian ini mengidentifikasi tingkat kebugaran jasmani calon jamaah haji dengan pendekatan metode Rockport. Metode: Kami merekrut 388 calon jamaah haji yang akan berangkat tahun 2023 (laki-laki 143 dan perempuan 245), berusia 211 - 91 tahun, yang tidak memiliki riwayat hipertensi, asma, dan jantung koroner. Analisis data menggunakan uji chi square SPSS versi 22 dan regresi logistik untuk mengetahui estimasi tingkat risiko kebugaran jasmani peserta. Hasil: Lebih dari separuh (59,3%) calon jamaah haji dalam kondisi baik, sisanya kurang sehat. Faktor-faktor yang berperan yaitu usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), kebiasaan merokok, tingkat kebugaran jasmani (p value 0,000, 0,035, 0,000, 0,000 OR Ci 95% : 18,403, 1,216, 0,148, 4,389). Kesimpulan: Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan tingkat kebugaran calon jemaah haji yang berhasil diidentifikasi yaitu usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga dan kebiasaan merokok. Faktor-faktor determinan yang disebutkan di atas menunjukkan adanya hubungan yang bermakna. Faktor usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga dan kebiasaan merokok berperan dalam meningkatkan kebugaran jasmani calon jemaah haji. Pengendalian faktor risiko sangat penting dilakukan melalui upaya pembinaan kesehatan calon jemaah haji selama masa tunggu dan menjelang keberangkatan ke tanah suci.