Baskoro, Ronggo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Acute Kidney Injury (AKI) sebagai Faktor Prediktor Kematian Pasien di ICU RSUP Dr Sardjito Baskoro, Ronggo; RW, Calcarina Fitriani; Suryono, Bambang
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 2 (2015): Volume 2 Number 2 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i2.7206

Abstract

Latar Belakang: AKI masih mempunyai angka kematian yang tinggi dan seringkali tidak terdiagnosis. Prediksi dan diagnosis kejadian AKI dapat dilakukan dengan kriteria RIFLE. Angka kematian AKI di ICU dapat ditekan bila dilakukan deteksi dini. Hingga saat ini belum ada data mengenai angka kejadian pasien AKI di ICU RS Dr. Sardjito, sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui kejadian AKI tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui AKI sebagai faktor prediktor kematian pasien yang dirawat di ICURS Dr. Sardjito.Metode: Rancangan penelitian ini adalah kohort retrospektif. Subyek penelitian berjumlah 112 pasien dan semua adalah pasien yang menjalani rawat inap di ICU RSUP DR Sardjito Yogyakarta dimulai bulan Juni 2013 – Oktober 2013. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien lebih dari 18 tahun dan mempunyai data medis lengkap, sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien yang sudah tegak didiagnosis Chronic Kidney Disease (CKD) baik yang sudah menjalani hemodialisis rutin maupun yang masih menjalani terapi konservatif. Untuk melihat perjalanan kondisi pasien di ICU digunakan diagram fl ow Chart analisis data menggunakan regresi logistik untuk melihat odd ratio dari dampak nilai data karakteristik yang bermakna (p < 0,05) dari kelompok AKI dan Non-AKI. Model multivariabel yang digunakan adalah modelenter.. Nilai p < 0.05 dianggap bermakna secara statistik.Hasil: AKI merupakan faktor prediktor kematian pasien yang dirawat di ICU, dimana ditemukan nilai RR (risiko relatif) sebesar 8,0 yang artinya bahwa pasien pada kelompok AKI mempunyai kemungkinan 8,0 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan pasien pada kelompok Non-AKI. Selain itu juga didapatkanbahwa angka kematian pasien yang menderita AKI dengan kriteria Risk (R) adalah 31,7%, kriteria Injury (I) 75%, dan Failure (F) 71,4%. Kesimpulan: AKI dapat dijadikan prediktor kematian pasien yang dirawat di ICU.
Penanganan Perioperatif Pasien dengan Atrial Septal Defect Kurniawaty, Juni; Baskoro, Ronggo
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7240

Abstract

Atrial septal defect (ASD) adalah bentuk penyakit jantung kongenital yang paling sering didapatkan pada pasien dewasa muda setelah kelainan katup aorta bikuspid dan prolaps katup mitral. Komorbid yang paling sering didapatkan pada defek kongenital pada usia dewasa muda adalah hipertensi pulmonal, aritmia, infeksi respirasi dan penyakit kardiovaskular lainnya. Terapi optimal ASD masih kontroversial. Secara sederhana, operasi direkomendasikan pada pasien usia pertengahan dan usia tua dengan shunting kiri kekanan yang bermakna.Dilaporkan pasien perempuan usia 39 tahun dengan atrial septal defect dengan hipertensi pulmonal berat yang dilakukan operasi ASD closure dan Tricuspid Valve Repair (TVr). Persiapan preoperasi mencakup anamnesa, pemeriksaan fi sik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang preoperasi mencakup pemeriksaan kateterisasi dengan hasil reaktif terhadap test oksigen. Perubahan patologi utama adalahpeningkatan resistensi vaskuler paru dan tekanan vaskuler paru, sekunder terhadap peningkatan aliran darah dari shunt kiri ke kanan. Masalah yang dihadapi pasien perioperasi pasien ini adalah hipertensi pulmonal, dengan tekanan arteri pulmonal 2/3 tekanan darah arteri. Pasien dirawat di ICU selama 3 hari dan kemudian dipindahkan ke bangsal.
Penatalaksanaan Konservatif Pasien Cidera Kepala Traumatik dengan Perdarahan Intrakranial Di Rumah Sakit dengan Fasilitas Terbatas Pratama, Joshua Roberto; Baskoro, Ronggo
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 11 No 3 (2024): Volume 11 Number 3 (2024)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v11i3.14997

Abstract

Kasus : Pasien seorang pria usia 62 tahun dibawa ke IGD setelah terjatuh dari ketinggian 10 meter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran pasien dengan GCS adalah Eye (E) 1, Verbal (V) 1, Motoric (M) 2 dan tekanan darah 80/50 mmHg tanpa ditemukan lateralisasi pada pemeriksaan fisik. Pasien kemudian dilakukan intubasi dan dirawat di ICU. Pemeriksaan CT-Scan kepala ditemukan beberapa titik perdarahan intrakranial dengan volume perdarahan terbesar berada pada kornu anterior ventrikel lateral dekstra. Terapi : Pasien diberikan terapi drip Norepinefrin 0.01 meq dan drip Dopamine 5 meq dengan target MAP >65mmHg selain itu pasien juga diberikan terapi Asam Traneksamat 500 mg / 8 jam, Deksametason 10 mg / 8 jam, Mannitol 500 cc / 8 jam, Citicholine 500 mg / 12 jam dan dengan pengaturan ventilator SIMV TV 400 cc, RR 16, FIO2 50%, PEEP 5, Inspirasi : Ekspirasi 1:2. Hasil : Pasien mengalami perbaikan selama rawatan. Pasien di ekstubasi dan keluar rawatan ICU setelah 2 hari dengan peningkatan kesadaran GCS E4,V5,M6 dan hemiparese ekstrimitas kiri.