Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FOTOPROTEKSI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN NANOENKAPSULASI EKSTRAK ETANOL BUAH KERSEN (Muntingia calabura L.) Kusumawardany, Sony Febri; Nastiti Utami; Dwi Saryanti
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.24892

Abstract

Senyawa aktif dalam buah kersen memiliki potensi sebagai antioksidan dan dapat berfungsi sebagai fotoprotektif diantaranya flavonoid dan senyawa fenolik lainnya. Kelemahan senyawa dari bahan alam bersifat termolabil, sehingga memerlukan modifikasi enkapsulasi untuk memperoleh potensi yang maksimal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan efek fotoproteksi nanoenkapsulasi ekstrak etanol buah kersen (Muntingia calabura L.) dengan variasi konsentrasi kitosan. Ekstraksi simplisia menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% dan formulasi nanoenkapsulasi menggunakan metode gelasi ionik dengan kitosan 0,1%; 0,15%; dan 0,2%. Pengujian yang dilakukan yaitu skrining fitokimia, uji ukuran partikel dengan Particle Size Analysis (PSA), analisis gugus dengan FTIR, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF). Hasil yang didapatkan pada uji ukuran partikel dari ketiga formula masuk dalam rentang ukuran nanoenkapsulasi 1-1000 nm dan ukuran yang paling baik pada Formula II yaitu 152,8±9,5 nm. Hasil analisis gugus fungsi nanoenkapsulasi ekstrak etanol buah kersen menunjukkan serapan milik kitosan dan ekstrak dengan memuculkan dua serapan dominan pada bilangan gelombang 1629,79 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus bending N-H dan 3261,42 cm-1 yang menunjukkan adanya serapan gugus hidroksil yang tumpang tindih dengan vibrasi streching N-H. Aktivitas antioksidan yang dilihat dari IC50 dari ketiga formula nanoenkapsulasi ekstrak etanol buah kersen termasuk kategori sangat kuat yaitu Formula I (9,57±0,02 mg/L), Formula II (9,45±0,01 mg/L), dan Formula III (9,05±0,04 mg/L). Nilai SPF yang diperoleh oleh Formula I, II, III secara berturut-turut yaitu 12,1828±0,0045; 14,3430±0,0008; dan 14,7285±0,0091.
Effect of Glycerin on Stability and Antioxidant Activity of Ethyl Acetate Fraction of Secang Wood Face Mist Nur Halisa Rahmawati; Nastiti Utami; Dian Puspitasari
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 12 No. 2 (2025): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v12i22025.218-228

Abstract

Background: Secang wood (Caesalpinia sappan L.) is a plant that contains brazilin, a natural antioxidant. A potential problem in the brazilin formulation process is that brazilin becomes unstable due to environmental influences. Face mist is one of the formulations that contains glycerin to maintain the stability. Glycerin can stabilize brazilin by forming hydrogen bonds between glycerin and brazilin. Objective: The main objective of this research was to evaluate the effect of glycerin on the physical stability and antioxidant activity in ethyl acetate fraction of secang wood face mist. Methods: Face mist formulation was prepared using different glycerin concentrations, such as F1 (10%), F2 (15%), and F3 (20%). Face mist was formulated using ethyl acetate fraction of secang wood, glycerin, phenoxyethanol, and aquadest. Physical evaluation stages included organoleptic, homogeneity, pH, specific gravity, viscosity, spray spreadability, skin moisture, cycling tests, and hedonic tests. 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method was used to examine antioxidant activity. Results: The physical evaluation showed that face mist produced good results and complied with the requirements of face mist. The antioxidant activity test showed that face mist with the IC50 value for F1 was 22.114±0.046 µg/mL, F2 was 21.828±0.033 µg/mL, and F3 was 21.378±0.025 µg/mL. Conclusion: Based on these observations, the best formula was F3 because the antioxidant activity was classified as very strong, and the physical evaluations were considered more stable than others. In addition, F3 had the highest average score on the hedonic test.
PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN DAUN SALAM MENJADI PRODUK TEH HERBAL UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI DENGAN PEMANIS STEVIA Nastiti Utami; Susilowati; Rizka Rahayu Ningsih; Sal Syadila Rizki Amalia; Salma Naila; Satrya Yudha Saputra
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 04 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun salam memiliki potensi dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi karena mengandung flavonoid dan tannin yang berperan dalam mekanisme vasodilatasi serta memiliki efek diuretik. Oleh karena itu, teh daun salam dapat digunakan sebagai alternatif terapi hipertensi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan teh herbal daun salam dalam menurunkan hipertensi. Penyuluhan dilaksanakan di Kelurahan Laweyan, Kota Surakarta, dengan metode ceramah dan diskusi interaktif yang melibatkan ibu-ibu PKK sebagai peserta. Selain penyuluhan, kegiatan ini mencakup pemeriksaan tekanan darah serta evaluasi pemahaman melalui pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta, yang ditunjukkan dengan peningkatan skor post-test dibandingkan pre-test. Antusiasme peserta tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan dalam sesi diskusi. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat teh daun salam sebagai alternatif terapi hipertensi.