p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Junior Medical Journal
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Ketombe pada Rambut Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 lestari, putri dewi lestari; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Keumala Dewi, Intan
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 7 (2024): Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i7.4367

Abstract

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maksimal 250 kata. Abstrak dibuat ringkas dan jelas dengan format miring. Abstrak berisi Pendahuluan : Ketombe merupakan salah satu gangguan pada bagian kulit kepala dengan adanya bentuk sisik berwarna putih ke abu-abuan. Tanda tersebut disebabkan adanya pengelupasan kulit berlebih pada lapisan kulit epidermis yang disertai adanya kemerahan dan gatal pada kulit kepala. Ketombe merupakan masalah yang paling umum pada rambut, Ketombe adalah kondisi yang mengakibatkan timbulnya sisik yang berlebih atas sel-sel kulit mati. Metodologi : Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Cara penetapan sampel yang digunakan adalah dengan metode quota sampling. Analisa bivariate menggunakan uji Chi square yaitu untuk melihat hubungan prevalensi dan faktor risiko kejadian ketombe. Hasil : Hasil penelitian menunjukan mengenai prevalensi pada mahasiswa laki-laki terdapat 88% pernah mengalami ketombe dikulit kepala dan Hasil pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada faktor risiko produksi minyak berlebih faktor stress diketahui nilai probabilitas sebesar 0.001 dan 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 (p-value<0.05) berarti terdapat hubungan produksi minyak berlebih dan stress dengan kejadian ketombe. Pada faktor risiko genetik diketahui nilai probabilitas sebesar 0.324 yang lebih besar dari 0.05 (p-value >0.05) berarti tidak terdapat hubungan faktor risiko genetik dengan kejadian ketombe. Simpulan : Presentase mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Prevelansi mahasiswa laki-laki mayoritas pernah mengalami ketombe pada kulit kepala (88%) dan faktor risiko sebagian besar memiliki kulit kepala yang lembab (78%) dan mayoritas sering mengalami stress (80.7%).
Hubungan antara Pemakaian Hijab dalam Keadaan Rambut Basah dengan Pertumbuhan Ketombe pada Rambut Mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 Berliana, Nila Santy Berliana; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Keumala Dewi, Intan
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 4: December 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i4.4368

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Rambut merupakan produk berkeratin yang dihasilkan oleh folikel rambut, struktur menyerupai tabung panjang dengan epidermis pada ujung atas. Kulit kepala memiliki berbagai fungsi salah satunya sebagai tempat tumbuhnya rambut. Salah satu masalah pada kulit kepala adalah ketombe. Ketombe merupakan kondisi kulit kepala yang sangat umum yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan hilangnya rasa percaya diri pada individu yang terkena dan berdampak negative pada citra dan kualitas sosial mereka dalam kehidupan Metodologi : Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 yang memakai hijab. Cara penetapan sampel yang digunakan adalah dengan metode quota sampling. Analisa bivariate menggunakan uji Chi Square yaitu untuk melihat hubungan antara rambut basah dengan pertumbuhan ketombe. Hasil : Hasil pada diketahui nilai probabilitas sebesar 0.016 yang lebih kecil dari 0.05 (p=0.016<0.05) berarti terdapat hubungan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah dengan pertumbuhan ketombe pada rambut mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022. Simpulan : Persentase mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 mayoritas menggunakan hijab (90.6%) dan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah (40%). Gambaran mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022 sebagian besar memiliki masalah kulit kepala berketombe (69.1%). Dan terdapat hubungan pemakaian hijab dalam keadaan rambut basah dengan pertumbuhan ketombe pada rambut mahasiswi Fakultas Kedokteran Yarsi Angkatan 2020-2022.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Dismenore pada Remaja di SMAN 3 Jakarta dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Tiara Dyta, Sandra; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Fazlurrahman, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): September 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i1.4772

Abstract

Masa remaja biasanya ditandai oleh perubahan fisik dan fisiologis yang mengarah pada terjadinya menstruasi pada remaja putri, yang sering kali disertai dengan dismenore. Dismenore merupakan nyeri perut akibat kontraksi uterus yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami dismenore mencapai 64,25%, di mana 54,89% merupakan dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Penelitian menunjukkan bahwa dismenore menyebabkan sekitar 60%-93% siswi sekolah mengalami keluhan nyeri yang berdampak pada ketidakhadiran di sekolah. Salah satu faktor yang memperparah dismenore adalah stres. Stres pada remaja sering dipicu oleh tekanan akademik, hubungan sosial, dan tuntutan lingkungan. Islam memberikan panduan hidup melalui Al-Qur'an dan Sunnah yang dapat membantu individu mengelola stres, mencapai ketenangan hati, serta meraih kebahagiaan dan kesejahteraan batin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survei analitik dan rancangan cross-sectional terhadap 95 siswa kelas X di SMA Negeri 3 Jakarta. Penilaian tingkat stres menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale, sementara penilaian dismenore menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri mengalami tingkat stres kategori sedang (67,4%), sedangkan kategori ringan hanya 5,3%. Sebanyak 56,8% remaja mengalami dismenore dengan nyeri sedang, sementara minoritas 1,1% mengalami nyeri berat yang tidak terkontrol. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan kejadian dismenore.
The Relationship Between Physical Activity and Dietary Patterns with Menstrual Cycles Among Female Medical Students of YARSI University Class of 2023 and Its Review from an Islamic Perspective Handayani, Putri; Purbo Astuti, Ike Irmawati; Anshar, Muhammad Fazlurrahman; Syam, Edward
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 3 (2025): Maret 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i3.5609

Abstract

Menstruation is a biological process influenced by various factors, including lifestyle choices such as physical activity and dietary patterns. This study aims to analyze the relationship between physical activity and dietary patterns with menstrual cycles among female medicaly students at YARSI University Class of 2023 and to review these findings from an Islamic perspective. This cross-sectional study involved 73 female students selected through purposive sampling. Data were collected using an online questionnaire covering dietary habits, physical activity, and menstrual cycles. The results revealed that the majority of respondents engaged in moderate-intensity physical activity (75.4%) and had unhealthy dietary patterns (64.4%). Most participants (65.8%) had normal menstrual cycles, while 28.8% experienced polymenorrhea and 5.5% experienced oligomenorrhea. Bivariate analysis using the Chi-Square test showed no significant relationship between physical activity (p = 0.674) and dietary patterns (p = 0.18) with menstrual cycles. In the Islamic perspective, maintaining health involves adopting a healthy lifestyle by consuming halal and thayyib food, moderate physical activity, and a balance of physical and spiritual. The study concludes that there is no significant relationship between physical activity and dietary patterns with menstrual cycles among the respondents. The Islamic perspective emphasizes the importance of a healthy lifestyle as a means to support worship and physical well-being.