Kafein yang terkandung dalam kopi dapat mempercepat pembentukan asam lambung, yang berujung pada produksi gas yang berlebihan pada lambung, membuat banyak orang sering merasakan sensasi kembung di perut. Responden yang sering mengonsumsi kopi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gastritis dibandingkan dengan mereka yang jarang meminum kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola konsumsi kopi dan kejadian gastritis di kalangan pasien di Rumah Sakit Datu Beru. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode analitis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik Purposive Sampling, dengan pengumpulan data menggunakan Kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pola konsumsi kopi dan kejadian gastritis pada pasien di Rumah Sakit Datu Beru. Dari 54 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat 53 orang yang sering mengonsumsi kopi, dan ditemukan bahwa prevalensi gastritis tingkat Ringan lebih tinggi dibandingkan dengan gastritis tingkat Sedang. Yaitu Sebanyak 96% (52 orang) responden terdiagnosis mengalami gastritis tingkat Ringan, sedangkan 4% (2 orang) lainnya mengalami gastritis tingkat Sedang. Oleh karena itu, baik bagi penderita gastritis, maupun yang tidak sebaiknya membatasi konsumsi kopi.