Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Processing Banana Peel Organic Waste in Tourism Areas as an Effort to Control Aquatic Environmental Pollution Tuhumury, Novianty; Sahetapy, Jacqueline M F; Matakupan, Jolen; Rijoly, Stefanno M A
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.55446

Abstract

This study aims to analyze the weight of waste, recycling potential, and processing of banana peel organic waste into eco enzyme as an effort to control environmental pollution. The research was conducted in August-November 2023 in the Pasar Minggu Beach tourist area, Ambon City. The data collection method used direct observation in the field. Banana peel waste data was collected for 4 days, then weighed for further processing into eco enzyme for 3 months. Waste generation data and recycling potential were calculated using the formula set by the National Standardization Agency. The results showed that the weight of banana peel waste generated was 32.2 kg with 195 visitors. The average waste generation obtained was 0.17 or 0.2 kg/person/day, meaning that every visitor who comes to the tourist attractions produces 0.2 kg of banana peel waste. Banana waste that can be recycled is 30 kg and produces 112.5 l of ready-to-use eco enzyme solution. Processing banana peel organic waste into eco enzyme solution contributes ecologically and economically positively. Keywords: Banana peel; Eco enzyme; Organic waste; Tourism; Waste generation. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berat timbulan, potensi daur ulang, serta pengolahan sampah organik kulit pisang menjadi eco enzyme sebagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan. Penelitian dilakukan pada Agustus–November 2023 di kawasan wisata Pantai Pasar Minggu, Kota Ambon. Metode pengambilan data menggunakan metode observasi langsung di lapangan. Pengambilan data sampah kulit pisang dilakukan selama 4 hari, kemudian ditimbang beratnya untuk selanjutnya diolah menjadi eco enzyme selama 3 bulan. Data timbulan sampah dan potensi daur ulang dihitung merujuk pada rumus yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Hasil penelitian menunjukan berat sampah kulit pisang yang dihasilkan sebesar 32,2 kg dengan jumlah pengunjung sebanyak 195 orang. Rata-rata timbulan sampah yang diperoleh sebesar 0,17 atau 0,2 kg/org/hr, artinya setiap pengunjung yang datang ke tempat wisata menghasilkan sampah kulit pisang sebesar 0,2 kg. Sampah pisang yang dapat didaur ulang sebesar 30 kg dan menghasilkan larutan eco enzyme siap pakai sebanyak 112,5 l. Pengolahan sampah organik kulit pisang menjadi larutan eco enzyme berkontribusi positif baik secara ekologis maupun ekonomis. Kata Kunci: Kulit pisang; Eco enzyme; Sampah organik; Wisata, Timbulan sampah
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ECO ENZYME TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI RUMPUT LAUT TERINFEKSI ICE-ICE Tuhumury, Novianty C; Sahetapy, Jacqueline M F; Matakupan, Jolen; Rijoly, Stefanno M A
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 20 No 1 (2024): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol20issue1page54-61

Abstract

Eco enzyme is the result of fruit peel fermentation mixed with brown sugar water. Eco enzyme contains acetic acid that can inhibit the growth of bacteria, including bacteria isolated from seaweed infected with ice-ice disease. The purpose of this study was to analyze the antibacterial activity of eco enzyme to inhibit bacteria isolated from seaweed infected with ice-ice. This research was conducted in July-November 2023. The inhibition test was conducted at the BPBL Ambon Testing Laboratory, while the phytochemical test was conducted at the Herbal Materia Medica Laboratory in Batu, Malang. Eco enzyme was made at the Aquatic Resource Management Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Science, Pattimura University for three months. The method for antibacterial test of eco enzyme used disc diffusion method. There are four types of bacteria that have been isolated from ice-ice infected seaweed, namely Vibrio alginolyticus, Vibrio fluvalis, Vibrio cholerae, and Aeromonas cavie. There are four concentrations of eco enzyme used to inhibit the growth of isolated bacteria, namely 25%, 50%, 75% and 100%. Phytochemical test results showed that the eco enzyme solution contained phenol of 319.0921 mg GA/g, total flavonoids of 133.5000 mg Q/g, total tannins of 224.6916 mg ET/g, and IC50 value on DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method of 290.9558 ppm. Based on the results of the inhibition test, the greater the concentration of eco enzyme, the greater the inhibition zone produced. Inhibition zone with moderate category was found in bacteria V. alginolticus and A. cavie with 100% concentration, while others were included in the weak category. ABSTRAK Eco enzyme merupakan hasil fermentasi kulit buah dicampur dengan gula merah air. Eco enzyme mengandung asam asetat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain bakteri yang diisolasi dari rumput laut yang terinfeksi penyakit ice-ice. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis aktivitas antibakteri eco enzyme untuk menghambat bakteri yang diisolasi dari rumput laut terinfeksi ice-ice. Penelitian ini dilakukan pada Juli-November 2023. Uji hambat dilakukan di Laboratorium Penguji BPBL Ambon, sedangkan untuk uji fitokimia dilakukan di Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, Malang. Eco enzyme dibuat di Laboratorium MSP FPIK UNPATTI selama tiga bulan. Metode untuk uji antibakteri eco enzyme menggunakan metode difusi cakram. Terdapat empat jenis bakteri yang telah diisolasi dari rumput laut terinfeksi ice-ice yaitu Vibrio alginolyticus, Vibrio fluvalis, Vibrio cholerae, dan Aeromonas cavie. Terdapat empat konsentrasi eco enzyme yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri isolasi yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa larutan eco enzyme mengandung Fenol sebesar 319,0921 mg GA/g, total Flavonoid sebesar 133,5000 mg Q/g, total Tanin sebesar 224,6916 mg ET/g, dan nilai IC50 pada metode DPPH (1,1-diphenil-2-picrylhydrazil) sebesar 290,9558 ppm. Berdasarkan hasil uji hambat diperoleh semakin besar konsentrasi eco enzyme maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat dengan kategori sedang ditemukan pada bakteri V. alginolticus dan A. cavie dengan konsentrasi 100%, sedangkan lainnya termasuk dalam kategori lemah. Kata Kunci: Eco enzyme, antibakteri, fitokimia, rumput laut, ice-ice
RESILIENSI STOK KARBON MANGROVE DENGAN PENDEKATAN SISTEM SOSIAL EKOLOGI DI PESISIR KABUPATEN MUNA BARAT Rahman, Rahman; Ratuluhain, Eva Susan; Sirajuddin, Nur Tasmiah; Fendjalang, Sophia N M; Rijoly, Stefanno M A
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol1iss2pp1-11

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi stok karbon di pesisir Kabupaten Muna Barat dengan pendekatan sosial ekologi. Resiliensi merupakan kemampaun untuk mengembalikan stok karbon mangrove pada waktu tertentu. Penelitian dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada para stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai resiliensi stok karbon dengan pendekatan sosial sebesar 0,75, terdapat enam indikator dengan nilai resieliensi terbaik (R = 1) yaitu tingkat pendidikan masyarakat, tidak adanya potensi konflik, kepatuhan terhadap peraturan, adanya mata pencaharian alternatif, tingkat pemanfaatan mangrove, dan ketergantungan terhadap layanan jasa ekosistem. Nilai resiliensi stok karbon dengan pendekatan ekologi sebesar 0,74. Indikator resiliensi ekologi berupa ketebalan mangrove, rasio produksi semai, dan laju pertumbuhan diameter pada masing stasiun memiliki nilai sebesar R = 0,75. Nilai resiliensi stok karbon dengan pendekatan sistem sosial ekologi sebesar 0,74. Nilai resiliensi tersebut, menunjukkan kemampuan ekosistem mangrove untuk merecovery stok karbon pada tegakan melalui produksi semai dan pertumbuhan diameter. Tekanan antropogenik berupa pembangunan berbagai infrastruktur merupakan tekanan berdampak besar namun tidak berkesinambunagn. Tekanan antropogenik berupa penebangan pohon merupakan tekanan kecil berkesinambungan. Kemampuan reproduksi dan laju pertumbuhan diameter mangrove cenderung mampu beradaptasi dengan penebangan pohon sehingga stok karbon dapat recovery dari waktu ke waktu.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ANGGUR LAUT Caulerpa racemosa TERHADAP BEBERAPA JENIS BAKTERI PADA IKAN BUDIDAYA Pattipeilohy, Christian E; Tuhumury, Semuel F; Rijoly, Stefanno M A
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 19 No 1 (2023): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol19issue1page1-8

Abstract

The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of Caulerpa racemosa sea grapes against several types of bacteria in fish. This research was conducted from June to July 2022 at the Fishery Products Technology Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Science, and Biology Laboratory, Faculty of Matemathics and Natural Science, Pattimura University. This experiment using four kinds of extract concentration were 25%, 50%, 75%, and 100% and amoxicillin (control). Furthermore, to evaluate the antibacterial activity of C. racemosa seaweed extract, an inhibition zone test was performed against Vibrio parahaemolyticus, Escherichia coli, Salmonella thypii and Staphylococcus aureus bacteria which were seen based on the diameter of the resulting inhibition zone. This study used a completely randomized design with four treatments and three replications. The inhibition zone test was carried out for 1 x 24 hours to see the inhibition zones produced from each treatment. The results of the analysis of the concentration of C. racemosaextract gave no significant effect on the inhibition zone of each type of bacteria (p>0.05). However, the treatment of 100% C. racemosa extract showed the highest inhibition zone value among the extract concentrations of 25%, 50% and 75%. V. parahaemolyticus bacteria had the highest inhibition zones followed by S. thypii, E. coli and S. aureus bacteria of 49 mm, 35 mm, 24 mm and 23 mm, respectively. The results of this study indicate that the higher the concentration of the extract, the larger the inhibition zone producedthe higher the concentration of the extract, the larger the resulting inhibition zone. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui aktivitas antibakteri dari anggur laut Caulerpa racemosa terhadap beberapa jenis bakteri pada ikan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni sampai Juli 2022 di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura. Penelitian ini menggunakan empat macam konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75%, dan 100% dan amoxicilin (kontrol). Selanjutnya untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak rumput laut C. racemosa dilakukan uji zona hambat terhadap bakteri Vibrioparahaemolyticus, Escherichia coli, Salmonella thypii dan Staphylococcus aureus yang dilakukan selama 1x24 jam dilihat berdasarkan diameter dari zona hambat yang dihasilkan dari setiap perlakuan. Penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil analisis konsentrasi ekstrak C. racemosa memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap zona hambat dari setiap jenis bakteri (p>0.05). Perlakuan ekstrak 100% C. racemosa menunjukan nilai zona hambat yang paling tinggi diantara konsentrasi ekstrak 25%, 50% dan 75%. Bakteri V. parahaemolyticus memiliki zona hambat yang paling tinggi dikuti oleh bakteri S. thypii, E. coli dan S. aureus masing-masing sebesar 49 mm, 35 mm, 24 mm dan 23 mm. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin besar zona hambat yang dihasilkan. Kata Kunci: Caulerpa racemosa, antibakteri, V. parahaemolyticus, E. coli, S. thypii, S. aureus