Anemia pada remaja putri merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 48,9%, dan kondisi ini sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi akibat siklus menstruasi, sehingga remaja putri berusia 15-24 tahun menjadi kelompok dengan tingkat anemia tertinggi. Meskipun pemerintah telah menyediakan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk mengatasi masalah ini, tingkat kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsinya masih rendah. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih lanjut, terutama dalam hal edukasi dan pemanfaatan teknologi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menilai bagaimana teknologi digital dapat meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD. Melalui penulisan ini diharapkan solusi efektif dapat ditemukan untuk menurunkan prevalensi anemia di kalangan remaja putri dan meningkatkan kesadaran mereka mengenai pentingnya mengonsumsi suplemen zat besi. Penulis menggunakan metode literature review, menghasilkan 6 artikel yang paling relevan dengan topik pembahasan. Dari hasil literature review tersebut menunjukkan bahwa teknologi memiliki dampak besar dalam mengurangi prevalensi anemia melalui teknologi digital. Studi menunjukkan bahwa teknologi digital secara signifikan meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), dengan penggunaan aplikasi seperti "TEENFIT" meningkatkan kepatuhan hingga 23,6% dalam tiga bulan. Penulisan ini menggarisbawahi peran penting teknologi dalam menyediakan pengingat, informasi, dan dukungan yang diperlukan untuk memadukan kesehatan, yang diharapkan dapat membantu menurunkan prevalensi anemia di kalangan remaja putri. Dapat disimpulkan bahwa teknologi sangat berperan aktif dan memberikan kontribusi besar dalam menurunkan angka prevalensi anemia pada remaja putri, mendukung program pencegahan anemia dengan cara yang inovatif, mudah diakses, dan berkelanjutan.