Penelitian ini mengkaji integrasi pembangunan kawasan pertambangan di perbatasan Kepulauan Riau dari perspektif ekofeminisme. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam dengan berbagai pihak terkait, analisis dokumen, serta observasi langsung di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak dari rencana pengembangan kawasan pertambangan di perbatasan Kepulauan Riau terhadap lingkungan dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana pengembangan kawasan pertambangan di perbatasan Kepulauan Riau berdampak negatif terhadap lingkungan dan perempuan. Pengerukan pasir laut yang dilakukan di sekitar pulau-pulau kecil di perbatasan Kepulauan Riau mengakibatkan kerusakan ekosistem laut dan berdampak pada keberlangsungan hidup nelayan setempat, yang mayoritas di antaranya adalah perempuan. Selain itu, rencana pengembangan pertambangan juga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan perempuan, yang terpapar oleh zat-zat kimia berbahaya dari pertambangan. Dalam perspektif ekofeminisme, integrasi pembangunan harus mempertimbangkan aspek gender dan lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah melakukan evaluasi ulang terhadap rencana pengembangan kawasan pertambangan di perbatasan Kepulauan Riau dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan perempuan. Selain itu, perlu juga dilakukan pemberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan kawasan pertambangan. Hal ini diharapkan dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan lebih inklusif, yang memperhatikan hak-hak perempuan dan lingkungan.