Penelitian ini mengkaji kenyamanan termal ruang kantor di Mall Pelayanan Publik Barru dengan fokus pada pemenuhan terhadap standar ASHRAE-55. Kenyamanan termal berperan penting dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan, terutama di iklim tropis yang menghadirkan tantangan lingkungan signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi termal, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidaknyamanan, dan mengusulkan intervensi desain untuk perbaikan. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan menggabungkan pengukuran langsung variabel lingkungan—suhu, kelembapan, kecepatan udara, dan Mean Radiant Temperature—dengan simulasi menggunakan perangkat lunak Ecotect. Data pengguna, termasuk insulasi pakaian dan tingkat metabolisme, juga diintegrasikan untuk menghitung Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD). Hasil menunjukkan bahwa ruang kantor tidak memenuhi standar kenyamanan termal, dengan rata-rata PMV sebesar +1,13 dan PPD sebesar 32%, yang mencerminkan sensasi termal "sedikit hangat." Faktor utama penyebab ketidaknyamanan adalah paparan radiasi matahari dari jendela besar di sisi Timur dan distribusi udara dingin yang tidak optimal. Hasil simulasi mendukung pengukuran ini, menunjukkan kekurangan serupa. Penelitian ini menekankan perlunya intervensi yang terarah, seperti solusi peneduhan yang lebih baik dan peningkatan sistem HVAC, untuk mengatasi masalah kenyamanan termal di ruang kantor tropis. Dengan pendekatan gabungan analisis empiris dan simulasi, penelitian ini memberikan kontribusi pada desain ruang kerja berkelanjutan dan menjadi dasar bagi studi lanjut dalam mengeksplorasi solusi kenyamanan termal yang inovatif.