Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN USUS AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) Wamnebo, Muhammad Ikhsan; Hasnidar, Hasnidar; Azizah, Nurul; Rauf, Abdul
Media Akuakultur Vol 18, No 2 (2023): Desember, 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.18.2.2023.83-89

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian usus ayam dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan kepiting bakau (Scylla olivacea). Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2022 di Tambak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia yang terletak di Desa Kalibone Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep. Wadah yang digunakan berupa keranjang plastik dengan ukuran diameter atas 24 cm, diameter bawah 16 cm, dan tinggi 26 cm berjumlah 60 unit. Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (Scylla olivacea) dengan bobot 200±2,21 g dan lebar karapas 8±0,08 cm. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yakni: Perlakuan A= 5% dari bobot tubuh, B= 10%, C= 15% dan, D= 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan kepiting bakau untuk semua perlakuan adalah 100%, sedangkan pertumbuhan bobot mutlak dan Survival Growth Rate (SGR) tertinggi diperoleh pada perlakuan D (20%), disusul berturut-turut oleh perlakuan C, B dan A.This study aimed to determine the effect of giving chicken intestines with different doses on the growth of mangrove crabs (Scylla olivacea). This research was conducted from February to April 2022 at the Pond of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences at the Indonesian Muslim University which is located in Kalibone Village, Minasatene District, Pangkep Regency. The containers used were plastic baskets with a top diameter of 24 cm, a bottom diameter of 16 cm, and a height of 26 cm totaling 60 units. The test animal used was mud crab (Scylla olivacea) with a weight of 200±2.21 g and a carapace width of 8 ± 0.08 cm. This study was designed using a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications, namely: Treatment A = 5% of body weight, B = 10%, C = 15%, D = 20%. The results showed that the survival of mud crabs for all treatments was 100%, while the highest absolute weight growth and SGR were obtained in treatment D (20%), followed by treatments C, B, and A.
DINAMIKA POPULASI IKAN BELOSO (Glossogobius sp) DI PERAIRAN DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN, INDONESIA Hadijah, Siti; Wamnebo, Muhammad Ikhsan; Kasmawati, Kasmawati; Bakhtiar, Bakhtiar; Poltak, Hendra
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.16.2.2024.77-87

Abstract

Ikan beloso (Glossogobius sp) merupakan spesies endemik di Danau Tempe yang kini langka, hampir tidak ditemukan dalam tangkapan di danau tersebut. Faktor penyebab kelangkaan ini antara lain perubahan fungsi Danau Tempe menjadi kawasan wisata, penggunaan jalur transportasi perahu motor, tekanan pertumbuhan penduduk, serta eksploitasi ikan beloso yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji inamika populasi ikan beloso di Danau Tempe. Metode survei digunakan untuk menangkap ikan beloso, yang kemudian dihitung jumlahnya dan diukur panjangnya menggunakan papan ukur ikan dengan ketelitian hingga 1 mm. Struktur populasi ditentukan melalui pengelompokan frekuensi ukuran panjang menggunakan metode Bhatacharya berdasarkan data yang diperoleh. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 1974 ekor ikan yang tertangkap, panjangnya berkisar antara 82 mm hingga 231 mm. Persentase tangkapan terbesar ada pada nilai tengah dengan panjang total 127 mm, yaitu 19,50%, sementara yang terkecil dengan panjang total lebih dari 127 mm, sebanyak 0,15%. Sebaran ukuran menunjukkan variasi dari ikan berukuran kecil dengan nilai tengah panjang 84,5 mm hingga ikan berukuran besar dengan nilai tengah panjang 214,5 mm. Kelompok umur pada ikan beloso terdiri dari 3 kelompok pada jantan dan gabungan, serta 2 kelompok pada betina. Parameter panjang maksimum (L”), koefisien pertumbuhan (K), dan usia teoritis (to) ikan beloso masing-masing adalah 325 mm, 0,53 per tahun, dan -0,1595 (gabungan); 321 mm, 0,53 per tahun, dan -0,1560 (jantan); serta 320 mm, 0,48 per tahun, dan -0,1780 (betina). Tingkat mortalitas total (Z), mortalitas alami (M), laju mortalitas penangkapan (F), dan laju eksploitasi (E) pada ikan beloso telah dihitung masing-masing sebesar 4,66, 0,60, 4,06, dan 0,87 untuk gabungan; 3,67, 0,61, 3,06, dan 0,83 untuk jantan; serta 4,01, 0,57, 3,44, dan 0,86 untuk betina. Berdasarkan analisis yang menunjukkan kelompok umur rendah dan tingkat eksploitasi yang sangat tinggi, dapat disimpulkan bahwa kondisi ikan beloso sudah terancam. Diperlukan regulasi dan pengelolaan yang baik untuk menjamin keberlanjutannya.
SEKOLAH LAPANG REHABILITASI DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN HUTAN MANGROVE DI DESA TAMANGAPA KECAMATAN MA’RANG KABUPATEN PANGKEP Rauf, Abdul; Wamnebo, Muhammad Ikhsan; Yusuf, Kamil; Rauf, Muhammad Ilham
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v2i2.364

Abstract

Mangrove adalah salah satu sumberdaya alam diwilayah pesisir yang memiliki potensi yang cukup besar jika dimanfaatkan secara berkelanjutan, sebaliknya akan memberikan dampak kerusakan jika tidak dilindungi, seperti abrasi pantai. Desa Tamangapa, Kecamatan Ma’rang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan yang memiliki mangrove yang cukup luas, baik disepanjang pantai maupun sungai. Selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat pesisir (nelayan/petani ikan) melalui pelatihan dan pendampingan tentang konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan mangrove dengan target khusus agar nelayan/petani ikan di desa tersebut dapat melestarikan mangrove dan memanfaatkannya secara berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas lapangan kerja. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli - November 2023 di Desa Tamangapa, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep. Metode yang diterapkan pada pelaksanaan program kegiatan PkM ini adalah metode pendekatan sekolah lapang dengan melibatkan secara langsung mitra mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang dapat diperoleh dari mitra adalah mereka mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana melindungi dan memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan sebagai salah satu sumberdaya pesisir yang melimpah dan disepanjang aliran sungai sebagai sumber mata pencaharian baru untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir.
EDUKASI PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KONSERVASI DAN REHABILITASI SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU BONTOSUA, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN Rauf, Abdul; Wamnebo, Muhammad Ikhsan; Rauf, Muhammad Ilham
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 3 No 2 (2025): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jamka.v3i2.567

Abstract

Pulau Bontosua, Desa Mattiro Bone, Kecamatan Liukang Tupabbiring adalah salah satu pulau di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki ekosistem terumbu karang yang tersebar di sekeliling pulau. Namun saat ini banyak mengalami kerusakan akibat aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab (tidak ramah lingkungan). Untuk mengatasi masalah di atas, diperlukan suatu upaya mengedukasi masyarakat yang bertujuan tidak hanya meningkatkan perlindungan (konservasi) tetapi juga rehabilitasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan terhadap ekosistem. Tujuan dari kegiatan PkM ini adalah memberikan edukasi peningkatan pengetahuan, pelatihan dan pendampingan tentang konservasi, rehabilitasi dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem terumbu karang kepada Mitra di Pulau Bontosua. Metode yang diterapkan pada pelaksanaan program kegiatan PkM ini adalah metode pendekatan penyuluhan dan pelatihan serta pendampingan dengan melibatkan secara langsung mitra mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah mitra telah mendapatkan pengetahuan dan penyadaran tentang arti penting mempertahankan kelestarian ekosistem terumbu karang di Pulau Bontosua. Disamping itu, mitra telah memahami bagaimana upaya- upaya yang dilakukan untuk merehabilitasi/mengkonservasi terumbu karang yang sudah mengalami kerusakan, sehingga diharapkan menjadi solusi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.