Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Development of mitochondrial 12S rRNA gene for identification of dog and rat in beef using multiplex PCR Cahyadi, M.; Taufik, I. M.; Pramono, A.; Abdurrahman, Z. H.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 44, No 1 (2019): March
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.44.1.10-18

Abstract

The 12S rRNA gene is one of unique regions in mitochondrial genome usually used for phylogenetic studies and species identification. The objective of present study was to develop species specific primers from mitochondrial 12S rRNA gene for identification of dog and rat in beef by using multiplex PCR assay. Three primer pairs of mitochondrial 12S rRNA gene specific for bovine, dog and rat were designed and selected to evaluate their specificity and fidelity. Moreover, a total of twelve DNA samples extracted from meat tissue were also prepared to test those primers using simplex and multiplex PCR. The PCR products were then visualized using 2% of agarose gel under the UV light and three of them were sequenced. In addition, sequence data were analyzed using Clustal Omega software and BLAST. The result showed that simplex PCR assay successfully amplified DNA targets which are respectively indicated by 155 bp (bovine), 244 bp (dog), and 491 bp (rat) of DNA bands. Furthermore, DNA sample sequences were identically similar to reference sequence used in this study. Multiplex and simplex PCR analyses also indicated that these primer pairs specifically amplified DNA target for each species in the samples containing various species. The results suggested that designed primers in this study could be used to identify dog and rat in raw beef containing these species meat. Further experiment should be conducted using meat-processed products and commercial meat products as samples.
FEEDING EFFECT OF INULIN DERIVED FROM DAHLIA TUBER COMBINED WITH Lactobacillus sp. ON MEAT PROTEIN MASS OF CROSSBRED KAMPONG CHICKEN Abdurrahman, Z. H.; Pramono, Y. B.; Suthama, N.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 41, No 1 (2016): March
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.41.1.37-44

Abstract

The objective of the study was to determine the effects of feeding Lactobacillus species (Lactobacillus sp.) and inulin derived from dahlia tuber powder on antioxidant activity, calcium mass, and protein mass of crossbred kampong chicken meat. A total of  168 birds of 21 days old crossbred kampong chickens were randomly allocated into 6 treatments with four replications per treatment. The present experiment was assigned in  a completely randomized design with 2 x 3 factorial scheme. The first factor was levels of dahlia tuber powder, namely 0.8% (A1) and 1.2% (A2), and the second factor was levels of Lactobacillus sp., namely none (B0), 1.2 mL (108 cfu/mL/B1) and 2.4 mL (108 cfu/mL/B2). The parameters measured were antioxidant activity, meat calcium and protein mass. Data were subjected to analysis of variance and followed by Duncan multiple range test (P
Meat Characteristic of Crossbred Local Chicken Fed Inulin of Dahlia Tuber and Lactobacillus sp. Zakaria Husein Abdurrahman; Y. B. Pramono; N. Suthama
Media Peternakan Vol. 39 No. 2 (2016): Media Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.621 KB) | DOI: 10.5398/medpet.2016.39.2.112

Abstract

This study was conducted to evaluate the meat characteristic of crossbred local chicken fed diet containing both dahlia tuber powder as inulin source and probiotic Lactobacillus sp. The experimental animals were 168 crossbred local chickens which were randomly divided into 6 groups of treatment (4 replications each) when they were 21-d old. A completely randomized design with 2 x 3 factorial pattern consisted of 2 levels of prebiotic [(0.8% (D1) and 1.2% (D2)] and 3 levels of probiotic [without probiotic (L0), 1.2 mL (L1), and 2.4 mL (L2)] was arranged in the present study. One mL probiotic (Lactobacillus sp.) was equal to 108 cfu. Results showed that the supplementation of prebiotic and probiotic significantly (P<0.05) affected breast meat color in terms of L* (lightness) and b* (yellowness). The meat fat mass and cholesterol was significantly (P<0.05) decreased by the combination of prebiotic and probiotic. The hardness of meat was not affected significantly by all treatments. The conclusion is that breast meat color could be improved, and both meat fat mass and cholesterol content could be decreased by feeding a combination of 1.2% dahlia tuber powder as inulin source and 1.2 mL probiotic Lactobacillus sp.
Gambaran Umum Pengaruh Probiotik dan Prebiotik pada Kualitas Daging Ayam Zakaria Husein Abdurrahman; Yuli Yanti
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 19, No 2 (2018): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.662 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.02.4

Abstract

Pemanfaatan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan ayam mulai dilarang karena adanya pengaruh merugikan bagi kesehatan manusia. Alternatif lain selain menggunakan antibiotik adalah menggunakan probiotik dan prebiotik. Penelitian tentang probiotik dan prebiotik telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir pada ternak ayam. Penggunaan kombinasi probiotik dan prebiotik yang diberikan secara bersama dapat meningkatkan proses penyerapan nutrien pada usus ayam, sehingga berdampak pada peningkatan performans, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas daging. Eksplorasi sumber probiotik dan prebiotik masih perlu dilakukan terutama kombinasi dan kondisi yang optimal berdasarkan berbagai faktor seperti jenis ayam, jenis probiotik, dan jenis prebiotik.
Sensitivitas Multiplex-Polymerase Chain Reaction Gen 12S rRNA dalam Mendeteksi Pemalsuan Daging Sapi dengan Daging Babi, Anjing dan Tikus Irma Khikmawati; Slamet Diah Volkandari; Zakaria Husein Abdurrahman; Ahmad Pramono; Muhammad Cahyadi
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1886.641 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.492

Abstract

Daging sapi dan olahannya merupakan sasaran pemalsuan. Pelaku pemalsuan daging sapi mencampur daging sapi dengan daging spesies hewan lain, sehingga berakibat pada berubahnya status kehalalan daging. Selain itu, kondisi tersebut dapat menjadi penyebab serius pada risiko kesehatan, seperti potensi keracunan, sumber penyakit maupun alergi. Pengawasan yang efektif diperlukan guna menjamin keaslian dan keamanan daging. Metode deteksi secara molekuler yang umum digunakan adalah multiplex-PCR karena efisien dan sensitif. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi sensitivitas multiplex-PCR primer gen 12S rRNA yang spesifik untuk spesies sapi, anjing, babi, dan tikus. Template DNA dibuat masing-masing enam konsentrasi, yaitu 25; 10; 1; 0,1; 0,01; 0,001 ng/ìL untuk proses simplex dan multiplex-PCR. Hasil uji sensitivitas menggunakan metode simplex-PCR menunjukkan bahwa primer gen 12S rRNA dapat mengamplifikasi spesies sapi, anjing, babi, dan tikus dengan akurat hingga konsentrasi 0,001 ng/ìL. Pengujian sensitivitas multiplex-PCR gen 12S rRNA dapat mengamplifikasi spesies sapi, anjing, babi hingga konsentrasi 0,001 ng/ìL dan pada spesies tikus hingga konsentrasi 1 ng/ìL. Metode PCR ini dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam studi halal dan verifikasi label pangan
Pengaruh Penggunaan Lidah Buaya (Aloe vera) dalam Ransum Terhadap Produktivitas Ayam Broiler Pejantan Prayogi Sunu; Zakaria Husein Abdurrahman
Sains Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan Vol 17, No 1 (2019): Sains Peternakan
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.201 KB) | DOI: 10.20961/sainspet.v17i1.24348

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan lidah buaya (Aloe vera) dalam ransum terhadap produktivitas ayam broiler pejantan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola searah dilanjutkan dengan uji lanjut Duncans Multiple Range Test. Materi yang digunakan adalah 100 ekor DOC jantan yang dipelihara dalam 20 petak kandang yang terdiri dari 5 ekor ayam per unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu T0 = Ransum kontrol, T1 = ransum komersial dan lidah buaya 0,75 %, T2 = ransum komersial dan lidah buaya 1,5%, T3 = ransum komersial dan lidah buaya 2%. Peubah yang diteliti yaitu bobot badan, konsumsi ransum, dan Feed convertion ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lidah buaya T3 sebanyak 2% dalam ransum berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan harian dan persentase karkas tetapi tidak berpengaruh meningkatkan konsumsi ransum  dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan konversi pakan (FCR) lebih baik karena nilainya lebih rendah dibandingkan dengan control.
Pemanfaatan Limbah Kotoran Puyuh untuk Bahan Dasar Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif Wahyu Utami; Suhardi Suhardi; Zakaria Husein Abdurrahman
Tropical Animal Science Vol 2 No 1 (2020): TROPICAL ANIMAL SCIENCE
Publisher : Universitas Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.984 KB) | DOI: 10.36596/tas.v2i1.133

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh bahan penyusun briket dari kotoran puyuh dan limbah pertanian dengan tambahan perekat sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019 di Laboraturium Balai Pelayanan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Boyolali, Laboraturium Universitas Diponegoro, dan di Laboraturium Universitas Boyolali. Materi yang digunakan adalah briket sebanyak 90 buah yang dibuat dengan 3 perlakuan dan 6 kali ulangan. Dalam penelitian ini terdapat 3 perlakuan, dengan bahan kotoran puyuh dan sekam dengan perbandingan 1:1, 2:1, dan 3:1. Parameter yang diteliti yaitu kadar air, kadar abu, lama bakar briket sampai menjadi abu, dan lama untuk mendidihkan 250 ml air. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 6 briket. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama nyala briket sampai menjadi abu dan lama untuk mendidihkan air tidak berpengaruh nyata sedangkan kadar abu dan kadar air berpengaruh nyata. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perbandingan sekam dan kotoran puyuh menghasilkan briket terbaik pada perlakuan perbandingan kotoran puyuh : sekam sebesar 22,5 : 7,5 karena mempunyai kadar abu dan kadar terendah.
Perbandingan Fisik dan Organoleptik Antara Marshmallow dengan Bahan Dasar Gelatin yang Berbeda Zulfan Mustika Sakti Surya Putra; Suhardi Suhardi; Zakaria Husein Abdurrahman
Tropical Animal Science Vol 3 No 1 (2021): TROPICAL ANIMAL SCIENCE
Publisher : Universitas Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.206 KB) | DOI: 10.36596/tas.v3i1.375

Abstract

This study aims to determine the comparison of physical and orgnoleptic qualities between marshmallows made from chicken claws and cow skin with the parameters being tested for taste, chewiness, texture and preference. This research was conducted in July-August 2020 at the laboratory of the Boyolali Veterinary Public Health Service Center and tested on panelists at the Daarul Arqom Tulung Modern Islamic Boarding School, Klaten. The material used consists of two, namely raw materials and manufacturing tools. First, the materials used to make gelatin in this study include chicken claws, cow skin, acetic acid, water, sodium disulfide S), calcium hydroxide ( ) and HCl. Meanwhile, the ingredients used include chicken claw gelatin, cow skin gelatin, vanilla, sucrose syrup, sugar, cornstarch, sugar flour and water. The tools used include basins, measuring cups, scales, scissors, waterbath (water bath), filter paper, vacuum filters, oven and blender. The results of the analysis of various organoleptic tests in this study which included texture, chewiness, taste and liking had a significant difference of P <0.01, namely that marshmallows with cowhide were better than marshmallows with chicken claw as the basic ingredient. The conclusion of the comparative study between marshmallow with gelatin as a base ingredient of cow skin gelatin is superior to that of chicken claw gelatin. Keywords:marshmallow, cowhide, chicken claw
Pengaruh Teknik Micronizing Jagung Kuning pada Ransum Ayam Isa Brown Leghorn Terhadap Kualitas Isi Telur Agus Ramadhan; Zakaria Husein Abdurrahman; Purwadi Purwadi
Tropical Animal Science Vol 3 No 1 (2021): TROPICAL ANIMAL SCIENCE
Publisher : Universitas Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.401 KB) | DOI: 10.36596/tas.v3i1.674

Abstract

This article presents the results of research on the effect of micronizing techniques on chicken rations isa brown leghorn on the quality of egg contents. Isa Brown eggs are one type of egg that can meet the nutritional needs of people in Indonesia. This study used a completely randomized design (CRD) using 3 treatments. and 6 replications. The analysis used one factor ANOVA test (One Way ANOVA) with SPSS 16.0. Followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT) with a level of 5%. Based on the results of the study showed that the yellow corn micronizing technique had a significant effect on egg quality in (1) ration consumption of; (2) Hen day production (HDP); (3) Index albumen; (4) Yolk index; (5) Haugh index, with sig. (P<0.05). While the yellow corn micronizing technique had a significant effect on egg yolk color and eggshell color (P>0.05). The effect of the yellow corn micronizing technique on brown leghorn isa chicken rations on the quality of egg contents showed an increase in quality in the treatment of fine grain yellow corn rations.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) Terhadap Kualitas Organoleptik dan pH Kefir Susu Kambing Galuh L. Hakim; Angela Nitia Nefasa; Zakaria Husein Abdurrahman
Tropical Animal Science Vol 3 No 1 (2021): TROPICAL ANIMAL SCIENCE
Publisher : Universitas Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.231 KB) | DOI: 10.36596/tas.v3i1.724

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jahe merah terhadap kualitas organoleptik dan derajat keasaman (pH) pada kefir susu kambing. Bahan yang digunakan yaitu susu kambing, bibit kefir, dan jahe merah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah, dengan menggunakan 25 ulangan untuk uji organoleptik dan 4 ulangan untuk uji pH. Perlakuannya adalah T0 = ekstrak jahe merah 0% T1 = ekstrak jahe merah 1.5%, T2 = ekstrak jahe merah 3%, T3 = ekstrak jahe merah 4.5%, T4 = ekstrak jahe merah 6%. Uji organoleptik dilakukan oleh 25 orang panelis semi terlatih dan uji pH menggunakan pH meter digital. Semua data hasil uji dianalisis menggunakan prosedur analysis of variance. Hasil dan kesimpulan menunjukan bahwa perlakuan pemberian ekstrak jahe merah berpengaruh nyata terhadap kualitas organoleptik (warna, aroma, rasa, kekentalan) dan tidak berpengaruh nyata terhadap pH pada kefir susu kambing.