Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Waipare Kecaamatan Kangae Kabupaten Sikka: Faktors Related to the Incident of Dengue Hemorrhagic Fever in the Working Area of the Waipare Health Center, Kangae District, Sikka District Erny Adang; Marni; Ribka Limbu
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 6: JUNE 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i6.4719

Abstract

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu jenis penyakit arbovirus yang ditularkan melalui gigitan artropoda seperti nyamuk. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. kasus DBD di Nusa Tenggara Timur bervariasi dari tahun 2018 hingga 2021. Pada tahun 2018, terdapat 1.603 kasus, yang meningkat menjadi 4.832 kasus pada tahun 2019. Puncaknya terjadi pada tahun 2020, dengan 6.178 kasus dan 63 kematian, namun turun menjadi 2.807 kasus pada tahun 2021. Kasus DBD di Puskesmas Waipare mencapai 113 kasus pada tahun 2020, turun menjadi 21 kasus pada tahun 2021 dan meningkat menjadi 36 kasus pada tahun 2022. Ada 52 kasus antara Januari dan Maret 2023. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD di wilyah kerja Puskesmas Waipare Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka. Metode: Penelitian ini menggunakan observasional analitik dan desain penelitian Case control untuk mengkaji variabel-variabel yang berhubungan dengan kasus DBD di wilayah Puskesmas Waipare, Kangae, Sikka. Hasil: Uji chi-square digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan kejadian DBD (p-value= 0,006). Sementara itu, sikap mencegah, tindakan PSN (p-value = 0,001) dan ventilasi berkasa (p-value = 0,004), serta keberadaan jentik (p-value = 0,002) memiliki hubungan signifikan dengan kejadian DBD, sedangkan pencahayaan tidak berhubungan dengan kejadian DBD (p-value = 0,255). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pencahayaan terhadap kejadian DBD dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap mencegah, tindakan PSN, ventilasi berkasa dan keberadaan jentik nyamuk terhadap kejadian DBD
Neno Boha: Local Wisdom of the Dawan Community tn Postpartum Mothers in Binaus Village Tatie Justicia Nenohaifeto; Marni Marni
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 7: JULY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i7.5389

Abstract

Introduction: Health promlems in Indonesia include high maternal and infant mortality rates. The causes are varied, including economic factors, access to health facilities, and community beliefs and traditions. In Binaus Village, there is a Neno Boha tradition for caring for mothers after giving birth, which involves roasting, hot water compresses (tatobi), abstinence, and consuming potions. This research aims to understand the implementation of the Neno Boha tradition and its impact on maternal and infant health Methods: This research uses a qualitative method with an ethnographic approach to postpartum mothers who follow the Neno Boha tradition. Data was collected through in-depth interviews and participant observation, then analyzed thematically by coding the interview transcripts to produce sub-themes and themes. The results are presented in descriptive text. Results: Data analysis shows that the Dawan tribe women in Binaus Village still carry out the Neno Boha tradition because of this belief passed down from generation to generation. They believe that this tradition helps restore health and heal post-natal wounds. Mothers continue to observe Neno Boha even after giving birth in a health facility and taking medication, because they believe this tradition prevents various long-term illnesses. The practice of roasting and tatobi is thought to help expel dirty blood, making the mother feel healthier. However, for the sake of the baby's health, the practice of roasting is now done only with hot coals and in the main house Conclusion: Traditional care for mothers after giving birth is still carried out by the Dawan tribe community in Binaus Village. The mother feels that the Neno Boha tradition needs to be carried out in addition to medical treatment, by avoiding things that could harm the mother and baby.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Azza, Awatiful; Nurdin, Nurdin; Zamli, Zamli; Marni, Marni; Mudhofar, Muhamad Nor
Ensiklopedia of Journal Vol 6, No 3 (2024): Vol. 6 No. 3 Edisi 2 April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v6i3.2307

Abstract

Dengue fever (DHF) is a public health problem because the number of cases and spread tends to increase, and often causes Extraordinary Events (KLB). The disease is transmitted by the Aedes aegypti mosquito with four main clinical manifestations characterized by circulatory failure. The purpose of this study was to determine the relationship between Physical Environmental Factors and Family Behavior towards the Incidence of Dengue Fever in the Sebanga Health Center Working Area. The research method used a cross sectional research design. The population in this study were people who lived in the Sebanga Health Center working area with a sample of 62 people. The data collection technique used total sampling. The research instrument used a research questionnaire. Data analysis was carried out univariate and bivariate. The results showed that there was a relationship between environmental factors (p value: 0.000) and family behavior (p value: 0.000) with the incidence of DHF. It is recommended for health workers to be able to provide education to the community about health behavior in order to increase mosquito eradication movements by cleaning the surrounding environment, always routinely once a week cleaning water reservoirs, recommending to install, wire gauze ventilation, suggesting that a room area > 8 m² is used for 2 or more people, and planting ornamental plants to maintain room humidity to the community.Keywords: DHF, environment, family
Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Pengunjung Tempat Wisata Bukit Cinta Lembata Tahun 2023 Rahayu, Elisabeth Tri; Ribka Limbu; Marni; Deviarbi S. Tira
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37048/kesehatan.v13i2.479

Abstract

Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat, fasilitas, atau sarana yang sering digunakan untuk kegiatan atau acara komunitas oleh instansi pemerintah, swasta atau individu. Tempat wisata merupakan salah satu tempat umum yang memungkinkan untuk menjadi tempat pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, maupun gangguan kesehatan lainnya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada pengunjung Tempat Wisata Bukit Cinta Lembata. Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 100 responden, dengan teknik pengambilan sampel yakni accidental sampel. Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung Tempat Wisata Bukit Cinta Lembata. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perilaku mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun kategori kurang baik sebesar 100 responden (100%). Perilaku menggunakan jamban sehat kategori kurang baik 60 responden (60%). Perilaku membuang sampah pada tempatnya kategori kurang baik 62 responden (62%), dan perilaku merokok kategori kurang baik 52 responden (52%). Berdasarkan hasil penelitian ini, perilaku hidup bersih dan sehat pada pengunjung Tempat Wisata Bukit Cinta Lembata berada dalam kategori kurang baik. Diharapkan kepada pengelola Tempat Wisata Bukit Cinta Lembata agar dapat menyediakan sarana penunjang dan memperhatikan kebersihan sarana yang telah tersedia agar memudahkan dan mendukung praktik PHBS oleh pengunjung di tempat wisata Bukit Cinta Lembata.
Determinan Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita ratu djia, betru; Marni; Eryc Z. Haba Bunga; Agus Setyobudi
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37048/kesehatan.v13i2.480

Abstract

Puskesmas Seba merupakan salah satu puskesmas yang terletak di kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua. Penyakit diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia setiap tahunnya terdapat 525.000 kasus balita meninggal dunia akibat diare. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko balita mengalami diare antara lain: Pengetahuan ibu, pendidikan, pekerjaan, motivasi, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan determinan perilaku yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Seba Kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua. Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan desain Cross Sectional. Sampel dalam penelitian sebesar 56 kasus. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bivariat. Data dianalisis dengan menggunakan uji square dengan tingkat kemaknaan ɑ=0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan (p=0,004), Pekerjaan, (p=0,033), Pendidikan (p=0,047), Motivasi (p=0,011), Lingkungan (p=0,022). Puskesmas dapat melakukan penyuluhan tentang pentingnya pencegahan diare dengan cara turun langsung ke Posyandu serta memperbanyak media informasi.
PENEGAKKAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN VARIAN EG.5 DI PASAR OEBOBO KOTA KUPANG Bunga, Eryc; Marni, Marni; Tedjuhinga, Indriati
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2024
Publisher : Pergizi Pangan DPD NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51556/jpkmkelaker.v5i2.359

Abstract

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome. Virus tersebut terus bermutasi dan diketahui terdapat varian baru yang lebih dikenal dengan varian EG.5 atau eris yang mempunyai kemampuan untuk menyerang kekebalan tubuh serta tingkat penularannya yang cepat. Varian EG.5 menyebar saat orang terinfeksi batuk dan menyebarkan droplet yang mengandung virus yang dapat menyebabkan infeksi melalui hidung atau mulut dengan tangan yang menyentuh permukaan tempat virus jatuh. Adapun tantangan yang dihadapi bersama saat ini adalah bagaimana upaya yang maksimal untuk dapat mencegah penyebaran varian EG.5. Pasar tradisional menjadi tempat yang rawan dalam kaitannya dengan potensi penyebaran virus, sehingga ditentukan untuk menjadi lokus untuk dilakukan pengabdian masyarakat dengan sasaran para pedagang dan pengunjung pasar dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang penyebaran varian EG.5 serta penegakkan protokol Kesehatan seperti pembagian masker dan hand sanitizer serta cara pemakaian yang baik dan benar, kemudian stimulasi pengetahuan tentang protokol kesehatan yang juga mencakup etika batuk dan bersin. Kegiatan penegakkan protokol kesehatan dilaksanakan dengan metode stimulasi pengetahuan melalui komunikasi interpersonal dan juga membagikan masker bagi para pedagang dan pembeli di Pasar Tradisional Oebobo. Sebelum memulai kegiatan peserta terlebih dulu diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mengenai protokol kesehatan varian EG.5. Selama kegiatan berlangsung peserta dalam hal ini penjual dan pengunjung Pasar Tradisional Oebebobo terlihat antusias, dan itu terlihat dari terjadinya peningkatan pengetahuan yang signifikan terkait etika dalam protokol kesehatan.
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Kolobolon Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao Clara Hendrik, Vita; Romeo, Petrus; Marni
Antigen : Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi Vol. 2 No. 4 (2024): Antigen: Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/antigen.v2i4.433

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga di Desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei melalui kuesioner yang dibagikan kepada 75 kepala keluarga (KK) yang dipilih secara acak menggunakan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan 10 indikator utama PHBS, seperti persalinan yang dibantu tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan bayi dan balita, penggunaan air bersih, mencuci tangan, dan penggunaan jamban sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan dan pemberian ASI eksklusif juga mencapai 100%. Namun, indikator mencuci tangan dengan air bersih dan sabun masih kurang optimal, dengan hanya 74,6% responden yang sudah melakukannya secara rutin. Selain itu, hanya 76% rumah tangga yang menggunakan jamban sehat, menunjukkan adanya tantangan dalam penerapan PHBS secara menyeluruh. Kesimpulannya, meskipun beberapa indikator PHBS di Desa Kolobolon telah mencapai hasil yang baik, masih terdapat ruang untuk perbaikan terutama dalam hal kebiasaan mencuci tangan dan penggunaan jamban sehat. Edukasi dan intervensi berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup sehat masyarakat secara lebih menyeluruh.