Setiap daerah memiliki tradisi budaya yang harus dilestarikan. Hal ini dilakukan untuk mencegah akulturasi budaya lain, karena warga negara memiliki tanggung jawab untuk melestarikan tradisi budata. Termasuk tradisi Bakar Batu yang dilakukan oleh mahasiswa Kabupaten Nabire. Mahasiswa sebagai pewaris budaya harus melestarikan tradisi dimanapun mereka berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelestarian budaya tradisi pembakaran batu karya mahasiswa Kabupaten Nabire di Kota Malang. Berbagai upaya dalam melestarikan budaya tradisi Bakar Batu perlu dilakukan. Hal ini juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelestarian budaya dalam tradisi Bakar Batu. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan tipe kualitatif interaktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, Teknik analisis menggunakan triangulasi untuk memperoleh validitas data, sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Reduksi, Tampilan dan Verifika. Hasil penelitian meliputi; Budaya penerapan tradisi Bakar Batu telah dilestarikan oleh mahasiswa Nabire di Kota melalui organisasi regional IPMAPAPARA. Seperti saat ucapan syukur kelulusan, hari Natal, penyambutan mahasiswa baru. Beberapa anggota tidak hadir tetapi pelaksanaan tradisi Pembakaran Batu berjalan sesuai dengan adat dan norma. Dengan mengadakan kegiatan bersama berupa pertunjukan seperti pengambilan, pengangkatan dan pembukaan yang diisi dengan budaya lokal dan pertunjukan lainnya dengan konteks budaya lokal. Dalam menjalankan tradisi membakar batu, tentu tidak berjalan dengan mudah. Mereka mendapatkan hambatan dalam melestarikan tradsi pembakaran batu. Faktor utamanya adalah pisau, kapak, parang, daun pisang, ubi jalar, sayuran dan daging babi. Untuk penelitian kedepannya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan jangkauan yang lebih luas dan mendalam. Jika tertarik untuk memberikan update terkait pelestarian budaya dalam tradisi.