Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kerusakan Asam Lemak Omega-3 pada Air Susu Ibu (ASI) Ulfah Muawanah, Isnin Aulia; Aryani, Titin; Utami, Fitria Siswi; Sulistyaningsih, Sulistyaningsih
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2016): Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.972 KB) | DOI: 10.12928/kesmas.v10i2.3543

Abstract

Background: This quantitative research aimed to determine the effect of storage time to damage omega-3 fatty acids in breast milk (ASI). Method: Data were analyzed using GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) chromatograms of data. Results: The data generated was breast milk (ASI) stored in the freezer temperature (00C) for 0, 7 and 30 days had a percent relative contents of omega-3, respectively for 29.12, 28.24 and 6.24. Based on the Kruskal Wallis Test, obtained p value=0.018 (p<0.05). Conclusion: This statistical result showed that there was the effect of storage time to damage omega-3 fatty acids in breast milk.
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KERUSAKAN ASAM LEMAK OMEGA-3 PADA AIR SUSU IBU (ASI) Aryani, Titin; Utami, Fitria Siswi; Sulistyaningsih, Sulistyaningsih; Ulfah Mu'awanah, Isnin Aulia
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2016): Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.583 KB) | DOI: 10.12928/kesmas.v10i2.3543

Abstract

Background: This quantitative research aimed to determine the effect of storage time to damage omega-3 fatty acids in breast milk (ASI). Method: Data were analyzed using GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) chromatograms of data. Results: The data generated was breast milk (ASI) stored in the freezer temperature (00C) for 0, 7 and 30 days had a percent relative contents of omega-3, respectively for 29.12, 28.24 and 6.24. Based on the Kruskal Wallis Test, obtained p value=0.018 (p<0.05). Conclusion: This statistical result showed that there was the effect of storage time to damage omega-3 fatty acids in breast milk.
MANFAAT EKSTRAK MORINGA OLEIFERA TERHADAP PENINGKATAN TINGGI BADAN BALITA Dyah Muliawati; Nining Sulistyawati; Fitria Siswi Utami
Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta Vol 1 No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Poltekkes Karya Husada Yogyakarta Tahun 2019
Publisher : Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.93 KB)

Abstract

Status gizi salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan tinggi badan balita, yang mana tinggi badan balita menjadi indikator kejadian stunting. Berdasarkan hasil RISKESDAS (2018), proporsi balita pendek meningkat yaitu dari 19,2% pada tahun 2013 menjadi 19,3% pada 2018. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), angka kejadian stunting (status gizi TB/U) di Kabupaten Bantul yaitu sebesar 22,89% sekaligus menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 31%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pemberian ekstrak moringa oleifera terhadap tinggi badan balita. Jenis penelitian yaitu quasi eksperimen dengan pendekan pre dan post design, analisis data dengan independen sampel t-test. Lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan. Jumlah sampel masingmasing 45 responden pada kelompok perlakuan dan kontrol diambil dengan purposive sampling. Alat pengumpulan data dengan pengukur panjang badan balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai T sebesar 3,526 dengan signifikansi 0,042. Hal ini menunjukkan bahwa p-value < 0,05, maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata kenaikan tinggi badan dengan pemberian ekstrak moringa oleifera pada balita
IbM PELATIHAN DUTA KESEHATAN REPRODUKSI MANDIRI Fitria Siswi Utami; Enny Fitriahadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.731 KB)

Abstract

Cases of whiteness, courtship to free sex, pregnancy out of wedlock, abortion, even sexual harassment and violence are increasingly being heard. The likelihood of these problems that existed only among teenagers and adults, now turns to the age of the children. Not a few children start dating and get sexual violence by boyfriends, friends, teachers, strangers, or even by their own family. Age of childrenis the most appropriate age to instill behavior. Early reproductive health education is expected to provide a more informed associa- tion of ethics to associate with same-sex, opposite sex, and maintain personal reproductive health. This is important to be given because ignorance will lead them to try to find their own information that is often not controlled by parents. Based on Hasibuan and Sardjana(2006) research, existing reproductive health problems can be prevented through reproductive health education appropriately from an early age. In addition, the establishment of an independent reproductive health ambassador from peers with trained teacher assistance can effectively help provide information and reproductive health education to other students. The expected outcome target is the establishment of 20 independent reproductive health ambassadors in each partner school of this activity. The method of implementation will be initiated by the compilation of guidebooks on improving reproductive health, increasing knowledge and ability of cadres to help solve basic reproduction health problems that are common in elementary school age. Training activities of the Reproductive HealthAmbassadors have been implemented in each of the participating schools. Each school currently has 2 companion teachers and 20 students of self-reproductive health ambassadors. Video and module media are available as student and companion material to deliver materials to other students. Sustainabilityof reproductive health assistance activities for the future is very necessary in order to improve the quality of reproductive health. Keywords: education, reproductive health, elementary school age
PENATALAKSANAAN NYERI PERSALINAN NORMAL Fitria Siswi Utami; Intan Mutiara Putri
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 5, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v5i2.1262

Abstract

Nyeri selama fase persalinan dapat mempengaruhi frekuensi jantung, napas, bahkan tekanan darah dan stress sehingga menganggu hormon okstitosin yang bekerja untuk persalinan. Literature review dilakukan pada studi penatalaksanaan nyeri persalinan. 3 database dan 2 sumber grey literature diditelaah untuk memperoleh informasi terkait penatalaksanaan nyeri persalinan. 32 literatur diperoleh dari hasil penyaringan data dengan menggunakan framework PEOS. Beberapa faktor nyeri, dampak, penatalaksanaan, respon dan dukungan yang dibutuhkan selama menghadapi nyeri persalinan diperoleh dari proses ekstraksi data. Pemahaman tentang hal berkaitan nyeri, pengembangan terapi, dan dukungan adekuat sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kebidanan khususnya persalinan.Labor pain affects to heart beat frequency, breath rate, blood pressure, and stress. As a result, oxytocin may does not work properly during labor process. A literature review study was conducted to provide information related to labor pain management. 3 databases and 2 grey literatures analyzed and 32 literatures extracted by PEOS framework. Some factors related to labor pain, impacts, managements, responses, and supports needed during labor gained from data extraction. A clearly understanding related labor pain, developing therapy technique, and adequate support are needed in order to improve the quality of midwifery care on labor.
Pengalaman Ibu Hamil dan Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital Atik Mahmudah Pamungkas; Atik Triratnawati; Fitria Siswi Utami; Purnomo Suryantoro
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.54524

Abstract

Latar Belakang: Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyatakan bahwa angka kematian bayi di Indonesia menurun, namun kematian bayi yang disebabkan karena kelainan kongenital meningkat yaitu sebesar 1,4 %. Ibu yang tidak mengetahui sejak awal kelainan kongenital pada janin di dalam kandungannya dapat meningkatkan terjadinya stres dan kesulitan dalam merawat bayinya. Ibu yang mengalami stres dapat menurunkan kadar serotonin dan akan menekan pengeluaran hormon oksitosin sehingga ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan juga terganggu dan akan mengakibatkan terganggunya proses pemberian ASI eksklusif pada bayi sehingga pemenuhan gizi dan kenaikan berat badan bayi menjadi terganggu.Tujuan: Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman ibu hamil dan melahirkan bayi dengan kelainan kongenital.Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan Bantul Yogyakarta pada bulan Oktober 2019 sampai Januari 2020.Hasil dan Pembahasan: Hasil yang ditemukan bahwa selama kehamilan ibu merasa tidak ada keluhan yang berbeda dari kehamilan sebelumnya namun mengalami kesulitan saat melahirkan. Semua kelainan kongenital sulit terdeteksi saat hamil meskipun ibu telah rutin periksa kehamilan dan melakukan USG ke tenaga kesehatan. Mayoritas ibu mengatakan telah mencoba menyusui secara langsung kepada bayinya meskipun ada perasaan takut. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti bayi masih ketegantungan dengan alat rumah sakit dan ASI ibu yang keluar sedikit membuat ibu memberikan ASI donor atau formula kepada bayinya. Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, tenaga kesehatan, lingkungan dan tingkat spiritualitas yang baik membuat ibu mulai dapat menerima dengan ikhlas.Kesimpulan: Dikarenakan diagnosa kelainan kongenital masih sulit dideteksi meskipun ibu sudah rutin melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan saat hamil, sehingga keadaan ini membuat ibu kaget syok dan sedih. Diharapkan adanya pendampingan kepada ibu yang mempunyai bayi dengan kelainan kongenital terutama pada faktor psikologi dan perlunya penambahan program mengenai deteksi kelainan kongenital pada ibu hamil.   
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga sebagai Pusat Informasi Kesehatan Perempuan Fitria Siswi Utami; Retno Mawarti
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 4 No. 1 (2020): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v4i1.806

Abstract

Permasalahan kesehatan reproduksi selama ini masih merupakan permasalahan yang bersentuhan erat dengan gender. Perempuan seringkali dianggap satu-satunya yang bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya. Sementara itu, kesempatan memperoleh informasi khususnya sebagai usaha preventif masih dirasa kurang oleh perempuan. Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai salah satu kelompok besar perempuan usia subur sebagai wahana yang dapat dimanfaatkan anggotanya untuk bertukar informasi. Pemanfaatan kesempatan kegiatan PKK sebagai sarana berbagi informasi dan pelaksanaan pemeriksaan deteksi kanker serviks dapat meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan perempuan. Permasalahan yang dihadapi kelompok dirumuskan bersama mitra adalah minimnya informasi untuk mereka karena sumber informasi hanya berasal dari kegiatan promosi kesehatan saat Posyandu Balita. Sementara itu, tidak semua wanita usia subur peserta PKK memiliki balita. Solusi yang diberikan adalah melatih kader dari kelompok PKK sebagai penyambung informasi kesehatan untuk perempuan.
Pengalaman ibu primipara dengan riwayat sectio caesarea dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI): scoping review Dwi Margareta Andini; Andari Wuri Astuti; Fitria Siswi Utami
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 3, No 1 (2019): Juni
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.9 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v3i1.40

Abstract

Latar belakang: Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2018 melaporkan bahwa rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia adalah 38% sementara target cakupan pemberian ASI yakni 80%. Ibu primipara mempunyai resiko lebih tinggi mengalami kesulitan pada pemberian Air Susu Ibu (ASI) dikarenakan minimnya pengalaman dan persiapan menjadi ibu. Selain faktor primipara, jenis persalinan juga mempengaruhi keberhasilan menyusui secara eksklusif.  Ibu dengan post secarean section mempunyai resiko lebih tinggi untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena adanya hambatan rasa nyeri dan ketidaknyamanan baik secara fisik maupun emosional. Tujuan penelitian: Untuk melihat gambaran pengalaman ibu dalam melakukan praktik menyusui pada ibu dengan persalinan cesarean section Metode : Metode yang digunakan adalah scooping review yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu: melakukan focusing review dengan framework PEOS (Population, Exposure, Outcome dan Study Design), melakukan literature searching menggunakan databases yang relevan. Menyeleksi studi yang relevan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi; melakukan critical appraisal untuk menilai kualitas literature, melakukan data extraksi, menganalisis dan melaporkan hasil. PRISMA Flowchart (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses), digunakan untuk menggambarkan alur pencarian literature. Hasil : 6 literature terseleksi dan mempunyai Grade A dan B. Dua tema muncul sebagai hasil dari scooping review  yaitu faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI dan dampak tidak melakukan IMD untuk keberlangsungan pemberian ASI. Simpulan: Faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI yakni jenis persalinan, Inisiasi Menyusui Dini, pengalaman menyusui sebelumnya, kebijakan rumah sakit, paritas, tenaga kesehatan, pengetahuan ibu, dukungan orang terdekat, komplikasi selama persalinan, self efficacy, Budaya dan anggapan masyarakat. Persalinan cesarean section berdampak pada proses laktogenesis II tertunda. Background: WHO 2018 reported only 38% babies have breastfed exlusively, whilst the target is  80 %. Evidence reveal that primiparous women have higher risk for having difficulties for practicing breastfeeding compare to women who experienced parenting before. Additionally, women with post section secarean also have barriers on practicing breasfeeding due to feeling pain and discomfort after section sectarian. Study Aim: This study aimed to explore breastfeeding practice and experiences amongst  women after cesarean section. Methods: Scooping review was applied in this study which involved the steps; focusing review by using PEOS (Population, Exposure, Outcome dan Study Design) framework, literature search in relevant databases, applied inclusion and exclusion criteria to selected relevant studies, critical appraisal to assess quality of selected studies; data extraction; analyzing and data reporting. PRISMA Flowchart (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses) was used to describes the steps from searching liteartures until studies inclusion. Result: 6 studies with Grade A and B included for review. Two themes emerged which are factors influencing exclusive berastfeeding and outcome of not practicing exclusive breastfeeding. Conclusion: Factors that influence the success of breastfeeding are the type of labor, Early Breastfeeding Initiation, previous breastfeeding experience, hospital policy, parity, health personnel, maternal knowledge, support of the closest person, complications during labor, self efficacy, culture and public opinion. Cesarean section labor has a delayed effect on the process of lactogenesis II.
Dukungan tenaga kesehatan dalam keberhasilan ASI eksklusif: A scoping review Dyah Ayu Fitriani; Adari Wuri Astuti; Fitria Siswi Utami
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.34 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v5i1.176

Abstract

Latar belakang: Dua tahun pertama kehidupan manusia merupakan masa emas untuk membentuk fondasi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan dalam jangka panjang, sehingga sangat penting untuk memastikan bahwa anak usia 0-2 tahun mendapatkan nutrisi yang optimal. Upaya yang lebih mudah dan lebih murah untuk mencapainya adalah dengan memberdayakan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif dan terus memberikan ASI hingga 2 tahun, serta makanan pendamping yang berkualitas. Tujuan penelitian: Mereview evidence terkait dukungan tenaga kesehatan pada ibu dalam keberhasilan ASI Eksklusif. Metode: Scoping review ini menggunakan framework dari Arksey dan O’Malley. Hasil: Berdasarkan 8 artikel terseleksi, diperoleh 3 artikel dengan  grade A dan 5 artikel dengan grade B, 1 artikel dari negara berkembang dan 7 artikel dari negara maju. Tiga tema muncul sebagai hasil dari scoping review yaitu jenis dukungan tenaga kesehatan, Respon ibu terhadap dukungan tenaga kesehatan, dan manfaat dukungan tenaga kesehatan dalam keberhasilan ASI Eksklusif. Simpulan: Dari 8 artikel yang ditelaah ditemukan bahwa dukungan tenaga kesehatan adalah salah satu faktor yang terkait dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang menyusui. Secara khusus, ibu yang menerima dukungan tenaga kesehatan yang memadai memiliki manfaat dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan ibu serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu dalam ASI Eksklusif.
Pengalaman ibu dengan riwayat preeklamsia dalam kehamilan: scooping review Antika Maulida Rahayu; Andari Wuri Astuti; Fitria Siswi Utami
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.221 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v3i2.55

Abstract

Latar belakang: Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang meningkatkan risiko 3-8% dari semua morbiditas ibu. Berdasarkan data World Health Organisation (WHO), angka kejadian preeklamsia di seluruh dunia berkisar 0,51%-38,4%, kejadian preeklamsia 7 kali lebih tinggi di negara berkembang. Frekuensi kejadian preeklampsia di Indonesia adalah 3-10% dari seluruh kehamilan. Tujuan Penelitian: untuk memberikan bukti terkini tentang pengalaman ibu dengan riwayat preeklamsia dalam kehamilan. Metode: Metode yang digunakan adalah scooping review yang terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu: melakukan fokusing review dengan framework PEOS (Population, Exposure, Outcome dan Study Design), melakukan literature searching menggunakan databases yang relevan. Menyeleksi studi yang relevan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi; melakukan critical appraisal untuk menilai kualitas literature, melakukan data ekstraksi, menganalisis dan melaporkan hasil. PRISMA Flowchart (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses), digunakan untuk menggambarkan alur pencarian literature. Hasil: sebanyak 7 artikel masuk dalam kriteria inklusi dan kemudian dengan Grade A dan B di lanjutkan proses review. Analisis tematik digunakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep kunci yang menghasilkan 4 tema yaitu: faktor penyebab preeklamsia, dampak preeklamsia, budaya masyarakat terkait preeklamsia, dan respon ibu yang mengalami preeklamsia. Simpulan: kelainan dalam kehamilan seperti preeklamsia yang sering terjadi di negara maju maupun di negara berkembang, di dalam penelitian di sebutkan bahwa mayoritas ibu dengan riwayat preeklamsia cenderung beresiko alami kelahiran prematur hingga perdarahan pasca melahirkan dan dapat menyebabkan kematian apabila terlambat penanganan pelayanan kesehatan.