Novalia Widiya Ningrum, Novalia Widiya
STIKES Sari Mulia Banjaramsin

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Efektivitas Air Rebusan Pepaya dalam Meningkatkan Produksi Asi Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2022 Novalis, Rima; Ningrum, Novalia Widiya; Hakim, Ali Rakhman
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v4i1.2831

Abstract

Penyebab kurangnya pemberian ASI ekslusif salah satunya adalah ibu yang mengalami kesulitan dalam proses laktasi. Pepaya merupakan salah satu buah yang mengandung laktagogum, serta mudah untuk ditemukan dengan harga terjangkau. Pemanfaatan pepaya sebagai alternatif pelancar ASI dapat dilakukan dengan cara merebus pepaya sampai matang kemudian air rebusan tersebut di minum.Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas air rebusan pepaya dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan tahun 2022. Metode penelitian ekperimen yang digunakan adalah Quasi experimental design, dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design, dimana 15 responden di kelompok ekperimen dan 15 responden di kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Hipotesis diuji menggunakan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas konsumsi air rebusan buah pepaya terhadap produksi ASI pada ibu nifas menggunakan uji statistik independent t test, diperoleh bahwa nilai p value 0,007<0,05.
Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri I Halong Kabupaten Balangan Tentang Pernikahan Dini Hakimah, Arymurti Kurnia; Ningrum, Novalia Widiya; Hasanah, Siti Noor
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v4i1.2866

Abstract

According to UNICEF, early marriage is marriage performed on adolescents who are less than 18 years old. Marriages that take place under the age of 18 contravene the rights to education, pleasure, health and freedom of expression. Low knowledge of adolescents about early marriage is a problem for adolescents in the incidence of early marriage. Data from the National Socioeconomic Survey (SUSENAS) in 2020 recorded that 1 in 9 women aged 20-24 years married while still a child and South Kalimantan was ranked first in Indonesia. The purpose of the study was to find out the picture of knowledge of students of SMA Negeri I Halong, Balangan Regency about Early Marriage. The research method used a descriptive survey, with the sampling used was a total sampling of 48 class X and XI students. The results of the study of students of SMA Negeri I Halong who had good knowledge about early marriage were 16 people (33.33%), enough knowledge 26 people (54.16%) and less than 6 people (12.5%). The conclusion of this study is an overview of the level of knowledge of female students of SMA Negeri I Halong about early marriage respondents from 48 moderately knowledgeable.
Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Skala Nyeri Haid (Dismenore Primer) pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Angsau Nur, Laily; Ningrum, Novalia Widiya; Ariani, Malisa
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 1 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i1.283

Abstract

Pendahuluan: Dismenore adalah keadaan kram rahim yang terasa nyeri pada bagian perut bawah terjadi selama masa haid. Dismenore primer yaitu nyeri haid yang tidak ada hubungan dengan kelainan ginekologi yang disebabkan oleh peningkatan kadar prostaglandin dan tidak berbahaya. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan mengalami nyeri haid. Di Amerika angka kejadian nyeri haid sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia  tahun 2018 sebanyak 107.673 jiwa (64,24%). Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian kompres hangat terhadap nyeri haid (dismenore primer) pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Angsau. Metode: Jenis penelitan Pre eksperimen one group pre and post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan rekapitulasi observasi. Analisis dengan Uji Paired Samples T-Test (p=0,05). Hasil: Sebelum diberikan kompres hangat skala nyeri haid terbanyak adalah nyeri banyak sebanyak 16 orang responden (53,3%) dan setelah diberikan kompres hangat skala nyeri haid terbanyak adalah nyeri sedikit sebanyak 13 orang (43,3%) dengan hasil dimana  p-value= 0,0001 yaitu p-value < α (0,001 < 0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis data tersebut disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap skala nyeri haid (dismenore primer) pada remaja putri di Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Kerja Puskesmas Angsau.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Bumi Makmur Herliyani, Herliyani; Ningrum, Novalia Widiya; Kabuhung, Elvine Ivana
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 1 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i1.285

Abstract

Pendahuluan: Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang berlangsung pada umur dibawah usia 18 tahun baik anak laki-laki maupun perempuan. Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 19 tahun yang belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Ada beberapa hal yang di temui di wilayah kerja Puskesmas Bumi Makmur yang menyebabkan pernikahan anak menjadi hal yang sulit untuk ditekan. Hal pertama adalah rendahnya tingkat pendidikan. Tujuan : mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan usia muda di wilayah kerja puskesmas Bumi Makmur. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan cross sectional yang betujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia muda. Hasil : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sebagian besar responden beragam islam sebanyak 57 orang (83,8%), berpendidikan dasar sebanyak 33 orang (48,5%), berpengetahuan kurang sebanyak 33 orang (48,5%), menikah di bawah usia 20 tahun sebanyak 35 orang (51,5%). Kesimpulan : Ada hubungan Pendidikan (p = 0,000) dan pengetahuan (p = 0,014) dengan pernikahan usia muda di wilayah kerja puskesmas bumi makmur. Tidak ada hubungan faktor agama dengan pernikahan usia muda di wilayah kerja puskesmas bumi makmur (p = 0,915).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tumbang Mahuroi Kabupaten Gunung Mas Arnaz, Witta; Ningrum, Novalia Widiya; Kusvitasari, Hairiana; Handayani, Lisda
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 2 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i2.317

Abstract

Latar Belakang : Fasilitas pelayanan kesehatan adalah sarana dan prasarana atau tempat yang dapat menunjang kesehatan, baik daerah atau Masyarakat. Menurut data Komdat Kesmas tahun 2022, capaian ibu bersalin di fasilitas kesehatan di Indonesia sebesar 87,86% dan di Provinsi Kalimantan Tengah 77,83%. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan yang tinggi tentang pelayanan kesehatan cenderung melahirkan di fasilitas kesehatan, dan ibu yang memiliki sikap positif tentang persalinan akan menjaga persalinannya termasuk tempat persalinan, serta dukungan keluarga merupakan salah satu determinan dalam pemanfaatan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas tahun 2022 terdapat 57,10% kelahiran yang tidak ditolong di fasilitas kesehatan, yang paling rendah di Puskesmas Tumbang Mahuroi sebesar 40%. Tujuan : Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Tumbang Mahuroi Kabupaten Gunung Mas”. Metode : Penelitian bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang dengan teknik purposive sampling dan dihitung dengan rumus Slovin. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariate menggunakan Chi square. Hasil : Berdasarkan hasil dari pengetahuan tentang persalinan di fasilitas kesehatan didapatkan p value 0,004 atau < 0,005, sikap ibu nifas memiliki p value 0,004 atau < 0,005 dan Dukungan keluarga memiliki p value 0,002 atau < 0,005, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Simpulan : adanya hubungan pengetahuan, sikap ibu dan dukungan keluarga ibu terhadap persalinan di fasilitas kesehatan.
Factors related to the incidence of low birth weight Rahmadani, Maghrisa; Ningrum, Novalia Widiya; Fajriannor TM, M; Maolinda, Winda
Health Sciences International Journal Vol. 2 No. 2: August 2024
Publisher : Ananda - Health & Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71357/hsij.v2i2.38

Abstract

Background: Low birth weight (LBW) remains a significant concern, particularly for newborn mortality in the neonatal period. It serves as a crucial public health indicator for maternal health, nutrition, access to healthcare services, and poverty.  LBW is not solely influenced by pre-pregnancy maternal characteristics, but also by risk factors encountered during pregnancy. Objective: Knowing the factors related to the incidence of low birth weight in laboring mothers. Method: This analytic observational study employed a cross-sectional approach. A sample of 308 mothers giving birth were recruited using purposive sampling at Idaman Hospital, Banjarbaru. Categorical data is systematically presented in a frequency distribution table, and the associations between variables are statistically analyzed using the Chi-square test, utilizing SPSS software for accurate computation and interpretation of results. Results: The results showed that 71.8% of mothers delivering babies were not at risk (20-35 years old), 72.1% were not anemic, 77.3% did not experience pregnancy-induced hypertension, 78.6% did not have premature rupture of membranes and 76% did not deliver LBW babies. Statistical analysis revealed significant relationships between age (p-value = 0.024), anemia (p-value = 0.009), pregnancy-induced hypertension (p-value = 0.014), and premature rupture of membranes (p-value = 0.031) with the incidence of LBW. Conclusion: This study shows the association between age, anemia, pregnancy-induced hypertension, and premature rupture of membranes with the incidence of LBW.
Effective stunting prevention: Empowering maternal nutrition education in rural Indonesia through AKUR PENTING intervention Yuliantie, Putri; Ningrum, Novalia Widiya; Istiqamah
Health Sciences International Journal Vol. 2 No. 2: August 2024
Publisher : Ananda - Health & Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71357/hsij.v2i2.44

Abstract

Background: Stunting remains a significant public health issue in Indonesia, particularly in rural regions such as Bangun Harjo Village, Central Kalimantan. Stunting affects not only physical growth but also cognitive development, leading to long-term impacts on productivity, health, and quality of life. Despite various government interventions, stunting continues to prevail due to poor maternal nutrition knowledge, inadequate feeding practices, and socio-economic challenges. Case presentation: In Bangun Harjo Village, high stunting rates among toddlers are largely attributed to improper complementary feeding (MPASI) and limited maternal understanding of nutrition. The Kupang Island Health Center initiated a community service intervention called "AKUR PENTING" (Stunting Prevention Kitchen Action) aimed at educating postpartum mothers and mothers of toddlers about proper feeding practices using locally available, nutrient-rich foods. The program included cooking demonstrations, distribution of educational materials, and active involvement of local healthcare workers. Discussion: The intervention significantly improved maternal knowledge about nutrition, with participants showing enthusiasm and engagement in learning how to prepare balanced meals. However, sustained behavior change and addressing broader socio-economic issues such as poverty and food insecurity remain challenges. Community-based interventions, combined with government support and policies, are critical to ensuring long-term success in reducing stunting. Conclusion: The AKUR PENTING intervention demonstrated the importance of maternal education and community engagement in stunting prevention. While the program successfully increased awareness and practical skills, comprehensive, multi-sectoral efforts are necessary to address the root causes of stunting, including socio-economic disparities and food insecurity.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU NIFAS DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMUNTI Yuliana, Sakalesi Sari; Mariana, Frani; Ningrum, Novalia Widiya; Rahmawati, Dwi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4625

Abstract

Latar Belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakan produk yang istimewa dan sangat spesifik. Menurut UNICEF (United Natioon Children Fund) ASI Eksklusif kedapat menekan angka kematian bayi diIndonesia. Dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2022, jumlah ibu nifas yang menyusui bayinya adalah 17,3% dan ibu yang tidak menyusui bayinya sama sekali sebanyak 20,7% dan ibu yang berhenti menyusui bayinya adalah 62%.Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik ibu nifas dengan Kelancaran Produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas LamuntiMetode : Penelitian ini adalah jenis survey analitik dengan pendekatan cross sectional, Dengan tehnik sampling Porposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu Nifas di Puskesmas Lamunti bulan Januari 2024 sebanyak 32 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari ke-7 sampai dengan hari ke- 14 dengan jumlah 30 orang.Hasil : usia ibu yang paling banyak adalah usia 20-35 yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) yang ≤20 - ≥35tahun sebanyak 13 orang (43,3%), Paritas ibu yang paling banyak adalah >1 sebanyak 19 orang (63,3%) yang paritas 1 sebanyak 11 orang (36,7%), sedangkan pendidikan ibu paling banyak adalah SMA-PT sebanyak 17 orang (56,7%) dan SD-SMP sebanyak 13 orang (43,3%), dan pekerjaan terbanyak adalah yang bekerja sebanyak 16 orang (53,3%), ibu yang tidak bekerja sebanyak 14 orang (46,7%).Simpulan : Adanya hubungan karakteristik responden (usia dengan p-value 0,021, paritas dengan p-value 0,022, pendidikan dengan p-value 0,025, pekerjaan dengan p-value 0,020) dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Lamunti Kata kunci: kelancaran asi, paritas, pendidikan, pekerjaan, usia.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA DI RS Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Syahr, Alfi; Salmarini, Desilestia Dwi; Ningrum, Novalia Widiya; Haryono, Ika Avrillina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4623

Abstract

Latar Belakang : Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. Kematian ibu merupakan peristiwa kompleks yang disebabkan oleh berbagai penyebab. Salah satu penyebab kematian maternal adalah terjadinya preeklampsia atau eklamsia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Angka Kematian Ibu di provinsi KalSel pada Tahun 2022 sebanyak 89 orang dan di Tahun 2023 sebanyak 92 kasus. Preeklampsia  merupakan  kelainan  yang  ditemukan  pada  waktu  kehamilan  sampai  3 bulan setelah  persalinan. Preeklampsia menjadi salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Kejadian preeklampsi selain berdampak pada ibu, preeklampsia juga memiliki dampak pada janin yang diakibatkan menurunnya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.Tujuan : Mengetahui  hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklampsia di RS.Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.Metode : Penelitian ini adalah jenis survey analitik dengan  pendekatan case control. populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin di RS.Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari – Juli 2023 sebanyak 687 persalinan. Sehingga dalam penelitian sampel yang digunakan sebanyak 84 orang  untuk sampel kasus dan 84 orang untuk sampel kontrol.Hasil : Berdasarkan hasil penelitian usia 20-35 tahun sebanyak 127 orang (75,6%) dengan nilai p value 0,126, sedangkan paritas  2 dan 3 sebanyak 86 (51,2%) dengan p value 0,031 dan tidak obesitas sebanyak 102 orang (60,7%) dengan p value 0,001.Simpulan : Tidak ada hubungan usia ibu dengan kejadian preeklampsi dan adanya hubungan paritas serta oberitas ibu dengan kejadian preeklampsi. Kata kunci: usia, paritas, obesitas, kejadian preeklampsi
Birth history as a predictor of stunting incidence among toddlers Sari, Afrina Aulia; Palimbo, Adriana; Ningrum, Novalia Widiya; Salmarini, Desilestia Dwi; Jannah, Raudhatul
Health Sciences International Journal Vol. 3 No. 2: August 2025
Publisher : Ananda - Health & Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71357/hsij.v3i2.75

Abstract

Background: Stunting remains a critical public health challenge in Indonesia, with a national prevalence of 21.6%, reflecting long-term nutritional deprivation and irreversible developmental impairments. Despite lower stunting rates (4.3%) at Pemurus Baru Community Health Center, local disparities persist, necessitating investigation into perinatal determinants like birth weight, length, and gestational age, which may establish biological pathways to stunting. Objective:  This study aimed to analyze the association between adverse birth history and stunting incidence among toddlers aged 12–60 months. Methods: A case-control design was employed, retrospectively comparing 63 stunted children (cases) with 63 non-stunted controls matched by age and location. Data were extracted from perinatal records (2019–2023) and analyzed for birth weight, length, and preterm status. Results: The study revealed significant differences in birth history between stunted and non-stunted toddlers. The case group showed higher prevalence of low birth weight (36.5% vs 12.7%), short birth length (60.3% vs 39.1%), and preterm birth (36.5% vs 14.3%) compared to controls. All three birth parameters demonstrated substantial disparities between groups, with the case group consistently exhibiting worse outcomes across all measured indicators. Conclusion:  Intrauterine growth restriction, maternal malnutrition, and premature delivery are stronger predictors of stunting than postnatal factors alone. Prevention strategies must prioritize early interventions during the first 1,000 days, including prenatal nutritional supplementation and fetal growth monitoring, supported by policy reforms integrating birth history into surveillance systems.