Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KUALITAS SPUTUM DALAM PEMERIKSAAN BTA METODE ZIEHL NELSSEN DAN TEST CEPAT MOLEKULER Herry Hermansyah; Karneli Karneli; Refai Refai; Handayani Handayani; Fandianta Fandianta
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 1 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.384 KB) | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i1.1216

Abstract

Diagnostik tuberculosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) pada sputum penderita. Selain itu ada juga pemeriksaan Metode Test Cepat Molekuler (TCM) tetapi karena metode tersebut memerlukan peralatan yang sangat mahal sehingga sulit untuk dapat dilaksanakan di sarana kesehatan dengan fasilitas sederhana. Pada penelitian Eka Kurniwan, dkk (2016) dari hasil pemeriksaan 40 sampel dengan metode RT-TCM GeneXpert, didapatkan positif 40%. Tujuan penelitian ini diketahui Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui Pengecatan Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) dan Test Cepat Molekuler (TCM) berdasarkan Volume, Bau, Warna dan Konsistensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel sebanyak 42 pasien. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling. Sumber Data diambil secara langsung (primer) dan tidak langsung (data skunder). Hasil penelitian volume <5 ml dengan metode ZN hasil positif 38%, P-value 0,637 > 0,05 metode TCM hasil positif 38,5%, P-value 0,859 > 0,05 disimpulkan tidak ada pengaruh. Berdasarkan Bau dengan ZN positif 41,2%, P-value 0,026 < 0,05 TCM positif 41,2% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Warna Kuning Kehijauan dengan ZN hasil positif 68,8%, P-value 0,000<0,05 TCM Rifamfisin positif 68,8%, P-value 0,000 <0,05 disimpulkan ada pengaruh. Konsistensi Mucopurulen dengan ZN hasil positif 73,7% P-value 0,000 <0,05 TCM positif 73,7% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Kesimpulan tidak ada pengaruh berdasarkan volume, ada pengaruh berdasarkan bau, warna dan konsistensi sputum. Terdapat perbedaan hasil Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui metode ZN dan metode TCM. Sarannya bagi pasien untuk memeriksakan sputum harus memenuhi apa yang diminta oleh petugas laboratorium dan bagi petugas laboratorium agar melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan ke method TCM.
KUALITAS SPUTUM DALAM PEMERIKSAAN BTA METODE ZIEHL NELSSEN DAN TEST CEPAT MOLEKULER Herry Hermansyah; Karneli Karneli; Refai Refai; Handayani Handayani; Fandianta Fandianta
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 2 No 1 (2022): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v2i1.1216

Abstract

Diagnostik tuberculosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) pada sputum penderita. Selain itu ada juga pemeriksaan Metode Test Cepat Molekuler (TCM) tetapi karena metode tersebut memerlukan peralatan yang sangat mahal sehingga sulit untuk dapat dilaksanakan di sarana kesehatan dengan fasilitas sederhana. Pada penelitian Eka Kurniwan, dkk (2016) dari hasil pemeriksaan 40 sampel dengan metode RT-TCM GeneXpert, didapatkan positif 40%. Tujuan penelitian ini diketahui Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui Pengecatan Bakteri Tahan Asam metode Zihel Nelseen (ZN) dan Test Cepat Molekuler (TCM) berdasarkan Volume, Bau, Warna dan Konsistensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah uji diagnostik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel sebanyak 42 pasien. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling. Sumber Data diambil secara langsung (primer) dan tidak langsung (data skunder). Hasil penelitian volume <5 ml dengan metode ZN hasil positif 38%, P-value 0,637 > 0,05 metode TCM hasil positif 38,5%, P-value 0,859 > 0,05 disimpulkan tidak ada pengaruh. Berdasarkan Bau dengan ZN positif 41,2%, P-value 0,026 < 0,05 TCM positif 41,2% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Warna Kuning Kehijauan dengan ZN hasil positif 68,8%, P-value 0,000<0,05 TCM Rifamfisin positif 68,8%, P-value 0,000 <0,05 disimpulkan ada pengaruh. Konsistensi Mucopurulen dengan ZN hasil positif 73,7% P-value 0,000 <0,05 TCM positif 73,7% P-value 0,000<0,05 disimpulkan ada pengaruh. Kesimpulan tidak ada pengaruh berdasarkan volume, ada pengaruh berdasarkan bau, warna dan konsistensi sputum. Terdapat perbedaan hasil Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan sputum melalui metode ZN dan metode TCM. Sarannya bagi pasien untuk memeriksakan sputum harus memenuhi apa yang diminta oleh petugas laboratorium dan bagi petugas laboratorium agar melakukan konfirmasi hasil pemeriksaan ke method TCM.
Kesiapan Dosen Dalam Pembelajaran Menggunakan E-Learning Fandianta Fandianta; Herry Hermansyah; Refai Refai
Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa Vol. 1 No. 2 (2023): Juni : Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpb-widyakarya.v1i2.355

Abstract

The implementation of learning using e-learning must be supported by several readiness factors. Organizational readiness factors, such as regulations, infrastructure, technology, and policies, have a significant effect on learning outcomes using e-learning. However, the human element in its use is also the most important factor in online learning. This research was conducted to measure the readiness of lecturers using e-learning on several factors, namely; Technology access factor, skill and training factor, instructor attitude factor. The sample of this study was 100 active lecturers. Univariate data analysis was performed by calculating the average readiness index and frequency and identifying categories of readiness intervals for using e-learning. The results of this study show the readiness of lecturers in using e-learning assessed from technology mastery factors, skill and training factors, and instructor attitude factors. However, for a very mature level, refinement and development of all these factors are still necessary. In addition, the training aspect is considered quite ready, but management must open training opportunities for lecturers to run online classes.