Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan pencatatan dan penilaian persediaan akhir di PT. Sumber Mutiara Prima berdasarkan SAK ETAP Bab 11 tentang inventaris. Alat analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu metode analisis dengan membandingkan Pernyataan berdasarkan SAK ETAP Bab 11 tentang persediaan yang meliputi catatan dan penilaian persediaan yang dilakukan oleh PT. Sumber Mutiara Prima. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terlihat perhitungan yang berbeda menurut PT. Sumber Mutiara Prima dan menurut perhitungan yang telah dilakukan, berikut ini akan menjelaskan hasil perhitungan: persediaan akhir sesuai dengan penilaian perusahaan sebesar Rp. 1.059.250.000, - dimana sesuai dengan SAK ETAP sebesar Rp. 992.515.000, - maka ada selisih Rp. 66.735.000, - yang menghasilkan perbedaan laba bersih oleh perusahaan dan SAK ETAP sebesar Rp. 66.735.000. Dari hasil penelitian, analisis dan diskusi dapat disimpulkan bahwa PT. Sumber Mutiara Prima dalam mencatat persediaan, menggunakan metode yang terus menerus yaitu dimana setiap terjadinya transaksi penerimaan dan pengeluaran, selalu dicatat dalam kartu stok atau kartu stok pelumas Pertamina, sehingga dapat diketahui saldo akhir setiap mutasi barang. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam mencatat persediaan pelumas Pertamina tidak semuanya sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP Bab 11 tentang persediaan karena dalam mencatat persediaan ke dalam kartu stok masih terdapat kesalahan dalam memasukkan jumlah pengeluaran pelumas Pertamina sehingga saldo yang dilaporkan dalam persediaan kartu tidak sesuai dengan fisik yang ada di gudang. PT. Sumber Mutiara Prima dalam menilai persediaan menggunakan metode biaya persediaan FIFO, tetapi tidak sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP Bab 11 tentang persediaan. Karena masih ada beberapa biaya persediaan yang menderita selisih kurang catatan dan lebih banyak catatan, yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pencatatan dan penilaian entri barang awal dan mulai