Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI KULIT JERUK BERGAMOT (Citrus bergamia) DALAM MASKER GEL PEEL-OFF SEBAGAI ANTI BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 29213 Cahyani, Intan Martha; Artiyani, Retno
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung akademi farmasi samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.632 KB)

Abstract

Staphylococcus aureus is a bacterial strain that causes acne. Linalool and limoneneis are the ingredients of Citrus bergamia essensial oil which has antibacterial activity Staphylococcus aureus. This research aimed to examine the effective consentration of Citrus bergamiaessensial oil as antibacterial Staphylococcus aureus ATCC 29213. Citrus bergamia essensial oil is made in series a concentration of 1%, 2% and 3% for testing of antibacterial activity using the pitting diffusion method. Based on the test results of antibacterial activity gained an average diameter of inhibitory zone Citrus bergamiaessensial oil in a row 1,151 cm; 1,529 cm; 1,683 cm. The statistically test results showed significant difference in the antibacterial activity of Citrus bergamiaessensial oil in concentrations 1%, 2% and 3% to the growth of Staphylococcus aureus ATCC 29213. Citrus bergamiaessensial oil has effective concentration 3% as stapgylocuccus aureus antibacterial and made peel-off gel mask formula. Test of antibacterial activity obtained resistibility zone diameter 1,259 cm. The result of t-test indicated that the Citrus bergamiaessensial oil peel-off gel mask has significant affect on antibacterial activity of Citrus bergamiaessensial oil.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus FORMULA MASKER GELPEEL OFFMINYAK ATSIRI DAUN JERUKNIPIS (Citrus aurantifolia) DENGAN PENGGUNAAN CARBOPOL 940 SEBAGAI BASIS Cahyani, Intan Martha; Sulistyarini, Indah; Ivani, Ria Amelia
Media Farmasi Indonesia Vol. 12 No. 2 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.524 KB)

Abstract

SARIMinyak atsiri daun jeruk nipis memiliki kandungan limonen yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat.Bentuk masker gel peel offdipilih dalam formulasi untuk mempermudah penggunaannya, dan mampu memberikan pelepasan zat aktif lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas carbopol 940 dalam sediaan masker gel peel offminyak atsiri daun jeruk nipis pada karakteristik fisik dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus.Carbopol 940 yang digunakan pada Formula I (1%), Formula II (1,75%), Formula III (2,25%). Sediaan masker gel peel off minyak atsiri daun jeruk nipis diuji karakteristik fisik meliputi uji organoleptis, homogenitas, viskositas, daya lekat, daya sebar, pH, waktu mengering, elastisitas dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil analisis menunjukkancarbopol 940 dalam sediaan masker gel peel off minyak atsiri daun jeruk nipismemilikiefek yang signifikan.
Formulasi Sediaan Clay Stick Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Khairunnisa, Hanifah; Suharsanti, Ririn; Cahyani, Intan Martha
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 2 No 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v2i2.716

Abstract

Kerusakan oksidatif dapat menyebabkan hilangnya kelembapan yang menyebabkan kulit kering dan kusam. Salah satu kosmetik yang dapat mengatasi kulit kering adalah clay stick dari bahan alam bunga telang (Clitoria ternatea L.) karena mengandung senyawa antioksidan dengan nilai IC50 ekstrak bunga telang sebesar 41,36 ± 1,91 µg/ml, termasuk kategori poten sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan clay stick selama 4 minggu konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap kelembapan kulit, kadar minyak, kehalusan kulit dan untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak bunga telang sediaan Clay Stick yang efektif. Pada penelitian ini, ekstrak diperoleh dengan metode remaserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak bunga telang dilakukan uji bebas etanol, uji skrining fitokimia dan uji penegasan dengan metode KLT, kemudian di formulasikan dalam bentuk sediaan clay stick dengan ekstrak bunga telang konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Sediaan clay stick kemudian dilakukan uji karakteristik fisik uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji waktu mengering, uji iritasi, uji kelembapan, uji kadar minyak dan uji kehalusan kulit. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah terdapat pengaruh pemberian sediaan clay stick konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap kelembapan kulit, kadar minyak, kehalusan kulit dan sediaan clay stick ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 5% adalah sediaan yang efektif untuk aktivitas tersebut.
Formulation and Characterization of Peel-Off Gel Mask Containing Secang (Caesalpinia sappan L.) Wood Extract with Strong Antioxidant Activity Cahyani, Intan Martha; Tanzaq, Tan Tanando; Agustina, Ruth Ditya; Setiawati, Kemala Endar
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v10i2.403

Abstract

Secang (Caesalpinia sappan L.) wood contains flavonoid compounds such as brazilin, 3'-O-methylbrazilin, sappanin chalcone, and sappan chalcone, which act as primary and secondary antioxidants. Antioxidants are substances that can inhibit oxidation reactions by neutralizing free radicals. Enhancing the antioxidant potential of C. sappan wood can be achieved by developing a topical dosage form. Peel-off gel masks are an ideal form due to their ability to improve skin health and provide ease and comfort in application. This study aimed to formulate a peel-off gel mask containing C. sappan extract and evaluate its physical properties and antioxidant activity. The formulations were prepared using 2.5%, 5%, and 7.5% extract with sodium carboxymethyl cellulose, polyvinyl alcohol, and propylene glycol as the base. The resulting masks were assessed for physical characteristics (pH, viscosity, spreadability, adhesiveness, and drying time) and antioxidant activity using the DPPH method. The results indicated that increasing the extract concentration significantly (p < 0.05) increased viscosity, adhesiveness, and drying time, while decreasing pH, spreadability, and IC₅₀ value. All formulations demonstrated strong antioxidant activity (IC₅₀ between 50–100 µg/mL), with IC₅₀ values of 88.71 µg/mL, 81.58 µg/mL, and 79.04 µg/mL, respectively.
Pengenalan Pembuatan Es Lilin Beras Kencur dan Kunyit Asam dalam Upaya Meningkatkan Minat Minum Jamu Siswa SD Cahyani, Intan Martha; Umma Agasie, Aulia; Nahdi, Amira; Oktafiana, Erlina; Mariadeny, Amanda; Nabila, E’en; Niken Agesti, Desi; Retno, Deta Rizky; Kurniasari, Aulya Isra; Sukma, Dwinda Dona; Risaldi, Bintang Putra; Wulandari; Dyas Syukur Prayoga
Jurnal Dimas Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/dimas.v7i1.109

Abstract

Jamu merupakan minuman tradisional yang kaya akan manfaat untuk Kesehatan, jamu dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit maupun dalam memelihara Kesehatan tubuh. Jamu dapat diminum mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, inovasi terhadap produk jamu perlu dilakukan untuk meningkatkan minat minum jamu pada anak-anak. Salah satu inovasi yang dibuat yaitu dengan mengemas jamu dalam bentuk es lilin, hal ini dikarenakan minat anak untuk meminum es sangat tinggi sehingga jamu dikemas dalam bentuk es tetapi masih memperhatikan manfaat dan kegunaanya. Pada pengabdian Masyarakat ini kami dilaksanakan dengan melakukan demonstrasi proses pembuatan es lilin kunyit asam dan beras kencur pada siswa kelas 5 SD N Plamongansari 02. Metode pada kegiatan ini yaitu dengan melakukan pengenalan produk jamu kepada anak-anak dengan mengemasnya melalui berbagai pemberian materi melalui permainan bergambar tentang tanaman jamu yang kita gunakan dan bahan tambahan lain serta menonton video proses pembuatan jamu hingga pengemasan menjadi es lilin yang akan meningkatkan minat minum jamu pada anak-anak. Kegiatan berjalan lancar dan antusiasme anak-anak SD N Plamongansari 02. Proses pemberian materi berjalan dengan sangat menarik karena kami sajikan dengan berbagai permainan dan lagu yang menarik antusiasme murid untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan semua paramater keberhasilan pelaksanaan telah tercapai dengan baik.
Pharmaceutical Grade Microcrystalline Cellulose from Corn Husk (Zea mays L.): Fabrication and Characterization Cahyani, Intan Martha; Ikasari, Endang Diyah; Tadlkirotulladlat, Novi; Anggraini, Novita Sindy
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 13, No 2 (2025): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.21516

Abstract

Corn is a plant that grows easily in tropical climates. Corn production in Indonesia reaches 25.18 tons, the use of which in society is still limited to corn kernels as food, while other parts of the corn plant are waste. Corn husks are an abundant natural waste and contain 44.08% cellulose, so they can potentially be a source of pharmaceutical excipients, namely microcrystalline cellulose (MCC). This research aims to isolate and characterize MCC from pharmaceutical grade corn husks with commercial MCC as a comparator. The two methods of making MCC are delignification using 2% NaOH at 80-90°C 4 h. Hydrolysis using variations in HCl concentrations, namely 2 N, 4 N, and 6 N, at a temperature of 80°C 4 h. The research results obtained cellulose content in α-cellulose and MCC of corn husks with 3 consecutive treatments of 74.02%, 84.48%, 86.55%, and 84.44%. The result of the analysis test of FTIR, SEM, XRD, and PSA instruments indicate that corn husk MCC has characteristics of commercial MCC as a standard. The resulting corn husk MCC has physicochemical characteristics according to standards that can be used as a pharmaceutical excipient.
Pharmaceutical Grade Microcrystalline Cellulose from Corn Husk (Zea mays L.): Fabrication and Characterization Cahyani, Intan Martha; Ikasari, Endang Diyah; Tadlkirotulladlat, Novi; Anggraini, Novita Sindy
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 13, No 2 (2025): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Integrated Research and Testing Laboratory (LPPT) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.21516

Abstract

Corn is a plant that grows easily in tropical climates. Corn production in Indonesia reaches 25.18 tons, the use of which in society is still limited to corn kernels as food, while other parts of the corn plant are waste. Corn husks are an abundant natural waste and contain 44.08% cellulose, so they can potentially be a source of pharmaceutical excipients, namely microcrystalline cellulose (MCC). This research aims to isolate and characterize MCC from pharmaceutical grade corn husks with commercial MCC as a comparator. The two methods of making MCC are delignification using 2% NaOH at 80-90°C 4 h. Hydrolysis using variations in HCl concentrations, namely 2 N, 4 N, and 6 N, at a temperature of 80°C 4 h. The research results obtained cellulose content in α-cellulose and MCC of corn husks with 3 consecutive treatments of 74.02%, 84.48%, 86.55%, and 84.44%. The result of the analysis test of FTIR, SEM, XRD, and PSA instruments indicate that corn husk MCC has characteristics of commercial MCC as a standard. The resulting corn husk MCC has physicochemical characteristics according to standards that can be used as a pharmaceutical excipient.
Pengaruh Konsentrasi Natrium Lauril Sulfat pada Karakteristik Fisik Sediaan Gel Sampo Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Nurjanah, Hidayatillah; Suharsanti, Ririn; Cahyani, Intan Martha
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 3 No 1 (2025): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v3i1.767

Abstract

Bakteri dapat tumbuh pada kondisi rambut dengan kelenjar minyak berlebih, sehingga kebersihan kulit kepala harus dijaga menggunakan sampo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh natrium lauril sulfat serta konsentrasinya yang dapat menghasilkan sediaan gel sampo ekstrak etanol bunga telang dengan karakteristik yang baik. untuk mengetahui apakah semua konsentrasi natrium lauril sulfat pada sediaan gel sampo memenuhi syarat uji ALT Dirjen POM tahun 1994. Ekstraksi metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi natrium lauril sulfat yang digunakan pada sediaan gel sampo yaitu 10% (Formula I), 15% (Formula II), dan 20% (Formula III). Sediaan gel sampo dilakukan uji karakteristik fisik dan angka lempeng total. Hasil pengujian dianalisis menggunakan pendekatan statistika uji parametrik one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan konsentrasi natrium lauril sulfat pada karakteristik fisik sediaan gel sampo ekstrak etanol bunga telang dengan nilai P Value (< 0,05). Konsentrasi 15% natrium lauril sulfat dalam sediaan gel sampo merupakan konsentrasi yang memiliki karakteristik fisik yang baik. Semua konsentrasi natrium lauril sulfat pada sediaan gel sampo memenuhi syarat uji ALT Dirjen POM tahun 1994 yaitu < 105 koloni/gram.
Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Daun Mint (Mentha Piperita L.) Yang Diekstraksi Dengan Metode Ultrasonic Assisted Extraction Wardhani, Risty Ayu; Cahyani, Intan Martha; Suharsanti, Ririn
KUNIR: JURNAL FARMASI INDONESIA Vol 3 No 1 (2025): JULI
Publisher : Program Studi Farmasi (S-1), Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bhamada Slawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/kjfi.v3i1.770

Abstract

Paparan sinar matahari berlebihan menimbulkan efek merugikan bagi kulit seperti eritema, immediate pigmen darkening, fotoaging dan fotokarsinogenik. Salah satu upaya untuk mencegah yaitu menggunakan tabir surya. Daun mint (Mentha piperita L.) mengandung senyawa flavonoid yang memiliki sifat antioksidan yang sangat tinggi. Selain memiliki antioksidan yang sangat tinggi, flavonoid juga merupakan komponen yang dapat menangkal radikal induksi ultraviolet sehingga berpotensi sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tabir surya pada daun mint berdasarkan nilai Sun Protection Factor (SPF), persentase transmisi eritema (%Te), dan persentase transmisi pigmentasi (%Tp) secara in vitro. Metode ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) dengan variasi suhu 50˚C, 60˚C, 70˚C dan lama waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit. Pengujian aktivitas tabir surya dilakukan tehadap semua sampel pada konsentrasi 100, 200, dan 300 ppm yang meliputi penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF), persentase transmisi eritema (%Te), dan persentase transmisi pigmentasi (%Tp) ekstrak daun mint dengan menggunakan spektrofotometer UV (panjang gelombang 2990-320 nm). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak paling baik terdapat pada variasi lama waktu ekstraksi 30 menit dengan suhu ekstraksi 70˚C.
Membangun Kemandirian Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring dari Bahan Alami Sitorus, Andreas; Rahma, Afiifa Aulia; Oktavia, Anastasia Deswinda Putri; Ananta, Chelsi Valen; Effasari, Firzana Azmi; Purnamasari, Junita; Fitria, Luthfi Fatta; Rizqiya, Nida Hasna; Rahiman, Rahimah; Jaya, Shinta Anugerah; Ramonah, Dewi; Cahyani, Intan Martha
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 7 (2025): September
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i7.2965

Abstract

Sabun merupakan kebutuhan pokok rumah tangga dalam mendukung berbagai aktivitas domestik yang membutuhkan biaya cukup tinggi untuk memenuhinya, salah satunya sabun cuci piring. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai cara pembuatan sabun cuci piring yang dapat dibuat secara mandiri dengan bahan yang tersedia di dapur diantaranya daun pandan dan jeruk nipis. Pelatihan pembuatan sabun cari dari bahan alami merupakan solusi alternatif dalam mengatasi masalah tersebut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membangun kemandirian dan meningkatkan kesadaran lingkungan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat kelurahan Plamongansari Semarang. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan mengenai cara pembuatan sabun, manfaat daun pandan dan jeruk nipis, demonstrasi langsung dan diskusi interaktif. Pada sesi demonstrasi dan diskusi interaktif peserta dibagi menjadi 3 kelompok dengan 5 pendamping pemateri sehingga materi yang disampaikan lebih tepat sasaran. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya meningkatnya pengetahuan, pemahaman, ketrampilan serta minat kemandirian warga dalam pembuatan sabun cuci piring dari bahan alami yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi produk wirausaha rumah tangga. Dengan demikian, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan masyarakat yang mandiri, peduli lingkungan dan berdaya secara ekonomi.