Pelaku usaha wisata di daerah pedesaan sering menghadapi tantangan dalam mengadopsi praktik pariwisata berkelanjutan, yang berdampak pada daya saing dan keberlanjutan destinasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan implementasi pariwisata berkelanjutan di kalangan pelaku usaha wisata di Desa Masaingi. Permasalahan utama meliputi rendahnya pemahaman konsep pariwisata berkelanjutan, terbatasnya adopsi praktik ramah lingkungan, dan kurangnya pelibatan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata. Metode pemecahan masalah menggunakan pendekatan participatory action research (PAR) dan experiential learning, melibatkan 30 pelaku usaha wisata dalam program edukasi. Program ini mencakup workshop, mentoring, dan praktik lapangan. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep pariwisata berkelanjutan sebesar 44,95%, melebihi target awal 30%. Tingkat adopsi praktik berkelanjutan mencapai 78%.Program ini berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan pelaku usaha, dengan rata-rata kenaikan sebesar 35% dalam 6 bulan setelah implementasi. Jumlah kunjungan wisatawan meningkat 25% dan rata-rata lama tinggal wisatawan bertambah dari 1,2 hari menjadi 2,5 hari.Meskipun menghadapi tantangan infrastruktur digital dan dampak pandemi COVID-19, program ini berhasil meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku usaha wisata. Simpulannya, pendekatan PAR dan experiential learning efektif dalam memfasilitasi adopsi pariwisata berkelanjutan di destinasi wisata pedesaan, berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait pariwisata. Sustainable Tourism Education in Enhancing the Competitiveness of Tourism Business Operators in Masaingi Village Abstract Tourism business operators in rural areas often face challenges in adopting sustainable tourism practices, which impacts destination competitiveness and sustainability. This research aims to enhance understanding and implementation of sustainable tourism among tourism business operators in Masaingi Village. The main issues include limited understanding of sustainable tourism concepts, minimal adoption of environmentally friendly practices, and insufficient local community involvement in tourism development. The problem-solving methodology employed participatory action research (PAR) and experiential learning approaches, engaging 30 tourism business operators in an educational program. The program encompassed workshops, mentoring, and field practices. Results demonstrated a significant 44.95% improvement in understanding sustainable tourism concepts, exceeding the initial target of 30%. The adoption rate of sustainable practices reached 78%. The program positively impacted business operators' revenue, with an average increase of 35% within 6 months post-implementation. Tourist arrivals increased by 25%, and the average length of stay extended from 1.2 days to 2.5 days. Despite challenges in digital infrastructure and COVID-19 pandemic impacts, the program successfully enhanced the capacity and competitiveness of tourism business operators. In conclusion, the PAR and experiential learning approach effectively facilitated sustainable tourism adoption in rural tourism destinations, contributing significantly to achieving tourism-related Sustainable Development Goals.