Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Diet Makanan untuk Penyandang Autis Herminiati, Ainia
JURNAL PANGAN Vol 18, No 2 (2009): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.467 KB) | DOI: 10.33964/jp.v18i2.211

Abstract

Penyandang autis di Indonesia diperkirakan jumlahnya meningkat mengingat bahwa sudah banyak anak-anak di sekeliling kita yang menderita autisme (Kasran, 2003), walaupan belum ditemukan jumlah yang pasti karena belum banyak hasil penelitian tentang autisme dan sulitnya memperoleh data. Data perkiraan terakhir yang dilaporkan oleh Universa Medicina (2003), mengenai prevalensi autisme menunjukkan angka 16 per 10.000, tetapi angka prevalensi ini meningkat menjadi 63 per 10.000 bila diperhitungkan semua bentuk kelainan yang termasuk dalam spektrum autisme. Gejaia dan tingkat berat ringannya autisme sangat bervariasi. Oleh karena itu, terapi gizi anak autis seharusnya sangat individual dan tidak bisa diseragamkan. Intervensi diet yang dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan anak autis secara umum adalah menghindari makanan yang mengandung gluten, kasein, dan food additives. Karena banyak penyandang autis memiliki ketidakmampuan dalam mencerna gluten dan kasein, di mana gluten adalah protein dari tepung terigu dan hasil olahannya. Sedangkan kasein adalah protein dari susu dan hasil olahannya. Food additives yang biasa digunakan adalah monosodium glutamat (MSG), untuk beberapa bahan pangan olahan yang berfungsi sebagai penambah rasa. Juga pewarna makanan dan pemanis sintetik tidak diperbolehkan dalam makanan bagi penyandang autis. Pada prinsipnya, terapi gizi yang dapat dilakukan untuk penyandang autis adalah pemberian vitamin B6 dalam bentuk pyridoxal 5-fosfat, serta menghindari makanan yang mengandung gluten, kasein, monosodium glutamat, gula sintetis aspartam, dan pewarna makanan.
Determinants of Nutritional Status among Malnourished Children in Agricultural Areas Susanto, Tantut; Herminiati, Ainia; Rohmawati, Ninna; Yunanto, Rismawan Adi; Rahmawati, Ira; Bachtiar, Syahroni; Merina, Nuning Dwi; Zolkefli, Yusrita binti
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 19 No 3 (2024): Jurnal Keperawatan Soedirman (JKS)
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2024.19.3.11637

Abstract

Stunting in children is a major global issue, especially in rural agricultural areas of Indonesia. Despite ongoing efforts to eliminate stunting, its prevalence remains high, adversely affecting children's cognitive and physical development. This study aimed to determine the factors influencing the nutritional status of stunted children in Indonesia’s agricultural districts. A cross-sectional analytical study was conducted in Jember District, Indonesia, involving 236 malnourished children aged 0 to 59 months. Using stratified random sampling, structured questionnaires were utilized to collect data on family functioning, child feeding attitudes, and practices. The results are Family Function (B=0.038; 95% CI= 0,535 – 1,658, p value= 0.047); Child Feeding Attitude (B=0.030; 95% CI= 0,882 – 1,681, p value= 0.023); and Child Feeding Practice (B=0.120; 95% CI= 0,686 – 1,971, p value= 0.000). There were significant correlations between family function (p value= 0.047), child-feeding attitudes (p value= 0.023), and child-feeding practice (p value= 0.000) with children's nutritional status. This study highlighted a significant relationship among family function, child-feeding attitude, and practices concerning the nutritional status of children experiencing stunting. It emphasizes the importance of improving family function and supporting healthy child-feeding practices. Targeted interventions based on local cultural understanding are critical for effectively reducing stunting.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BAKSO IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) KOMBINASI DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam): KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BAKSO IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) KOMBINASI DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) Witman, Steven; Devry, Devry Pramesti; Gultom, Nikodemus; Subangkit, Arsad Tirta; Kristanti, Dita; Setiaboma, Woro; Herminiati, Ainia; Hapsari, Elsi Dwi
Jurnal Agroindustri Vol. 14 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jagroindustri.14.2.167-179

Abstract

Psettodes erumei yang dikenal di Indonesia sebagai ikan sebelah memiliki sumber protein yang tinggi, namun seratnya terbatas. Moringa oleifera Lam adalah tanaman yang kaya serat pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi ikan sebelah dalam bakso dengan perlakuan dan tanpa perlakuan tambahan Moringa oleifera Lam serta korelasi fisikokimia dengan perlakuan bakso ikan. Perlakuan yang dilakukan yaitu bakso ikan tanpa tambahan daun kelor dan tambahan daun kelor kukus 10%. Hubungan korelasi antara parameter-parameter fisikokimia antar perlakuan bakso ikan dianalisa dengan menggunakan principal component analysis (PCA) dan hierarchical clustering analysis (HCA). Hasil penelitian menunjukkan ikan sebelah segar berbobot 737,32 ± 257,39 g dan memiliki kadar air 78,69 ± 0,13% bb, protein 83,95 ± 7,49 % bk, serta lemak 2,49 ± 0,13% bk. Kadar air bakso ikan (79,32 ± 0,24%) lebih tinggi dibandingkan bakso ikan daun kelor 10 % (78,72 ± 0,24%), meskipun kadar protein keduanya tidak berbeda nyata (tanpa daun kelor 54,96 ± 0,74% dan daun kelor 55,28 ± 1,62%). Lightness bakso ikan daun kelor 10% (43,42 ± 0,30) paling rendah dan cenderung kehijauan. Gumminess dan chewiness dari ikan sebelah turun setelah dibuat menjadi bakso ikan, dan bakso ikan daun kelor 10% memiliki nilai paling rendah (gumminess 1672,31 ± 21,72 dan chewiness 1427,67 ± 58,77). Panelis lebih menyukai bakso ikan tanpa tambahan daun kelor. PCA menunjukkan bahwa kadar air, abu, yellowness, dan kekenyalan berkorelasi positif dari dua perlakuan bakso, namun berkorelasi negatif dengan kadar protein. HCA mempresentasikan adanya korelasi positif antara perlakuan bakso pada tekstur, protein, dan lemak.