Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH PUPUK HIJAU DAUN GAMAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI DI TANAH ALUVIAL YOHANES PROTASIUS OOK; SARBINO SARBINO; IMAN SUSWANTO
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.23317

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk hijau daun gamal yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi di tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas  Tanjungpura Pontianak. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, 5 ulangan dan setiap ulangan terdapat 3 sampel tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian pupuk hijau daun gamal : 0, 160, 208, 256, 304 g/polybag. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah volume akar (cm3), luas daun (cm2), berat segar tanaman (g), berat kering tanaman (g) dan hasil tanaman (g). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk hijau daun gamal dengan dosis 304 g/polybag memberikan hasil yang terbaik terhadap variabel  pengamatan volume akar, luas daun, berat segar, berat kering dan hasil tanaman sawi. Kata kunci : Pupuk Hijau Daun Gamal, Sawi, AluvialPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk hijau daun gamal yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi di tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas  Tanjungpura Pontianak. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, 5 ulangan dan setiap ulangan terdapat 3 sampel tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian pupuk hijau daun gamal : 0, 160, 208, 256, 304 g/polybag. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah volume akar (cm3), luas daun (cm2), berat segar tanaman (g), berat kering tanaman (g) dan hasil tanaman (g). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk hijau daun gamal dengan dosis 304 g/polybag memberikan hasil yang terbaik terhadap variabel  pengamatan volume akar, luas daun, berat segar, berat kering dan hasil tanaman sawi
ANALISIS FAKTOR EPIDEMI PENYAKIT HAWAR BELUDRU (VELVET BLIGHT) PADA TANAMAN LADA DI KECAMATAN GALING KABUPATEN SAMBAS Sandi Sandi; Iman Suswanto; Sarbino Sarbino
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2641

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara faktor budidaya dan lingkungan terhadap keparahan dan insiden penyakit hawar beludru pada lada. Penelitian dilakukan di Desa Ratu Sepudak Kecamatan Galing selama 3 bulan dari bulan Juli sampai Oktober 2012. Penelitian menggunakan metode survei lapangan dan kuisioner terbuka digunakan untuk melihat variabel yang berkaitan dengan penyakit hawar beludru. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 25 kebun yang diamati didapatkan keparahan penyakit berkisar antara 6% sampai 88% dengan masing- masing tingkat keparahan penyakit adalah 13 kebun kategori ringan, 9 kebun kategori sedang dan 3 kebun dengan kategori berat. Sedangkan insiden penyakit rata- rata 80%. Kebun dengan tingkat keparahan penyakit kategori berat terdapat pada kebun yang berbatasan dengan kebun karet, sistem tanam tumpang sari, penggunaan tanjar hidup, varietas Bengkayang, tanaman menghasilkan, pemupukan NPK rendah, tidak memberi pupuk organik, keadaan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya matahari berada pada di atas atau di bawah keadaan normal yang diinginkan tanaman. Kata kunci : insiden penyakit, keparahan penyakit, tanaman lada, penyakit hawar beludru.
SENSITIVITY TEST OF DOUBLE ANTIBODY SANDWICH ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (DAS-ELISA) TO DETECT FOOT ROOT DISEASE (Phytophthora capsici L) IN PEPPER (Piper nigrum L) Hasan Syamsul Ulum; Iman Suswanto; Sarbino .
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i4.36027

Abstract

Phytophthora capsici is the causal agent of foot rot, the most destructive disease of pepper in Indonesia and difficult to control. DAS-ELISA test to protect Phytophthora antigens based on antibodies that are very useful for protected plants can only be used up to the genus. This study was aimed to determine the sensitivity of Double Antibody Sandwich Enzyme Linked Immunosorbent Assay (DAS-ELISA) to detect stem rot disease (Phytophthora capsici) in each part of pepper plants (leaves, stems, and pure isolats) with different serial dilutions.The study was done at Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak. The sensitivity limit for each sample part of the pepper plant was tested through the dilution stage of the plant extract. The results of the sensitivity limits for each sample are different. Samples of the leaves and stems of pepper plants showed positive results of Phytopththora capsici at dilution rates of 100 and 10-1. Whereas in pure isolats positive results of P. capsici were detected until the dilution rate of 10-3.  Keywords : Phytophthora capsici, ELISA, dilution
EFFECTIVITY TEST OF RICE PHYLLOSPHERE BACTERIA AGAINST Xanthomonas Oryzae AND RESPON OF Streptomycin sulfate RESISTANCE Elfidia Simanjuntak; Iman Suswanto; Tris Haris Ramadhan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i1.36744

Abstract

Leaf blight is one of the crucial diseases caused by Xanthomonas oryzae pv.oryzae (Xoo) bacterial. Using of phyllosphere bacteria as biocontrol agents to againts Leaf |Blight disease has problem because can not to combination with synthetic bactericide applied. This study aims to determining potention of rice phyllosphere bacteria isolate against Xanthomonas oryzae pv.Oryzae caused of Leaf Blight Disease, and in vitro test Streptomycin sulfate resistance response. This research was conducted in Plant Disease Laboratory Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura during 2 months. This study used 21 rice filosphere bacteria isolates. This research used paper disc method with concentrate levels 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm. The result of this study showed that 6 isolates of rice filosphere bacteria have the potential to suppress the growth of Xanthomonas oryzae and are resistant to antibiotics (Streptomycin sulfate) up to 500 ppm. Key words: Leaf Blight Disease, biocontrol agent, phyllosphere, Resistance, Bactericide
The Screening of Fungi for Antagonistic Acidofilic Lignocellulolitic on Peat Soil of Fusarium Disease Nursadin Nursadin; Iman Suswanto; Supriyanto Supriyanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.873 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i1.1960

Abstract

Fusarium wilt disease is one of disease that considerable losses to the tomato plant. This disease can cause sudden death, this is due to damage to the base of the stem or cancer. Plants infected adults are able to survive and shape but the result is very little fruit and small fruit. Besides caused by pathogens, constraints cultivation in peatsoil is a peat substrate forming the lignin and cellulose are normally difficult to decompose. This study aims to find the best fungi as biological control agents against F. oxysporum and the ability to survive in acidic conditions and was able to decipher the compound lignin and cellulose. The research was conducted at the Laboratory of Plant Diseases Faculty of Agriculture, University of Tanjungpura Pontianak, January to June 2012. Implementation of the study include the isolation of fungi from peat soils, test antagonism towards the development of F. oxysporum, hipovirulensi test, capabilities and outlines the lignin and cellulose asidofilik test. Results isolation from peat obtained 7 isolates of fungi, that is Aspegillus brevipes, A. niger, Penicillium corylophillum, P. janthillenum, Rhizopus sp, Trichoderma harzianum and T. koningii. The test results antagonistic to F. oxysporum isolates obtained 2 are able to act as antagonists and suppressed the development of F. oxysporum. Both of these isolates were T. harzianum and T. koningii. Besides being able to act as antagonists, both isolates are able to decompose lignin into simpler compounds. In describing cellulose, A. niger has a greater ability than other isolates. Almost all isolates were classified into asidofilik fungus, only A. brevipes were not included asidofilik because diameter growth at pH 3 did not reach 75% compared to pH 6. Keywords: Antagonistic fungi, acidofilic, fusarium wilt.
KARAKTERISASI TRICHODERMA HARZIANUM ASAL LAHAN GAMBUT SEBAGAI AGENS ANTAGONIS TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG SAWIT SECARA IN VITRO Elsy Nandung; Iman Suswanto; Tris Haris Ramadhan
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.823 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29798

Abstract

T. harzianum  merupakan agen antagonis yang digunakan untuk pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman cendawan dari beberapa jenis vegetasi di lahan gambut,  mengetahui kemampuan daya hambat dan sifat-sifat lain T. harzianum penentuan sifat yang dapat digunakan sebagai penciri T. harzianum sebagai agens pengendali busuk pangkal batang, dan kemampuan mendegradasi kitin sebagai salah satu komponen dinding sel Ganoderma spp.. Pengujian ini dilakukan melalui hasil isolasi T. harzianum dari beberapa areal, inkubasi menggunakan media PDA kemudian dilakukan pencirian berdasarkan uji antagonis, uji pertumbuhan, morfologi dan mekanisme penghambatan, uji kitinase dilakukan dengan menginkubasi cendawan  T. harzianum  pada media kolodial kitin diamati zona bening setiap hari.   Keragaman cendawan dari berbagai wilayah relatif sama. Agen pengendali Ganoderma spp. seperti busuk pangkal batang banyak ditemukan pada wilayah yang ditumbuhi cabai dan hutan belukar. Pencirian T. harzianum terbaik berdasarkan tingginya daya hambat, kerapatan spora dan mekanisme penghambatan. Mekanisme penghambatan bersifat hiperparasit mampu menekan pertumbuhan Ganoderma spp. melalui degradasi kitin.Kata kunci : Busuk Pangkal Batang, Gambut, Pencirian T. harzianum, Sawit
PENGARUH CUKA (ASAP CAIR) TEMPURUNG KELAPA TERHADAP P. palmivora PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KAKAO Yunita Yunita; Iman Suswanto; Sarbino Sarbino
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v11i2.60096

Abstract

Cocoa pod rot disease is one of the important diseases on cocoa crop because they cause substantial losses in crop yields. One method to control spoilage of pod using vinegar (Liquid Smoke) coconut shell. This research aims to obtain a concentration of Vinegar (Liquid Smoke) to suppress the activity of P. pamivora. The study lasted for three months in the laboratory of plant disease Faculty of Agriculture University of Tanjungpura. The method used was Complete Random Design (CRD) with 6 treatment 0%, 5%, 10%, 20%, 40% and fungicides mancozeb 80% active material based on repeated 3 times. The observed parameters is the number of patches and spots, long observations began on the fifth day after incubation. The research results showed that rotten pod disease control using Wood Vinegar is effective at concentrations of 5% and 10% are able to inhibit the activity of P. palmivora.Keywords: Cocoa pod, Vinegar (Asap Cair) Coconut Shell, P. palmivora
Uji Penggunaan Asap Cair Tempurung Kelapa dalam Pengendalian Phytophthora sp. Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao secara In Vitro Erna Pangestu; Iman Suswanto; Supriyanto Supriyanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.119 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9375

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Phytophthora sp. dan pengaruhnya terhadap jumlah sporangium dan klamidospora. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas perlakuan asap cair tempurung kelapa pada konsentrasi 0%, 0,02%, 0,043%, 0,085%, 0,17% dan 0,34%. Masing – masing perlakuan diulang sepuluh kali. Percobaan ini dilakukan secara in vitro pada medium agar yang telah dicampur dengan asap cair. Analisis statistik menunjukkan  LC50 dalam penelitian ini adalah sebesar 0,11%. konsentrasi di atas LC50 secara nyata menekan pembentukan sporangium dan klamidospora. Kata kunci : asap cair, busuk buah, kakao
Epidemi Penyakit Hawar Beludru Septobasidium pada Kebun Lada dengan Jenis Tajar Berbeda Iman Suswanto; Fadjar Rianto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.502 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9368

Abstract

Hawar beludru Septobasidium spp. menjadi penyebab utama penurunan produksi lada di Kalimantan Barat. Pada awal kemunculan penyakit umumnya dijumpai pada kebun tua yang tidak terawat. Saat ini penyakit ini dapat dijumpai baik pada kebun yang terawat maupun tidak terawat. Penelitian bertujuan mengenal gejala, penyebaran penyakit dan hubungan antara berbagai anasir penyakit dengan perkembangan patogen di kebun lada dengan tajar yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman sakit memperlihatkan gejala dengan tingkat keparahan beragam dan penyakit dijumpai di semua sentra lada Kalimantan Barat. Intensitas penyakit di Kabupaten Sambas dan Mempawah termasuk berat menunjukkan banyak dijumpai kebun lada yang puso. Perkembangan penyakit memiliki keeratan hubungan dengan temperatur (x1) dan kepadatan spora (x2) baik pada kebun dengan tajar hidup maupun tajar mati. Konsistensi besarnya nilai korelasi ini dijadikan dasar dalam penyusunan model regresi multivariat pada kebun dengan tajar hidup dan mati berturut-turut y= 17,58 - 0,19 x1 + 0,43 x2 dan y=15,30 - 0,18x1 + 0,65 x2. Penyakit berkembang baik saat temperatur udara (x1) mencapai 24 oC dan kepadatan spora (x2) di kebun mencapai 7 spora/cm2. Kata kunci: hawar beludru, lada, tajar dan Septobasidium
PENGARUH ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP P. palmivora PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KAKAO Yunita Yunita; Iman Suswanto; Sarbino Sarbino
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.746 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29802

Abstract

Penyakit busuk buah yang disebabkan oleh P.palmivora merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kakao kerena menyebabkan kerugian cukup besar pada hasil panen. Salah satu cara pengendalian busuk buah menggunakan asap cair tempurung kelapa. Penelitian ini bertujuan memperoleh konsentrasi asap cair untuk menekan aktivitas P.pamivora. Penelitian berlangsung selama tiga bulan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan 0%, 5%, 10%, 20%, 40% dan fungisida berbahan aktif mancozeb 80% di ulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah jumlah bercak dan panjang bercak, pengamatan dimulai pada hari kelima setelah inkubasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian penyakit busuk buah menggunakan cuka kayu efektif pada konsentrasi 5% dan 10% yang mampu menghambat aktivitas P.palmivora.Kata Kunci: Buah kakao, asap cair tempurung kelapa,  P.palmivora