Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Video Interaktif Bencana Tanah Longsor; Media Sosialisasi Bahaya Tanah Longsor untuk Remaja Rahma Hayati; Nadya Amalia
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 2 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.481 KB) | DOI: 10.21831/gm.v17i2.29625

Abstract

Dusun Wetan Kali Desa Rahtawu merupakan daerah yang rentan terhadap longsor. Dibutuhkan peningkatan pengetahuan  masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana longsor. Sasaran dari penelitian ini adalah remaja dengan usia 13 – 19 tahun di Dusun Wetan Kali Desa Rahtawu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang tanah longsor dan tanggapan remaja tentang sosialisasi tanah longsor dengan video interaktif. Sampel penelitian ini adalah 35 remaja. Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi, proses sosialisasi, tes instrumen, dan metode kuesioner. Teknik analisis data adalah teknik analisis persentase deskriptif dan perbandingan rata-rata pengetahuan menggunakan paired t-test. Terdapat peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan tentang bencana tanah longsor pada kelompok remaja berusia 13 – 19 tahun setelah diberikan stimulus. Stimulus yang diberikan berupa video interaktif tentang bencana tanah longsor sebagai media sosialisasi. Kategori respons remaja kelompok 13 – 19 tahun adalah “sangat positif”
KAJIAN KERENTANAN PENGHIDUPAN TERHADAP FENOMENA ROB DI BAGIAN WILAYAH KOTA (BWK) III KOTA SEMARANG Rahma Hayati
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 2 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.147 KB) | DOI: 10.21831/gm.v11i2.3449

Abstract

Kajian tentang kerentanan merupakan hal penting dalam kajian penghidupanberkelanjutan. Studi mengenai kerentanan menjadi hal penting dalam berbagai langkahpembangunan berkaitan dengan masalah bencana, kemiskinan, perencanaan perkotaanmaupun perdesaan, dan masalah pembangunan lainnya. Beberapa hal pokok yang dapatdipakai sebagai kerangka untuk studi kerentanan, yaitu: 1) sumber kerentanan, 2) areadan kelompok penduduk yang terpapar bencana, 3) kemampuan bertahan dankemampuan pulih. Sumber kerentanan yang mengancam penghidupan di BWK II KotaSemarang adalah bencana genangan rob. Area yang terpapar bencana rob di BWK III KotaSemarang semakin meluas, yaitu 34 kelurahan pada tahun 2000 dan 35 kelurahan padatahun 2005. Penduduk di BWK III Kota Semarang secara pribadi dan bersama telahmelakukan tindakan bertahan terhadap bencana genangan rob dengan meninggikanlantai rumah, lahan pekarangan dan jalan umum. Pemerintah kota secara kelembagaantelah melaksanakan proyek-proyek fisik untuk menghindarkan wilayah dari bencanagenangan rob dengan meninggikan jalan Kapasitas wilayah yang berupa system drainasedan pintu-pintu pompa air seyogyanya dimanfaatkan dengan baik, sehingga kemampuanwilayah untuk terhindar dari bencana genangan rob semakin baik. Tindakan untukmenghindar dari bencana genangan rob secara parsial-lokal-individual memiliki potensikonflik yang besar.Kata kunci: kerentanan, terpapar, kemampuan bertahan, kemampuan pulih
ANALISIS SEBARAN AREA KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BREBES Ariyanto Darmawan; Rahma Hayati; Hariyanto Hariyanto
Geo-Image Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/geoimage.v6i1.15239

Abstract

The aims of this research are:1) Knowing commodity comparatively superior and competitive, 2) Knowing the rate of growth in the popularity of food crops, 3) Knowing what are the priority commodities and 4) Knowing the spatial distribution superior commodities. The sampling technique purposive sampling. The primary data obtained directly from the farmer to the instrument in the form of a questionnaire. Secondary data were obtained from the agency the Central Bureau of Statistics and the Department of Agriculture and Horticulture. The results showed that: paddy rice field comparatively superior based on analysis Location Quetient (LQ) with the most extensive distribution area, covering 10 districts. Commodities superior competitive basis based on the analysis of Revenue Cost (R/C) with the highest grade in the class of food crops are green beans. The growth rate of the region based on the analysis of the Shift Share (component proportional shift and differential share) is positive in District Tonjong. Commodities are prioritized to be developed is a commodity that includes a first priority, the paddy rice, dry rice, maize, cassava, sweet potato and peanut spread over 10 districts.
Mendorong Literasi Membaca melalui Upaya Kolaboratif Pemberdayaan Perpustakaan Calvin Girsang; Rahma Hayati
JURNAL EDUKASI NONFORMAL Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Edukasi Nonformal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This journal discusses the importance of collaboration in enhancing reading literacy through library empowerment efforts. Library empowerment involves various programs and initiatives aimed at strengthening the role of libraries as resource and knowledge centers in society. In this context, this research explores collaborative efforts involving libraries, educational institutions, communities, and other stakeholders. The research demonstrates that collaboration in library empowerment has a positive impact on enhancing reading literacy. Through close cooperation between libraries and educational institutions, relevant resources and programs can be provided to foster reading interest and improve reading skills among children, adolescents, and adults. Additionally, involving the community in library empowerment initiatives can expand the accessibility and relevance of libraries to diverse groups within society. The findings also highlight the importance of coordination between libraries and other stakeholders such as government bodies, non-profit organizations, and local communities. By combining resources, expertise, and diverse perspectives, such collaborations can create a more holistic and sustainable reading ecosystem. This research provides insights into how collaborative efforts in library empowerment can contribute to enhancing reading literacy in society. By engaging various stakeholders, these programs can create significant and sustainable impacts in developing a strong reading culture
DAMPAK PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP PERLUASAN BANJIR GENANGAN DI KOTA SEMARANG Saptono Putro; Rahma Hayati
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 4, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v4i1.110

Abstract

Semakin bertambahnya penduduk perkotaan akibat pertumbuhan alami dan urbanisasi, kota semakin memerlukan fasilitas-fasilitas pendukung terutama perumahan. Pembangunan perumahan selalu memerlukan lahan yang sudah ada, sehingga merubah penggunaan lahan dari non perumahan/perkarangan ke perumahan/ permukiman dan sarana jalan. dirumuskan permasalahan sebagat berikut, apakah terjadinya banjir genangan merupakan dampak dan adanya perubahan fungsi lahan dari daerah penampungan menjadi lahan permukiman?Daerah manakah yang mengalamiperubahan penggunaan lahan menjadi permukiman /terbangun antara tahun 1980 sampai tahun 2000?daerah manakah yang mengalami banjir genangan antara tahun 1980 sampai tahun 2000?. Ada beberapa tujuan penelitian ini adalah: mengetahui dampak dari pembangunan daerah permukiman terhadap perluasan banjir genangan di Kota Semarang, menganalisis penyebaran daerah permukiman dan perluasan daerah yang mengalami banjir genangan selama, periode tahun 1980 sampai tahun 2000. Dalam penelitian ini data yang diolah merupakan data sekunder dari peta peta agihan banjir dan peta-peta tata-guna lahan dari tahun 1980 dan tahun 2000 ( kisaran 20 tahunan), Variabel penelitian meliputi,tata guna lahan, luas area terbangun/Permukiman, luas Area Banjir Genangan. Teknik analisa data perkembangan permukiman dan banjir genangan di buat tabel dan di prosentasekan, selanjutnya dianalisa dengan secara diskripsi dan prosentase. Angka Pertumbuhan permukiman rata-rata dari tahun 1980 sampai 2000 sebesar  3,95 % pertahun. Angka Pertumbuhan Banjir Genangan dari tahun 1980 sampai tahun 1987 sebesar 8,41 % pertahun, sedangkan dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 1,93 % pertahun, dan pertumbuhan rata rata pertahun dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 4,98 %. Perkembangan yang sangat mencolok adalah luasan banjir genangan dari tahun 1980 – 1987 hanya dalam 7 tahun rata-rata pertahun mencapai 8,41%, hal tersebut disebabkan dibangunnya perumahan Tanah Mas di areal pertambakan dan pembuatan Jalan Lingkar Utara yang menghambat laju aliran air ke laut. Kata Kunci : Permukiman, banjir genangan, dampak
APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN WAKTU TEMPUH BAGI PELAKU JASA WISATA DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG) Rahma Hayati
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 4, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v4i2.105

Abstract

Obyek wisata Candi Gedong Songo merupakan cagar budaya/purbakala berupa candi-candi yang berjumlah 9 (sembilan) unit. Dari sembilan candi tersebut yang masih utuh hanya 5 (lima), sedangkan 4 (empat) candi yang lain berupa pondasi dan reruntuhan bangunan. Kelima kelompok bangunan yang masih berdiri letaknya terpencar, dimulai dari kelompok satu atau Gedong I yang terletak paling bawah dan berakhir dengan kelompok lima atau Gedong V yang terletak paling atas. Terdapat hambatan bagi wisatawan untuk memuaskan kunjungan wisatanya, yaitu informasi letak dan waktu tempuh yang pasti untuk menuju setiap lokasi candi. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) desain peta seperti apa yang bersifat fleksibel? 2) bagaimana cara memberikan pengetahuan mengenai cara membaca peta mengenai lokasi dan jarak tempuh candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata? Tujuan penelitian untuk: 1) membuat desain peta fleksibel untuk para pelaku jasa wisata di Candi Gedong Songo, 2) memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan jarak tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata. Hasil penelitian mendapatkan desain peta yang bersifat fleksibel dicetak pada kertas ukuran A4 dengan dilapisi plastik tebal. Pengetahuan dan keterampilan mengenai cara membaca peta lokasi dan jarak tempuh antar candi di komplek Candi Gedong Songo kepada para pelaku jasa wisata dilaksanakan dengan metode ceramah dan pembimbingan. Para peserta merasa mendapat pengetahuan baru dan alat baru yang mendukung pekerjaan mereka. Kata kunci: Peta tematik, peta lokasi dan waktu tempuh
MODELAMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREAWISATA BERWAWASAN KONSERVASI DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG Rahma Hayati
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 7, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v7i1.91

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya candi sesuai daya dukung fisik. 2. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata budaya candi sesuai daya dukung ekologis. 3. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung fisik. 4. Mengetahui nilai ambang batas untuk jumlah wisatawan di areawisata kemah sesuai daya dukung ekologis. Nilai ambang batas dihitung dengan metode Douglas (1975) dalamFandeli (2001). Hasil perhitungan nilai ambang batas adalah sebagai berikut; 1. Nilai ambang batas untuk jumlahwisatawan di area wisata budaya sesuai daya dukung fisik adalah 514 orang / ha. 2. Nilai ambang batas untukjumlah wisatawan di area wisata budaya sesuai daya dukung ekologis adalah 9374 orang / ha. 3. Nilai ambang batasuntuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung fisik adalah 3 orang / ha. 4. Nilai ambang batasuntuk jumlah wisatawan di area wisata kemah sesuai daya dukung ekologis adalah 40 orang / ha. Kata kunci: ambang batas, daya dukung fisik, daya dukung ekologi
Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2034 Dengan Permodelan Cellular Automata Di Kabupaten Semarang Zahrayni, Alfayra Nabila; Tjaturahono Budi Sanjoto; Rahma Hayati; Ariyani Indrayati
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 9 No. 2 (2025): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v9i2.17775

Abstract

Land use changes reflect the dynamic growth of a region driven by continuously evolving human activities. Semarang Regency, located in Central Java Province, is currently experiencing significant land use changes due to suburbanization, population growth, and increasing population density each year. This study aims to predict land use changes in Semarang Regency as a basis for identifying potential non-compliance with the RTRW, referring to the renewal of the RTRW before the end of its validity period.To analyze these changes, a spatial approach using Geographic Information System (GIS) and Remote Sensing is essential to map land use in 2013, 2018, and 2024. This analysis is further integrated with Cellular Automata (CA) modelling and logistic regression to identify factors influencing land use changes and to predict land use patterns in Semarang Regency through 2034. The study predicts that by 2034, built-up land will expand by 9.315,83 hectares, while agricultural land will increase by 9.054,79 hectares. Conversely, forest and conservation land are projected to decrease by 18.433 hectares, and water bodies will shrink by approximately by 53,94 hectares. The results of this prediction can be used as a reference in preparing spatial planning policies that are more adaptive and in line with field conditions.