Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Construction of Chinese Muslim Identities in Surabaya Yunariono, Bastian; Andriati, Retno
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 28, No 1 (2020)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.28.1.6264

Abstract

This study aims to uncover how Chinese Muslims in Surabaya developed their identity in Post-Reformation. During the New Order regime, they could not show their identity as a part of Indonesian diversity. Chinese identity has merged with the “native” people. Along with the downfall of the authoritarian political system and the development of multiculturalism and pluralism, Chinese Muslims in Surabaya could express their cultural identity. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. The results of the study reveal that the Chinese Muslims in Surabaya developed their cultural identity through Cheng Hoo Mosque, Chinese Muslim Organization, and Imlek Celebration. The cultural identity created a hybrid identity which is a combination of Chinese, Java, and Islamic cultures.
KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA TERHADAP NEGARA-NEGARA ASEAN: IMPLEMENTASI ACT EAST POLICY Yunariono, Bastian; Hermawanto, Ariesani
Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan Vol 16, No 1 (2024): Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan
Publisher : Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jsdk.v16i1.11345

Abstract

Abstrak Redefinisi politik luar negeri Look East Policy menjadi Act East Policy dilatarbelakangi keinginan India untuk berintegrasi dengan negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. India berkomitmen melakukan tindakan nyata untuk bekerjasama dengan negara-negara ASEAN sebagai mitra strategis dalam berbagai bidang. Penelitian ini mengkaji implementasi Act East Policy dalam kerjasama ekonomi dan keamanan. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif yang memungkinkan peneliti memahami permasalahan yang dihadapi manusia dalam konteks sosialnya. Sumber data  menggunakan data sekunder yang berasal dari buku, jurnal, majalah surat kabar dan sumber internet yang kredibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Act East Policy dalam bidang ekonomi terjadi peningkatan signifikan dalam volume perdagangan kedua pihak pasca diberlakukannya ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA). Dalam kerjasama perdagangan India mengalami defisit sehingga negara-negara ASEAN lebih banyak mendapatkan manfaat dibandingkan India. Dimasa mendatang India berpotensi menyeimbangkan neraca perdagangan mengingat keunggulan komparatif yang dimilikinya belum dieksplorasi secara mendalam Sedangkan Kerjasama keamanan memiliki dampak positif dalam memperkuat stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. India dinilai dapat berperan sebagai penyeimbang China yang berambisi menjadi kekuatan hegemonik di Asia Tenggara.   Kata Kunci : look east policy, act east policy, AIFTA, keamanan  AbstractThe redefinition of India's foreign policy from Look East Policy to Act East Policy is driven by India's desire to integrate with the countries in Southeast Asia that are part of ASEAN. India has taken concrete actions to collaborate as a strategic partner in various fields. This research examines the implementation of the Act East Policy in economic and security cooperation. The research methodology employed is qualitative, allowing the researcher to understand the challenges faced by individuals in their social context. Secondary data sources from credible books, journals, magazines, newspapers, and the internet were used. The research findings indicate that the implementation of the Act East Policy in the economic field has led to a significant increase in bilateral trade volume after the establishment of the ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA). In trade cooperation, India has experienced a trade deficit, with ASEAN countries benefiting more than India. In the future, India has the potential to balance the trade balance considering that its comparative advantages have not been explored in depth. Meanwhile, security cooperation has a positive impact in strengthening stability in the Southeast Asia region and beyond. India is considered to be able to act as a balancer to China, which has the ambition to become a hegemonic power in Southeast Asia. Security cooperation has a positive impact in strengthening stability in the Southeast Asia region and beyond.Keywords : look east policy, act east policy, AIFTA, security   
SOSIAL MEDIA MARKETING UNTUK UMKM Pujiastuti, Eny Endah; Ratnawati, Ratnawati; Harmiyati, Harmiyati; Yunariono, Bastian; Yanti, Reza Prima
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/dlppm.v4i2.10390

Abstract

Desa kelor merupakan salah satu desa di Kecamatan kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini memiliki potensi yang perlu diperhatikan yaitu tanaman kelor, jambu biji, bawang merah dan lain-lain. Tanaman kelor, jambu biji, bawang merah masih dijual sebatas buah dan daun. Masyarakat belum mengolah buah dan daun menjadi produk inovasi pasca panen.selain itu, UMKM yang ada dalam memasarkan masih bersifat tradisional dan belum menggunakan teknologi sehingga pasar nya masih terbatas. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan digital marketing terutama sosial media marketing sebagai upaya peningkatan pangsa pasar. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam bentuk incubator marketing yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama berupa sosialisasi digital marketing. Nantinya, kegiatan akan dilanjutkan berupa pelatihan dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan secara langsung (bimtek) oleh peserta. Hasil yang diperoleh yaitu peserta mengetahui dan memahami sosial media marketing dan bentuk-bentuknya. Selain itu, sosialisasi ini dapat memberikan kemampuan peserta dalam menganalisis pasar dan ide bisnis yang dapat dikembangkan.
KEBIJAKAN PERDANA MENTERI NARENDRA DAMODARDAS MODI DALAM PENANGANAN PEKERJA ANAK DI INDIA (2014-2023) Ramadhanti, Ulfa Rezza; Yunariono, Bastian
Jurnal Pena Wimaya Vol 4, No 2 (2024): Jurnal Pena Wimaya
Publisher : Pena Wimaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jpw.v4i2.12519

Abstract

India menjadi salah satu negara dengan keberadaan pekerja anak tertinggi di dunia. Berbagai upaya penanganan telah dilakukan pemerintah India baik melalui pembentukan kebijakan maupun kerja sama dengan organisasi internasional seperti International Labour Organization (ILO) dan United Nations Children Fund (UNICEF). Pada era perdana menteri ke-14 India, Narendra Damodardas Modi, India membentuk sebuah reformasi kebijakan pekerja anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan Narendra Damodardas Modi dalam penanganan pekerja anak di India pada tahun 2014 hingga 2023, melalui teori instrumen kebijakan dari Schneider dan Ingram (1990). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan penanganan pekerja anak pada era Narendra Modi memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pembentukan kebijakan untuk mengamandemen dua undang-undang yaitu Undang-Undang Perdilan Anak Tahun 2015 maupun Undang-Undang Pekerja Anak dan Remaja Tahun 1986. Amandemen tersebut berfokus pada perlindungan hak-hak anak, penentuan usia minimum untuk bekerja dan pemberian sanksi terhadap pelaku pelanggaran yang secara langsung berkaitan dengan penanganan pekerja anak. Pemerintah juga meratifikasi dua Konvensi ILO sebagai bentuk komitmen India dalam memerangi pekerja anak yaitu Konvensi ILO Nomor 138 mengenai Usia Minimum Tahun 1973 dan Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak Tahun 1999.Kata Kunci: Pekerja Anak, Kebijakan, Instrumen Kebijakan, India.
The role of educational institutions in preserving the Malay language: Insights from the Patani ethnic community in southern Thailand Yunariono, Bastian
Communications in Humanities and Social Sciences Vol. 5 No. 1 (2025): CHSS
Publisher : Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21924/chss.5.1.2025.98

Abstract

For over a century, the Thai government's assimilationist policies have hindered the development of the Patani people’s cultural identity, which blends Malay and Islamic cultures. These cultural impediment is reflected in the language as the Patani have experienced a decline in their ability to use the Malay language as a marker of their identity. This study aims to explain the role of educational institutions such as Islamic boarding schools (pesantren), private Islamic schools (madrasah), and kindergartens (tadika) in preserving the Malay language. This study employed a qualitative research method, utilizing library resources such as journals, books, reports, and websites. The results indicated that these educational institutions play a significant role in preserving the Malay language among the Patani. By using Malay as a means of communication and as a subject of study in these educational institutions, the Patani ethnic identity can be preserved.