Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perkembangan Sosial, Emosi, Moral Anak dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Sikap Sosial SIswa Sekolah Dasar Ani Siti Anisah; Sapriya; Kama Abdul Hakam; Ernawulan Syaodih
Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar Indonesia Vol. 1 No. 1 (2021): DESEMBER
Publisher : Educational and Talent Development Center of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.561 KB) | DOI: 10.51574/judikdas.v1i1.262

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui karakteristik perkembangan social, emosional dan moral pada anak usia sekolah dasar, dan (2) untuk mengetahui implikasi perkembangan social, emosional, dan moral anak terhadap pembentukan sikap social pada anak usia sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan teknik pengumpulan data melalui lembar checklis untuk memilih sumber primer dan sumber sekunder yang akan dijadikan rujukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perkembangan social, emosi, dan moral anak sekolah dasar sudah menyadari akan peran sosial, agama, ras, dan status social ekonomi dari teman sebayanya, menerima stereotif budaya dan sikap dewasa terhadap statusnya sehingga menimbulkan kesadaran kelompok dalam bersikap di lingkungan sosialnya. Karakteristik tersebut akan menetap sampai masa kanak-kanak akhir dan akan terus berlanjut sampai mereka dewasa jika pendidik memberikan stimulus dalam melanjutkan tugas perkembangannya secara matang. Stimulus tersebut berupa bimbingan, arahan, dan memberikan lingkungan social budaya yang baik dan sehat dalam perkembangan social, emosi, dan moralnya sehingga berimplikasi pada pembentukan sikap social yang baik. Agar kemampuan sosialisasi anak meningkat tugas pendidik adalah membimbing dan mengarahkan mereka untuk belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain, belajar berprilaku social yang baik, belajar bekerja sama, belajar dari orang dewasa, belajar kepada kelompok sebaya, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar bermain mengembangkan fisiknya, belajar berbagi, dan belajar bersikap sportif. Yang paling utama adalah pola asuh yang baik dari orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya dalam membentuk anak yang berakhlakul karimah sebagai wujud sikap social yang baik dalam lingkungan masyarakat.
UTILIZATION OF LOCAL WISDOM UMMA KALADA IN ELEMENTARY SCHOOL IPS MATERIALS TO IMPROVE STUDENTS SOCIAL SKILLS Heronimus Delu Pingge; Nana Supriatna; Sapriya; Abdul Azis Wahab
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v9i1.3870

Abstract

Student interaction in learning activities shows a lack of cooperation, mutual taunting between students, not listening during group work, and not standing in line to collect assignments. This situation shows the low social competence of the students. The local wisdom of  umma kalada among the Loura aborigines contains the value of social skills as a guide to help students who still have low social skills. The research aimed to improve the social skills of Class IVa SDK Bali Loura students by implementing the local wisdom of  umma kalada. Qualitative research with class action research methods is used as the research design. Action research was carried out according to the spiral model of Kemmis and Taggart in three cycles, with the cycle phases consisting of planning, implementation of the action, observation and reflection. Data collection techniques through observation, learning outcomes tests and interviews. The data is analyzed to obtain individual and classic completeness scores. Results showed that social skills increased from Cycles I to III in terms of knowledge, attitudes and skills, and psychomorphically. It was concluded that the students' social skills were improved through the application of  umma kalada's local wisdom. Interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan kurangnya kerja sama, saling mengejek antar siswa, tidak saling mendengarkan saat kerja kelompok dan tidak mengantri saat mengumpulkan tugas. Situasi tersebut menunjukkan rendahnya keterampilan sosial siswa. Kearifan lokal  umma kalada pada masyarakat adat Loura mengandung nilai keterampilan sosial sebagai pedoman dalam membantu siswa yang masih rendah keterampilan sosial. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas IVa SDK Bali Loura dengan mengimplementasikan kearifan lokal  umma kalada. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan kelas. Penelitian tindakan dilakukan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart sebanyak tiga siklus, dengan tahapan siklus berpua perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, Tes hasil belajar dan wawancara. Data dianalis untuk mendapatkan nilai ketuntasan individual dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan sosial baik dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan atau spikomorik dari siklus I hingga III. Dengan demikian disimpulkan adanya peningkatan keterampilan sosial siswa dengan munggunakan kearifan lokal  umma kalada.
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi melalui Kajian Filosofis Pembukaan UUD 1945 Indonesia Abad 21 Gunawan Santoso; Aim Abdul Karim; Bunyamin Maftuh; Sapriya; Ma'mun Murod
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 2 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jupetra.v2i1.137

Abstract

Kemajuan teknologi dan globalisasi juga mempengaruhi perkembangan pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan harus diperbaharui dan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menguraikan konsep, makna, strategi, dan wawasan tentang pengantar pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi melalui Kajian Filosofis Pembukaan UUD 1945 Indonesia Abad 21 agar dapat mudah di aplikasikan di coba dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dekskriptif menggunakan hasil observasi, dokumentasi dan studi literatur pada beberapa buku, jurnal dll dengan dianalisis dan dirangkum secara komprehensif dalam satu rangkaian struktur paragraf. Hasil Pendidikan Kewarganegaraan yang disajikan melalui kajian filosofis Pembukaan UUD 1945 Indonesia Abad 21 adalah salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai nilai-nilai kewarganegaraan dalam konteks Indonesia saat ini. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus dijadikan sarana untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam memahami maksud dan tujuan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, pembelajaran di perguruan tinggi harus mencakup kajian filosofis pembukaan UUD 1945 Indonesia Abad 21, agar mahasiswa dapat memahami nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, keberagaman, dan persatuan bangsa sebagai landasan dasar Indonesia saat ini. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi juga harus mencakup praktik, seperti peningkatan partisipasi dan kontribusi mahasiswa dalam kegiatan sosial, politik, dan masyarakat, serta peningkatan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan.
Kajian Wawasan Nusantara melalui Local Wisdom NRI yang Mendunia dan Terampil dalam Lagu Nasional dan Daerah Abad 21 Gunawan Santoso; Aim Abdul Karim; Bunyamin Maftuh; Sapriya; Ma'mun Murod
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 2 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jupetra.v2i1.144

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi, banyak kearifan lokal yang terancam punah di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena terlalu banyaknya campur tangan teknologi modern yang tidak mempertimbangkan nilai-nilai lokal. Metode penelitiannya kualitatif deskriptif, metode penelitian yang digunakan adalah gabungan antara studi literatur, wawancara, dan analisis kualitatif. Hasil telaahnya yaitu Wawasan Nusantara memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang identitas bangsa Indonesia dan membangun rasa persatuan dan kesatuan di tengah keanekaragaman budaya dan latar belakang suku di Indonesia. Selain itu, Local Wisdom Nasional merupakan aspek penting dalam WN, karena membangun kearifan lokal yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai pembelajaran global untuk menciptakan karakter khas bangsa. Pendekatan pengajaran WN haruslah kreatif, interaktif, multikultural, integratif, dan adaptif untuk membantu siswa memiliki pemahaman yang utuh mengenai WN dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kajian WN Penting pula sebagai upaya untuk membangun rasa kepedulian terhadap lingkungan hidup, mengapresiasi keanekaragaman budaya, serta membangun tatanan masyarakat yang bersifat inklusif dan harmonis. Kajian WN juga dapat membuka peluang untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional dan menjadi penunjuk arah dalam menghadapi tantangan globalisasi di era sekarang. Dalam keseluruhan, kajian WN dapat membantu menciptakan masyarakat yang memiliki kearifan lokal yang kuat dan mampu bersaing di dunia global saat ini.
Social Learning E-Module for Optimizing Critical Thinking Skills Karyadi Hidayat; Sapriya; Said Hamid Hasan; Erlina Wiyanarti
Journal of Education Technology Vol. 7 No. 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v7i1.59798

Abstract

Digitalization of learning is appropriate as a form of adjustment in facing the challenges of the 21st century. The problem faced is that teaching materials that are on the characteristics of students need to be developed properly, especially digital teaching materials, which also support improving critical thinking skills as one of the 21st-century skills. This study aims to develop digital teaching materials (e-modules) in social science learning to optimize students' critical thinking skills. The research design refers to Rowntree's development research which includes planning, development and evaluation. The e-module effectiveness test was carried out using a one-group pretest-posttest design. The research subjects were 104 class VIII students. Data was collected through interviews, observation, questionnaires and essay tests. Data analysis used the paired samples test, with the prerequisite test data being normally distributed and homogeneous. The tests' results stated that the research data were normally distributed and homogeneous. The results of the paired samples test stated that the social science learning e-module had a positive and significant contribution. It was concluded that social science learning e-modules were effectively used to optimize students' critical thinking skills.
Analisis Peran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembang Kepribadian dan Karakter di Perguruan Tinggi Zindan Baynal Hubi; Heny Mulyani; Sapriya; Aim Abdulkarim; T Heru Nurgiansah
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5705

Abstract

Abstrak Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pengembangan kepribadian dan karakter mahasiswa. PKn bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme, cinta tanah air, serta nilai dan etika Pancasila pada setiap warga negara muda. Penelitian ini menyoroti peran penting Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai mata kuliah yang berperan dalam pengembangan kepribadian dan karakter di perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka atau literature review dengan mengumpulkan berbagai literatur yang terkait dengan topik penelitian yang sedang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan di universitas menerapkan pendekatan proses ilmiah dan model pembelajaran yang mengarah pada internalisasi nilai-nilai karakter. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin setiap warga negara muda menjadi warga negara yang baik dan ideal dengan dibekali kesadaran kebangsaan, demokrasi, dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan etika Pancasila. Dengan penerapan metode pembelajaran yang tepat, PKn dapat membantu siswa mengembangkan sikap positif, kesadaran kebangsaan, dan kontribusi yang positif kepada masyarakat. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan generasi muda yang memiliki karakter dan kepribadian yang baik serta berkomitmen pada nilai-nilai kebangsaan. Kata Kunci: PKn, Pendidikan Kepribadian, Pendidikan Karakter, Warga Negara Abstract Civic Education in higher education has an important role in developing the personality and character of students. Civics Education aims to instill a sense of nationalism, love for the country, and the values and ethics of Pancasila in every young citizen. This research highlights the important role of Civics Education (Civics) as a course that plays a role in the development of personality and character in higher education. This research uses a literature review method by collecting various literatures related to the research topic under study. The results of this study indicate that civic education has an important role in shaping the character and personality of students in higher education. Civic Education in universities applies a scientific process approach and learning models that lead to the internalization of character values. The main goal is to ensure that every young citizen becomes a good and ideal citizen equipped with national awareness, democracy, and love for the country in the context of Pancasila values and ethics. With the application of appropriate learning methods, Civics Education can help students develop positive attitudes, national awareness, and positive contributions to society. Thus, civic education is expected to make a significant contribution to the formation of a young generation that has good character and personality as well as a positive contribution to society Keywords: Civics, Personality Education, Character Education, Citizenship
Kajian Perbandingan Civic Education di Eropa dan Indonesia Ryan Prayogi; Kokom Komalasari; Sapriya; T Heru Nurgiansah; Suriaman
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5706

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perbandingan Pendidikan kewarganegaraan di Kawasan eropa baik belanda dan inggris dengan Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Secara umum bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimasing-masing negara memiliki kesamaan dan terdapat perbedaan secara signifikan. Oleh sebab itu penulis ingin menyajikan sejauh mana secara konsep Pendidikan kewarganegegaraan di negara tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan Langkah-langkah: memilih tema, mencari sumber informasi, menentukan arah penelitian, mengumpulkan sumber data, menyajikan data, dan membuat bahan untuk dilakukan perbandingan dan kombinasi analisis yang dilakukan, serta melakukan evaluasi dari literatur yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan baik di Belanda, Inggris dan Indonesia memiliki kesamaan untuk menekankan pengetahuan kewarganegaraan, karakter kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan dan kewarganegaraan aktif baik dalam bentuk praktik menjadi warga negara yang baik (to be good citizens). Secara umum, kurikulum kewarganegaraan mencakup berbagai topik yang luas dan sangat komprehensif, membahas prinsip-prinsip dasar masyarakat demokratis, isu-isu masyarakat kontemporer seperti keragaman budaya dan pembangunan berkelanjutan, serta dimensi dunia internasional. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Kawasan Eropa, Indonesia
Model Konseptual Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan Landasan Filosofis: Konteks Sekolah Menengah di Indonesia Suriaman; Sapriya; T Heru Nurgiansah; Ryan Prayogi; Heny Mulyani; Zindan Baynal Hubi
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5819

Abstract

Abstrak Artikel ini membahas tentang model pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah berlandaskan kepada dasar filosofisnya sehingga menjadi acuan dalam pengembangan disiplin keilmuan PKn. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab, peduli terhadap masyarakat, memiliki pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan demokratis. Model konseptual pendidikan kewarganegaraan yang dijelaskan dalam artikel ini didasarkan pada landasan filosofis yang kuat. Landasan filosofis ini meliputi prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai dasar yang diperlukan untuk membentuk warga negara yang baik. Model ini juga mencakup komponen-komponen seperti kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam konteks sekolah menengah, pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem politik, hukum, dan pemerintahan negara. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga dapat membantu siswa memahami perbedaan budaya, agama, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah menengah juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan, memahami perspektif orang lain, dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Dalam artikel ini, model konseptual pendidikan kewarganegaraan berdasarkan landasan filosofis dijelaskan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi pengembangan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang efektif di sekolah menengah. Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Landasan Filosofis, Sekolah Menengah
UTILIZATION OF LOCAL WISDOM UMMA KALADA IN ELEMENTARY SCHOOL IPS MATERIALS TO IMPROVE STUDENTS SOCIAL SKILLS Heronimus Delu Pingge; Nana Supriatna; Sapriya; Abdul Azis Wahab
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v9i1.3870

Abstract

Student interaction in learning activities shows a lack of cooperation, mutual taunting between students, not listening during group work, and not standing in line to collect assignments. This situation shows the low social competence of the students. The local wisdom of  umma kalada among the Loura aborigines contains the value of social skills as a guide to help students who still have low social skills. The research aimed to improve the social skills of Class IVa SDK Bali Loura students by implementing the local wisdom of  umma kalada. Qualitative research with class action research methods is used as the research design. Action research was carried out according to the spiral model of Kemmis and Taggart in three cycles, with the cycle phases consisting of planning, implementation of the action, observation and reflection. Data collection techniques through observation, learning outcomes tests and interviews. The data is analyzed to obtain individual and classic completeness scores. Results showed that social skills increased from Cycles I to III in terms of knowledge, attitudes and skills, and psychomorphically. It was concluded that the students' social skills were improved through the application of  umma kalada's local wisdom. Interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan kurangnya kerja sama, saling mengejek antar siswa, tidak saling mendengarkan saat kerja kelompok dan tidak mengantri saat mengumpulkan tugas. Situasi tersebut menunjukkan rendahnya keterampilan sosial siswa. Kearifan lokal  umma kalada pada masyarakat adat Loura mengandung nilai keterampilan sosial sebagai pedoman dalam membantu siswa yang masih rendah keterampilan sosial. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas IVa SDK Bali Loura dengan mengimplementasikan kearifan lokal  umma kalada. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan kelas. Penelitian tindakan dilakukan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart sebanyak tiga siklus, dengan tahapan siklus berpua perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, Tes hasil belajar dan wawancara. Data dianalis untuk mendapatkan nilai ketuntasan individual dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan sosial baik dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan atau spikomorik dari siklus I hingga III. Dengan demikian disimpulkan adanya peningkatan keterampilan sosial siswa dengan munggunakan kearifan lokal  umma kalada.
THE IMPLEMENTATION CHALLENGES OF CHARACTER EDUCATION IN PRIMARY SCHOOLS Adit Yuliani; Bunyamin Maftuh; Sapriya; Atep Sujana; Rahma Hayati
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v10i2.8032

Abstract

Character education is the most important factor in shaping good character, especially in primary schools, which can include character values, manners, attitudes, and morals so that students can distinguish good and bad behaviour. Formal education is currently only focused on developing cognitive aspects so the affective aspects of students have not been applied thoroughly in schools. This study aims to analyse the challenges of implementing character education in primary schools. The method used was a systematic literature review (SLR), collecting articles related to problems and solutions in character education in primary schools. Data collected from as many as 181 articles and filtered and obtained into 10 articles through sinta accredited journals. Articles in this study were traced through the Google Scholar database from 2018-2023. Based on the research some students still have problems with poor character such as dishonesty during tests, not being disciplined to follow the rules at school, and not being independent in doing assignments. The implementation of character education must be instilled since elementary school and done well through the example of a teacher and routinely carried out by the school so that students can get used to actions that will become commendable characters that will have an effect in the future. Character cultivation can also be carried out by teachers by slipping character values through the integration of subjects to be taught.