Claim Missing Document
Check
Articles

MENGAPA ANGGARAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PENDIDIKANPT POS INDONESIA BANDUNG BELUM OPTIMAL? Putrianti, Septiana Dwi; Suherman, Jajang
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v13i1.72

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis mengapa anggaran Corporate Social Responsibility(CSR)pada Bidang pendidikan Divisi Bina Lingkungan Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) Bandung tidak optimal. Artikel ini juga membahas pelaksanaan dan hambatan dalam pelaksanaan CSR bidang pendidikan. Hal ini digunakan untuk mengetahui kemanfaatan CSR bagi masyarakat, khususnya pengembangan profesionalisme guru Sekolah Dasar Pertiwi, Pemerintah dan Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero).Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif . Untuk memperoleh data, peneliti melakukan observasi, dokumen dan wawancara kepada informan baik dari pengelola CSR di PT Post Giro, pihak penerima CSR, masyarakat dan pihak-pihak yang merasakan manfaat CSR. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan anggaran CSR bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh Divisi Bina Lingkungan Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) belum seluruhnya efektif. Beberapa hambatan yang dihadapi, yaitu rencana anggaran CSR tidak mempertimbangan adanya kenaikan barang, tidak adanya pemisahan anggaran antara anggaran untuk diberikan kepada masyarakat dan anggaran operasional, belum ada Standard Operating Procedure (SOP)dalam pelaksanaan anggaran CSR bidang pendidikan. Rekomendasi yang diberikan untuk memecahkan masalah tersebut adalah perlu melibatkan masyarakat, perlu ada pendampingan, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang program kegiatan CSR bidang pendidikan, perludibangun komunikasi yang lebih intensif antara Dinas Pendidikan, Masyarakat dan Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) terhadap pelaksanaan CSR.
ANALISIS PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (ABK) TERHADAP EFISIENSI, EFEKTIFITAS DAN AKUNTABILITAS PADA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI REGIONAL BANDUNG Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 9, No 3 (2012): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v9i3.309

Abstract

This study aims to find out the effect of the application of performance-based budgeting to performance budgeting  manager at the Centre for Education and Training Ministry of Home Affairs, Bandung Regional. The variables in thisstudy are the application of performance-based budgeting as an independent variable (X) and budget management performance as the dependent variable (Y). The dimensions of the indicators of variable X include the preparation phase(X1), the ratification stage (X2), the implementation phase (X3), reporting and evaluation phase (X4). While the indicators of variable Y include the dimensions of the level of efficiency (Y1), the level of effectiveness (Y2), and levels ofaccountability (Y3). The research method used is explanative research method because it intends to investigate the effect of one variable to another variable. The sampling technique used is saturated by the number of sampling techniques sample of 38 respondents. Data collection techniques are the study of literature and field research consisting of distributing questionnaires and interviews. The results shows that the application of performance-based budgeting and performance management budget is included in the Good category. Stages of preparation, ratification, implementation, reporting and evaluation of a positive effect on the level of efficiency, effectiveness, and level of accountability. It can be concluded that the application of variable performance-based budgeting has a positive effect on the performance variable budget manager at the Center for Education and Training Ministry of Interior Regional Bandung. The authors provide recommendations for improving the performance of the budget manager, by doing socialization regulations and guidelines on budget preparation and m Increasing the effectiveness of supervision and control of budget execution is managed by the managing budgets and doing so type of expenditure should consider the composition of several types of shopping and p Need to involvement of both the head and the head of the field to describe the activities and types of budgets that have been proposed by each section.
MEMAHAMI STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 6, No 3 (2009): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v6i3.364

Abstract

Corruption is not far from the action of stealing or blacking out. However, the complexity of corruptions? structure and elements is different. Corruption is closer to any action of stealing or blacking out public money that can cause any state loss. Since the reformation era in Indonesia, the government of Republic Indonesia has taken some efforts to reduce the practice of corruption in public sector. Recently, the strategy of combating corruption in government sector under SBY and Budiono?s leadership become undertaken more seriously. The new regulations have been issued as the laws basis to combat the corruption. Moreover, the Corruption Eradicating Commission (Komisi Pemberantasan Korupsi or KPK) has been existed as an independent institution that has authority to investigate any indication of corruption. Based on that background, this article has significant contribution to provide better understanding about corruption in more detail, from its definitions, regulations, causes, impacts, anti-corruption actions until some recent cases in Indonesia. The rigoous documentation reviews, from laws, regulations, government documentations, academics references and printed medias have applied as the primary data.
ANALISIS SELF ASSESSMENT SYSTEM DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v10i1.249

Abstract

Tax is one of the main state revenues that is important for governmental operation and developments. Hotel tax in Karimun Regency had implemented self-assessment system, which tax payers calculate their own tax payment, andreport. The purpose of this article is to analyse the implementation of self-assessment system in enhancing the compliance of hotel tax payers in Karimun Regency. Moreover, the study also assessing factors influencing the willingness of tax payers to pay tax. A qualitative-descriptive research method employed with collection data from participatory observation, interviews, and documents.This study found that the implementation of self-assessment system of hotel tax has not yet been applied properly. It could be seen from tax payers who didn't understand on the regional government regulation on self-assessment system.This is due to the lack of information from the government. Moreover, it found that tax payers also intentionally ignored to pay the tax, had low honesty and discipline in filling the form of self assessment.
PUBLIC SECTOR AUDITING REFORM AND ACCOUNTABILITY IN INDONESIA THEORY, CONCEPT, PRACTICE AND IMPLEMENTATION IN PUBLIC POLICY AND ADMINISTRATIVE SCIENCES Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v9i1.259

Abstract

Pepatah bangsa kita mengungkap suatuwisdom dengan untaian kata ?sejarah adalahguru terbaik? bagi setiap anak bangsa atau punsuatu institusi untuk bisa turut memberi warnadan makna positif bagi capaian kinerjaperjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuanbangsa dalam bernegara. Sejarah peradabanbangsa kita dan bangsa-bangsa lain jugamemberi pelajaran bahwa ?guru terbaik? adalahperkembangan ilmu pengetahuan danpenerapannya secara tepat dan proporsionaldalam menjawab kompleksitas dan dinamikapermasalahan dan tantangan sejarah yangdihadapi dalam kurun waktu tertentu. Padahemat saya muatan kedua kalimat itu,merupakan pesan dari buku yang secara santuntidak diungkap oleh penulisnya, Ibu Dr.Septiana Dwiputrianti, berjudul: Public SectorAuditing Reform and Accountability in Indonesia,Theory, Concept, Practice and Implementation inPublic Policy and Administrative Science.Penulis buku tersebut mengungkap secaraapik lembaran sejarah kehadiran, aktivitas, dankinerja BPK sebagai lembaga tinggi negara yangberperan dalam melakukan auditing dan dapatturut mempengaruhi terwujudnya publicaccountability, melalui laporan auditnya sendiriyang secara analitis dilakukan melalui duapendekatan pemeriksaan, yaitu financial andperformance audit. Kurun waktu sejarah audityang penulis cermati meliputi dua era sejarahsepanjang Indonesia Merdeka, yaitu EraSebelum Reformasi Audit (1945-2000); dan EraSesudah Reformasi Audit, 2001-2009; diperkayadengan gambaran singkat sejarah auditingjaman kolonial Belanda.Kesadaran akan pentingnya auditing bagitegaknya akuntabilitas penyelenggaraan negaradan pembangunan Indonesia, bukan saja tampakdari eksisnya BPK dengan peran danaktivitasnya sebagai lembaga audit eksternalyang sudah ditetapkan dalam lima konstitusiyang pernah berlaku1, tetapi juga dari eksisnyalembaga dan berkembangnya praktik auditinternal, tergambar secara sistematis dariperkembangan kedua era sejarah auditing padabuku ini. Namun tampak disadari bahwategaknya pemerintahan yang bersih danterwujudnya penyelenggaraan pemerintahanyang baik tidak hanya tergantung padaberdirinya lembaga-lembaga audit. Sebabdisamping adanya kejelasan lingkup dan salinghubungan tugas antara lembaga audit internaldan eksternal, masih diperlukan berbagaipersyaratan lain bagi terselenggaranya audityang baik dan pengawasan yang efektif.Pertanyaan yang timbul terkait denganterselenggaranya audit yang baik adalah:apakah persyaratan-persyaratan untuk itu eksis(dipenuhi) dalam sistem dan proses auditings e l ama s e j a r ah Indone s i a Me rde k a ?Permasalahan terebut dijawab penulis denganmeneliti dan mengungkap aspek-aspek auditingpada kedua kurun waktu sejarah audit secaralngkap dan rinci, termasuk evolusi kelembagaanaudit dan evaluasi informasi laporan hasil audit,standar audit yang digunakan, serta etika danintegritas yang melekat dalam sistemkelembagaan dan perilaku para auditor yangberperan di dalamnya. Selain itu mendapatkanperhatian pula perkembangan faktor humancapital, ketersediaan anggaran, dan perantehnologi informasi dan komunikasi (ICT) dalamproses dan pelaporan kinerja auditing; serta
EFEKTIFITAS LAPORAN HASIL TEMUAN PEMERIKSAAN DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI TRANPARANSI FISKAL DAN AKUNTABILITAS SEKTOR PUBLIK (2001-2008) DI INDONESIA Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v5i4.442

Abstract

This paper examines and develops the criteria to measure the effectiveness of government auditing reports to enhance the transparency and public accountability from international literatures related to public administration and government auditing. The criteria can be divided into 2 (two) parts, namely: criteria related to information in the audit reports and criteria related toacting on information in the audit reports. The first part consists of criteria related to the quality of information and the audit reports content. The second part consists of criteria related to communication of audit report information and acting on audit information. The research employed case study approach combining qualitative and quantitative methods in Indonesia. The studysurveyed and interviewed key informants including the management of the audit institutions, government auditors, the audited entities (local and central governments) and the Members of Parliament. By examining the reformation legal system for government auditing and comparing this with the best practices from the auditing literatures that formulated in criteria of governmentauditing, the study shows that the Indonesian government auditing has not completely addressed the real needs of public accountability and transparency during this reformation era. This study argues that follow up of the audit findings are the major criteria in terms of acting on information. The study recommends a more effective strategy should be adopted to develop profesionalism andintegrity and to improve qualifications of auditors with different educational background, through education, training and development to move from financial auditing to performance auditing in the future. In addition, increasing audit resources in the local regions is necessary. The last recommendation is to provide better communication and discussion about implementing auditrecommendations and following-up audit reports.
COMMUNICATION AND CONSULTATION MODELS FOR FOLLOWING UP AUDIT REPORTS OF INDONESIAN PUBLIC AUDITING1 Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v8i2.281

Abstract

Paska desentralisasi pemerintahan yang demokratis di era reformasi ini, peranan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah menjadi sangatlah signifikan.Pemeriksaan yang objektif dan credibel menjadi tuntutan yang tidak bisa dielakkan sebagai kriteria suatu kualitas laporan hasil pemeriksaan. Salah satu ukuran keberhasilan dari hasil laporan pemeriksaan adalah efektifitas tindak lanjut dari rekomendasi yang diberikan oleh BPK. Kualitas informasi dan komunikasi adalah salah satu faktor kunci agar laporan hasil pemeriksaan itu. Adapun hasil pemeriksaan yang sudah dipublikasikan menjadi sangat penting untuk segera dapat ditindaklanjuti oleh anggota DPR/DPRD (Legislative), pemerintah (Executive) dan publik (salah satunya adalah media)untuk mendorong terciptanya check and balances untuk mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih. Kajian menemukan adanya keterbatasan dari anggota DPR/DPRD dalam memahami hasil laporan pemeriksaan. Disamping itu, rendahnya tindak lanjut yang dilakukan oleh investigators (kejaksaan, kepolisian dan KPK) untuk hasil temuanyang berindikasikan kriminalitas dan korupsi. Dengan tujuan meningkatkan kualitas komunikasi yang lebih efektif dan mewujudkan tindak lanjut hasil rekomendasi/pemeriksaan yang lebih tinggi, disampaikan dua rekomendasi, yaitu (1) model pelayanan komunikasi dan konsultasi serta diskusi antara BPK kepada para anggota DPR/DPRD, serta (2) model komunikasi dan kerjasama BPK dengan Kejaksaan Republik Indonesia untuk hasil pemeriksaan berindikasikan krimalitas dan korupsi.
PENGELOLAAN ASET PERALATAN BERAT DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA GUNUNGSITOLI Putrianti, Septiana Dwi; Zendrato, Aprianus
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v13i2.93

Abstract

Pengelolaan aset peralatan berat di Dinas Pekerjaan Umum Kota Gunungsitoli hingga saat ini belum terinventarisasi secara utuh. Selain itu, status kepemilikan aset peralatan berat hingga saat ini belum jelas. Begitu juga halnya dalam pelaksanaan penyewaan aset peralatan berat nyatanya belum mampu menghasilkan retribusi daerah secara optimal. Bahkan pelaksanaan penilaian aset dan sistim informasi manajemen aset (SIMA) pada pengelolaan aset peralatan berat belum terlaksana sama sekali. Artikel ini menganalisis pengelolaan aset peralatan berat di Dinas Pekerjaan Umum Kota Gunungsitoli. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan dalam kajian. Manajemen aset peralatan berat yang terdiri dari lima aspek, yaitu: inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi pemanfaatan aset dan sistem informasi manajemen aset menjadi konsep dasar dan pisau analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan aset peralatan berat belum berjalan secara maksimal. Adapun beberapa hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan aset peralatan berat yaitu kekurangan jumlah dan kompetensi teknis aparatur, keterbatasan anggaran, adanya indikasi penyelewengan pengadaan aset, prosedur penyewaan peralatan berat yang tidak jelas, tarif retribusi yang rendah, serta kurangnya sarana dan prasarana pendukung.
EFEKTIFITAS LAPORAN HASIL TEMUAN PEMERIKSAAN DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI TRANPARANSI FISKAL DAN AKUNTABILITAS SEKTOR PUBLIK (2001-2008) DI INDONESIA Dwiputrianti, Septiana
Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Ilmu Administrasi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31113/jia.v5i4.442

Abstract

This paper examines and develops the criteria to measure the effectiveness of government auditing reports to enhance the transparency and public accountability from international literatures related to public administration and government auditing. The criteria can be divided into 2 (two) parts, namely: criteria related to information in the audit reports and criteria related toacting on information in the audit reports. The first part consists of criteria related to the quality of information and the audit reports content. The second part consists of criteria related to communication of audit report information and acting on audit information. The research employed case study approach combining qualitative and quantitative methods in Indonesia. The studysurveyed and interviewed key informants including the management of the audit institutions, government auditors, the audited entities (local and central governments) and the Members of Parliament. By examining the reformation legal system for government auditing and comparing this with the best practices from the auditing literatures that formulated in criteria of governmentauditing, the study shows that the Indonesian government auditing has not completely addressed the real needs of public accountability and transparency during this reformation era. This study argues that follow up of the audit findings are the major criteria in terms of acting on information. The study recommends a more effective strategy should be adopted to develop profesionalism andintegrity and to improve qualifications of auditors with different educational background, through education, training and development to move from financial auditing to performance auditing in the future. In addition, increasing audit resources in the local regions is necessary. The last recommendation is to provide better communication and discussion about implementing auditrecommendations and following-up audit reports.
Tantangan dan Kendala Pelaksanaan Kebijakan Pengalihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Pemerintah Kota Gunungsitoli Septiana Dwiputrianti; Yafet K. Buulolo
Jurnal Borneo Administrator Vol 12 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.233 KB) | DOI: 10.24258/jba.v12i1.211

Abstract

The studi aims to review the impact of policy implementation on LandandBuildingAcquisition Tax Transfer (BPHTB) at Gunungsitoli Municipality, based on City Government RegulationNumber 2Year 2011. This study found that there are eight impediments faced by the local government of Gunungsitoli Municipality to implement the new policy of BPHTB, they are: (1) office building that is not feasible to be occupied and functioned as a work place as well as very limited space to serve taxpayers; (2) the local government has not had a proper long-term strategy to explore and enhance the revenue from the tax; (3) the organizational structure and working procedures of the department which are not adjusted with Regulation of Minister of Home Affairs Number 56 Year2010, (4) lack of workload analysis and job analysis, (5) lack of community understanding on BPHTB and payment procedure through the self-assessment system; (6) lack of implementation of the development for employees as well as limited fund for employees training; (7) preparation and formulation of tax regional regulations that are not based on academic study or not involving taxation experts; (8) disagreement between revenue agency and land agency in Nias Regency in conducting the payment receipt verification of BPHTB.Keywords: local taxes, policy implementation, Gunungsitoli Municipality.Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari pelaksanaan Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2011 berkaitan dengan pengalihan Bea Perolehan Hakatas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dalam pelaksanaan pengalihan BPHTB di Kota Gunungsitoli mengalami banyak  kendala yang meliputi:(1) gedung kantor yang belum layak untuk ditempati dan difungsikan sebagai tempat bekerja, serta sangat terbatas untuk melakukan pelayanan kepada para wajib pajak; (2) pemerintah belum memiliki strategi jangka panjang yang tepat untuk menggali dan meningkatkan pendapatan dari hasil pemungutan pajak; (3) struktur organisasi dan tata kerja dinas yang masih belum disesuaikan dengan Permendagri Nomor 56 Tahun 2010, (4) tidak tersedianya analisis beban kerja dan analisis jabatan, (5) kurangnya pemahaman masyarakat tentang BPHTB dan prosedur pemungutan BPHTB melalui self assessment system; (6) kurangnya pelaksanaan pengembangan pendidikan bagi para pegawai serta keterbatasan anggaran untuk pelaksanaan pelatihan; (7) penyusunan dan perumusan peraturan-peraturan daerah terkait dengan pengelolaan pajak tidak melalui sebuah kajian akademis dari para pakar yang ahli dalam bidang perpajakan;(8) ketidaksepahaman dinas pendapatan dan kantorpertanahan Kabupaten Nias dalam pelaksanaan verifikasi tanda bukti pembayaran BPHTB oleh wajib pajak.Kata kunci: pajak daerah, implementasi kebijakan, Pemerintah Kota Gunungsitoli.