Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STRUKTUR ANATOMI DAUN LENGKENG (DIMOCARPUS LONGAN LOUR.) KULTIVAR LOKAL, ITOH, PINGPONG DAN DIAMOND RIVER Aini, Nurul; Setyati, Dwi; Umiyah, Umiyah
BERKALA SAINSTEK Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : My Home

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) merupakan salah satu tanaman asli dari Asia Tenggara yang termasuk dalam famili Sapindaceae. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur anatomi daun lengkeng dan perbedaan antar ke empat kultivar tersebut. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode parafin (Suntoro, 1983) untuk preparat anatomi di Fakultas Biologi, UGM dan metode Johansen (1940) dilakukan untuk pembuatan preparat paradermal stomata di jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember. Hasil menunjukkan bahwa struktur anatomi daun lengkeng terdapat perbedaan dalam hal ketebalannya. Nilai ketebalan daun tertinggi pada kultivar Pingpong dengan mesofil paling tebal diantara ketiga kultivar tersebut yaitu 174,04 μm, dan jaringan palisade yaitu 71,69 μm, epidermis atas yaitu 12,52 μm, kutikula yaitu 5,53 μm, serta mempunyai lengan trikoma paling panjang dengan nilai rata-rata 17,82 μm, Kultivar pingpong juga mempunyai nilai densitas stomata tertinggi di antara ketiga kultivar lainnya yaitu 20,38 mm2, tetapi mempunyai panjang stomata terendah yaitu 21,42 μm. Kata Kunci: Anatomi lengkeng, Dimocarpus longan,, densitas stomata.
Flowering Development of Longan (Dimocarpus longan Lour) ‘Diamond river’ Pining Suwardining Tyas; Dwi Setyati; Umiyah Umiyah
Jurnal ILMU DASAR Vol 14 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.751 KB) | DOI: 10.19184/jid.v14i2.635

Abstract

‘Diamond river’ is introduction plant that cultivated in Indonesian. Development of longan flower divided into eight stadium  during 28 days. First and second stadium is the induction phase that lasts for 8 days, this phase is characterized by a change in color of the leaves become older by using the Munsell color charts for plant tissues indicate the scale of 7.5 GY (4/4) to GY 7.5 scale (3\2). Third stadium is the phase of flower initiation occurred by day eigth. Initiation stage appearance were showed by merristem axilar, which will form part of primordial flower. Fourth to seventh stadium are phase that a differentiation occurred on day 12 to day 24. Differentiation phase showed the development in suitable with the typical angiosperms are sepals, stamens, petals and pistils. Eighth stadium is the phase of anthesis occurred on day 28. In the phase of anthesis, flowers have undergone a process of pollination and fertilization. Keywords: Development, Diamond river, Flowering, stadium
JENIS-JENIS TUMBUHAN BERKAYU DAN PEMANFAATANNYA OLEH SUKU MADURA DI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO Adawiyah, Robiyatul; Umiyah, Umiyah; Setyati, Dwi
BERKALA SAINSTEK Vol 3 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Gili Ketapang memiliki Indigenous Knowledge unik, yang mereka dapatkan melalui proses adaptasi tanpameninggalkan budaya dan tradisi asli mereka yaitu Madura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhanberkayu yang dimanfaatkan, bagian-bagian dari tumbuhan berkayu yang dimanfaatkan, dan mengetahui cara pemanfaatantumbuhan berkayu oleh masyarakat Gili Ketapang dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah MetodeKepustakaan (Desk Study) dan Metode Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA). Teknik Purporsive Samplingdigunakan untuk menentukan informan kunci, teknik Snowball Sampling digunakan untuk menentukan informan selanjutnyaatas rekomendasi informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 jenis tumbuhan berkayu dari 16 suku yangdimanfaatkan oleh masyarakat gili ketapang. Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah buah, diikuti batang, daun,ranting dan terakhir bunga. Pemanfaatan tumbuhan berkayu ada 6 cara yaitu sebagai bahan pangan, perahu dan kapal,perangkap ikan, obat, kayu bakar, bahan bangunan, pakan ternak dan kerajinan ukir.
STRUKTUR ANATOMI DAUN LENGKENG (DIMOCARPUS LONGAN LOUR.) KULTIVAR LOKAL, ITOH, PINGPONG DAN DIAMOND RIVER Aini, Nurul; Setyati, Dwi; Umiyah, Umiyah
BERKALA SAINSTEK Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) merupakan salah satu tanaman asli dari Asia Tenggara yang termasuk dalam famili Sapindaceae. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur anatomi daun lengkeng dan perbedaan antar ke empat kultivar tersebut. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode parafin (Suntoro, 1983) untuk preparat anatomi di Fakultas Biologi, UGM dan metode Johansen (1940) dilakukan untuk pembuatan preparat paradermal stomata di jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Jember. Hasil menunjukkan bahwa struktur anatomi daun lengkeng terdapat perbedaan dalam hal ketebalannya. Nilai ketebalan daun tertinggi pada kultivar Pingpong dengan mesofil paling tebal diantara ketiga kultivar tersebut yaitu 174,04 μm, dan jaringan palisade yaitu 71,69 μm, epidermis atas yaitu 12,52 μm, kutikula yaitu 5,53 μm, serta mempunyai lengan trikoma paling panjang dengan nilai rata-rata 17,82 μm, Kultivar pingpong juga mempunyai nilai densitas stomata tertinggi di antara ketiga kultivar lainnya yaitu 20,38 mm2, tetapi mempunyai panjang stomata terendah yaitu 21,42 μm. Kata Kunci: Anatomi lengkeng, Dimocarpus longan,, densitas stomata.