Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Model Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Waduk Cacaban dengan Pendekatan Sistem Dinamik M.Pi., Ir. Suyono,
CERMIN No 047 (2010): September
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.399 KB)

Abstract

Penurunan kualitas sumberdaya waduk Cacaban di Kabupaten Tegal, baik dariaspek ekologis perairan maupun daya dukungnya untuk menopang pemanfaatanwaduk bagi peningkatan keejahteraan masyarakat di sekitar waduk pada saat inisemakin dirasakan. Kerusakan Daerah Aliran ungai (DAS) Waduk CacabanKabupaten Tegal cukup mengkhawatirkan, pemanfaatan kawasan waduk olehpenduduk sekitar yang belum memperhatikan kesimbangan lingkungan menjadipenyebab utama penurunan fungsi waduk, tingkat sedimentasi yang tinggi danpenyusutan volume air waduk pada saat musim kemarau juga menjadi salah satupendorong penurunan kualitas waduk. Penanganan pengelolaan oleh Pemerintahdaerah yang belum melibatkan masyarakat pengguna kawasan waduk menyebabkanhasil yang dicapai belum optimal.Penelitian dimulai dari exploratory yang digunakan untuk mengetahui lebihjauh tentang lokasi/wilayah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal, disamping kebutuhanmasyarakat di tingkat basis (komunitas). topical, digunakan untuk menggali informasitertentu secara lebih mendalam untuk penyusunan model . Project and Management,digunakan untuk merencanakan dan menjalankan program bersama denganmasyarakat. Evaluation and Monitoring, digunakan untuk mengevaluasi danmemonitor perkembangan program..Parameter fisika,kimia dan biologi perairan Waduk Cacaban masuk dalamkisaran layak untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar. Parameter Biologi TingkatKesuburan/ Pencemaran IS = +1,60 dan ITS = + 0,70 ; Beta Meso – OligoSaprobik yang berarti dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar ringan - sedang). Untuk memperoleh produksi budidaya lestari dengan mengedepankan kearifan lokalagar aktivitas perikanan tangkap terus bertahan dan meningkat maka produksibudidaya perikanan karamba jaring apung di Waduk Cacaban diharapkan tidakmelebihi 90 ton per musim tanam atau 180 ton/tahun.Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukanperencanaan, kebijakan, zonasi yang jelas dan proporsional dengan memperhatikankeseluruhan kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga sumberdayaalam penyangganya
Salinitas dan Flake Serasah Daun Mangrove yang Berbeda Mempengaruhi Pertumbuhan (Dendronereis pinnaticiris) Hartanti, Ninik Umi; ,, Suyono
OSEATEK Vol 9, No 01 (2015): Juni
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.605 KB)

Abstract

Result of the research showed that leaf litter of A. Marina contained 19.48% which was higher than that of R. stylosa that contained 5,86%, while R. stylosa contained lipid of 2.31 % dry weight, which was higher than that of A marina that contained lipid of 1.96 % dry weight. R. stylosa contained the highest fibre. Survival rate of PlS1 66.667 %, P1S2 100 %, P2S1 100 %, P2S2 100%, P3S1 was 100% and P3S2 was 100%. The different feed types affected body weight increment, where P1S1 was 0 mg, PlS2 was 227 mg, P2S1 was 27,9 mg P2S2 was 143 mg and P3S1 was 134 mg and P3S2 was 93 mg. The average number of  posterior segment generated was P1S1 (5,08), P1S2 (59,8), P2S1 (18,33), P2S2 (47,7) and P3S1 (40) P3S2 (33,5). Feeding artificial diet made from leaf mangrove litter as raw material increased growth but did not increase survival rate of the worm. Growth of the nereid worm fed with flake composed from leaf litter of A marina anda 30 ppt salinity was greater than that fed with flake made of leaf litter another and the mixture of leaf litter of both mangrove plant species.Key Word : nereid worm, leaf litter of mangrove plant, feed
Pemetaan Degradasi Ekosistem Mangrove dan Abrasi Pantai Berbasis Geographic Information System di Kabupaten Brebes-Jawa Tengah ,, Suyono; ,, Supriharyono; Hendrarto, Boedi; Radjasa, Ocky Karna
OSEATEK Vol 9, No 01 (2015): Juni
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.556 KB)

Abstract

Issu degradasi mangrove dan abrasi pantai secara ekologis, sosial, ekonomis senantiasa aktual . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove dan tingkat abrasi pantai di wilayah Kabupaten Brebes. Penelitian menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) dan inderaja melalui interpretasi dan analisis citra satelit Landsat 7 TM. Penentuan model keeratan hubungan dinamika faktor ekologis dengan degradasi mangrove dan abrasi pantai dilakukan melalui analisis system dinamis dengan bantuan soft ware Power Sim 2.0. Hasil intepretasi data satelit menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menunjukan bahwa luasan mangrove di wilayah pantai Kabupaten Brebes tinggal 243.20 hektar tersebar di wilayah pantai Kecamatan Losari 26.56 ha., di Kecamatan Tanjung 5.60 ha., di Kecamatan Bulakamba 35.42 ha., di Kecamatan Wanasari 14.31 ha. dan di Kecamatan Brebes 161.31 ha.. Nilai kerapatan vegetasi mangrove secara total untuk Kecamtan Losari, Tanjung, Bulakamba,Wanasari dan Kecamatan Brebes (Kaliwlingi dan Randusanga Wetan) berturut-turut 10.79 ; 19.46 ; 18.50 ; 13.03 ; 36.43 dan 22.79 individu/ha. dengan kategori berturut-turut : sangat jarang, jarang , jarang, jarang, sedang dan jarang. Di wilayah penelitian dijumpai tiga jenis vegetasi mangrove dalam jumlah layak hitung yakni : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata , Avicennia marina dimana Rhizophora mucronata memiliki kepadatan paling tinggi (35.73 individu/ha). di Kaliwlingi, Kecamatan Brebes.Degradasi mangrove dan abrasi di wilayah pantai Kabupaten Brebes masing-masing 68 ha./tahun dan 63ha./tahunKata Kunci : Degradasi, mangrove, abrasi, NDVI, Rhizophora
KAJIAN TEKNOLOGI BIOFILTER PADA POLIKULTUR IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal), UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) DAN RUMPUT LAUT (Gracyllaria Sp) Suyono, Suyono; Jasman, Thimotius; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
CERMIN No 048 (2011): April
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.846 KB)

Abstract

Permasalahan yang ditemukan di lokasi kegiatan adalah produktivitas tambak khususnya ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) yang semakin menurun dan diperparah dengan mortalitas yang tinggi sebesar 60%. Dari segi manajemen usaha dan bisnis, budidaya ikan bandeng yang dilakukan masih bersifat monokultur-tradisional, begitu juga budidaya rumput laut (Gracillaria sp) dan udang vanname (Litopenaeus vannamei) juga masih konvensional dengan kepadatan penebaran yang relatif rendah, yakni rumput laut 50 kg/1000 m2, dan udang nanname 500 ekor/1000 m2.Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui pengaruh teknologi biofilter bagi peningkatan kualitas dan produksi ikan bandeng, udang vanname dan rumput laut (Gracillaria sp)Metode yang digunakan adalah dengan perbaikan teknologi polikultur ikan bandeng, udang vanname dan rumput laut (Gracillaria sp) melalui manipulasi pakan, kualitas air, perbaikan desain dan kontruksi tambak.Hasil yang diperoleh menunjukan adanya peningkatan produksi yang semula sebelum perbaikan teknologi hanya berupa ikan bandeng sejumlah 5100 kg/hektar menjadi 3166,7 kg ikan bandeng ditambah udang vanname 4000 kg/hektar dan rumput laut (Gracillaria sp) 3000 kg/hektar.
MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN WADUK CACABAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Suyono, Suyono
CERMIN Vol 47 (2010): Oktober
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.861 KB)

Abstract

Penurunan kualitas sumberdaya waduk Cacaban di Kabupaten Tegal, baik dari aspek ekologis perairan maupun daya dukungnya untuk menopang pemanfaatan waduk bagi peningkatan keejahteraan masyarakat di sekitar waduk pada saat ini semakin dirasakan. Kerusakan Daerah Aliran ungai (DAS) Waduk Cacaban Kabupaten Tegal cukup mengkhawatirkan, pemanfaatan kawasan waduk oleh penduduk sekitar yang belum memperhatikan keseimbangan lingkungan menjadi penyebab utama penurunan fungsi waduk, tingkat sedimentasi yang tinggi dan penyusutan volume air waduk pada saat musim kemarau juga menjadi salah satu pendorong penurunan kualitas waduk. Penanganan pengelolaan oleh Pemerintah daerah yang belum melibatkan masyarakat pengguna kawasan waduk menyebabkan hasil yang dicapai belum optimal. Penelitian ini menggunakan teknik exploratory, topical, project and managemeni, serta evaluation and monitoring. Parameter fisika,kimia dan biologi perairan Waduk Cacaban masuk dalam kisaran layak untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar. Parameter Biologi Tingkat Kesuburan/ Pencemaran IS - 41,60 dan ITS - t 0,70 , Beta Meso - Oligo Saprobik yang berarti dalam kondisi tidak tercemar sampai tercemar ringan - sedang ). Untuk memperoleh produksi budidaya lestari dengan mengedepankan kearifan lokal agar aktivitas perikanan tangkap terus bertahan dan meningkat maka produksi budidaya perikanan karamba jaring apung di Waduk Cacaban diharapkan tidak melebihi 90 ton per musim tanam atau 180 ton/tahun. Pemanfaatan ruang waduk secara optimal dan berkelanjutan memerlukan perencanaan, kebijakan, zonasi yang jelas dan proporsional dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan pemangku kepentingan terkait serta menjaga sumberdaya alam penyangganya
KAJIAN PEMBERIAN PAKAN BUATAN, TUBIFEK KERING DAN CAMPURAN KEDUANYA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) Suyono, Suyono
OSEATEK No 08 (2011): April
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.315 KB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan, tubifek kering dan campuran keduanya terhadap pertumbuhan ikan mas koki (Carassius auratus). Waktu penelitian adalah 1 bulan yang dilaksanakan di Jl. Cempedak No. 7, Procot, Slawi. Materi penelitian adalah pakan buatan, tubifek kering dam cumpuran keduanya, benih ikan mas koki (Carassius auratus) berukuran panjang dan berat rata-rata 4 cm dan 4 gram. Metode yang digunakan adalak melode eksperimen di Laboratorium Perikanan Universitas Pancasakti Tegal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan, 4 ulangan dengan dosis pakan masing-masing 3%. Perlakuan dibedakan atas 3 jenis pakan yang berbeda yaitu pakan buatan, tubifek kering (tubifek warms) dan campuran keduanya. Selama penelitian dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi suhu air, oksigen terlarut (DO), CO) bebas, PH, ammonia, nitrit yang dilakukan 1 minggu sekali. Berdasarkan hasil Analisis Ragam menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata untuk semua perlakuan terhadap pertumbuhan. Sedangkan dari hasil uji Wilayah Ganda Duncan perlakuan yang paling baik diperoleh pada campuran pakan buatan dan tubifek, kemudian pakan buatan dan yang terakhir tubijex. Kualitas air secara fisika dan kimia selama penelitian dalam kisaran yang layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan uji yaitu suhu air 25oC, oksigen terlarut 5 - 7 ppm, CO: bebas 4,5 - 6 ppm, pH air 7, Nitrat 01 - 0,3 ppm dan Nitrit 0,1 ppm.
STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN KARAMBA JARING APUNG DI WADUK CACABAN KABUPATEN TEGAL BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (CARRYING CAPACITY) Suyono, Suyono
OSEATEK No 07 (2010): Oktober
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.319 KB)

Abstract

Perairan umum mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar dalam berbagai kegiatan. Waduk merupakan ekosistem terbuka. dan pada umumnya dipenguruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Beberapa kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan perairun di waduk antara Juin aktivitas pemukiman, rekreasi, penggunaan luhun di wilavah catehment-nya dan adanyu kegiatan budidaya ikan jaring terapung. Alokasi sumberdaya perikanan budidayu sering mengabaiakan aspek daya dukung lingkungan dan input teknologi untuk mengejar tingkat keuntungan maksimal dalam Jangka pendek sehingga mengakibatkan banyak dijumpai kegiatan budidaya perikanan yang mengalami kegagalan dan terbengkelai dengan meninggalkan kerusakan lingkungan hidup yang sulit dipulihkan. Kegiatan budiduva keramba Jarring apung (fouting net) iku di waduk terutama di peruiran waduk Cucuban Kabupten Tegal, Juwa lengah menjadi salah satu kegiatan produksi pangan perikanan yang potensial, namun keberlanjutannya sangat ditentukan oleh dampak negatip yang ditimbulkan yakni limbah yang merusak lingkungan perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) Kondisi kualitas perairan Waduk Cacaban dari tingkat kelayakan bagi pengembangan budidaya keramba jarring apung: 2) Penentuan alokasi sumberdaya perairan Waduk Cacuban yang proporsional terutama untuk mendapatkan angka optimal jumlah produksi biomas ikan dan jumlah unit keramba Jarring apung yang diusahakan. Penelitian dilaksanakan di lokasi sentra Waduk Cacaban di Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Juni - Agustus 2010. Pengujian sampel air untuk parameter fisika, kimia, dan biologi dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan Universitas Pancasakti Tegal. Materi penelitian adalah data kualitas Jisika, kima dan biologi air waduk, dan data produksi perikanan waduk. Penelitian dilakukan dengan metode survai. Penelitian dilakukan terhadap limbah, kualitas Jisika, kimia dan biologi perairan Waduk Cacaban. Pengambilan sampel air setiap stasiun pengamatan berjumlah 5 (lima) titik, dengan ulangan sebanyak 4 (empat) kali. Secara fisik, penampungan air Waduk Cacaban mengalam penurunan volume tampungan dari 90 juta km? (Tahun 1959) menjadi 57 juta km (Tahun dan menurun lagi menjadi 49 Juta kam? (Tahun 2002). Hal tersebut dimungkinkan karena proses sedimentusi akibat aktivitas yang kurang ramah lingkungann di daerah tangkapan air (catchment area)-nya. Kondisi kualitas perairan Waduk Cacaban baik secara fisika, kimia maupun biologi berada pada kisaran layak untuk budidayu perikanan karamba Jaring apung. Parameter Biologi Tingkat Kesuburan'Pencemaran IS 5 41,60 dun ITS - 4 0,70, Beta Meso-Oligo Saprobik ( Tidak tercemar, tercemar ringan sd, sedang ).Jumlah batas produksi perikanan budidaya karamba Jaring apung direkomendasikan sebesar 180 ton'tahun dengan pengelolaan teknologi madya'semi intensif atau 1.800 - 18.000 ton/tahun dengan teknologi intensif) Super intensif. Untuk menjaga panen lestari dan terjaganya kearifan lokal naka direkomendasikan pengelolaan budidaya perikanan jaring terapung di Waduk Cacaban dengan pola teknologi madya'/semi intensif,
KAJIAN KUALITAS AIR BADAN PERAIRAN STRATEGIS KOTA TEGAL SEBAGAI KOTA METROPOLIS Suyono, Suyono
OSEATEK No 06 (2010): April
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.169 KB)

Abstract

Pembangunan secara fisik di Kota Tegal sebagai kota yang sedang tumbuh menjadi kota metropolis dimungkinkan mengakibatkan dampak negatif yang menjurus kepada degradasi lingkungan khususnya terbuangnya limbah ke badan perairan umum yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi dari badan perairan yang menerima buangan limbah dari kegiatan industri, hotel, mall, rumah sakit, terminal bus, pelabuhan, Pertamina, dan pemukiman di Kota Tegal serta dampaknya terhadap kemungkinan penggunaannya sebagai air minum/rumah tangga dan perikanan. Penelitian dilakukan dengan metode survai dan dilaksanakan pada bulan September 2009. Tempat pengambilan sampel meliputi: sungai Ketiwon (limbah pertanian, home industri, dan pemukiman padat penduduk), saluran air di Kejambon dekat R S Kardinah (limbah rumah sakit) Kaligung Lama/ Kolam Pelabuhan Niaga (industri, niaga, Pertamina dan Pelabuhan Niaga): saluran air di sekitar Hotel Bahari Inn/Plaza Hotel (limbah aktivitas perhotelan), sungai Kemiri dekat Terminal Bus Kota Tegal (limbah terminal bus, peternakan, dan pemukiman padat penduduk), dan sungai Kaligangsa Wetan (limbah aktivitas pertanian, peternakan dan perumahan padat penduduk). Pengamatan berjumlah 4 (empat) titik di setiap sungai/stasiun dengan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukan kondisi kualitas fisika dan kimia air di badan perairan strategis di Kota Tegal yang dijadikan sampel penelitin memilki kandungan nitrat, nitrit, CO»-nya realtif cukup tinggi melebihi batas maksimum baku mutu air. F5S yang cukup tinggi di peroleh di kolam Pelabuhan Niaga. Parameter biologi untuk keperluan bidang perikanan untuk Sungai Ketiwon, Kemiri dan Kaligangsa Wetan tidak tercemar sampai dengan tercemar sedang, Saluran air di Kejambon dekat RS Kardinah dan saluran air dekat Bahari Inn, Palza Hotel dan Rita Mall termasuk dalm kategori tercemar ringan, sedang dan mengarah ke tercemar berat, sedangkan perairan di kolam Pelabuhan Niaga masuk dalam kategori sudah tercenar ringan sampai berat. Beberapa parameter fisika-kimia air , khususnya nitrit, nitrat, CO2 dn khusus di Kolam Pelabuhan Niaga ditambah dengan CO2 menunjukan kurang layak untuk dijadikan air minum. Jika akan dipergunakan sebagai air minum perlu dilakukan treatment yang memadai. Dari parameter biologi dapat disimpulkan bahwa air dari Sungai Ketivon, Kemiri dan Kaligangsa Wetan serta saluran air di Kejambon dan di dekat Bahari Inn masih dapat dipergunakan sebagai air media budidaya perikanan, sedangkan air di Kolam Pelabuhan tidak layak untuk di pergunakan untuk hal yang sama.
PENGARUH SALINITAS DAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) PADA PENDEDERAN II Lisdiyanti, Dian; Nurjanah, Nurjanah; Suyono, Suyono
OSEATEK No 03 (2008): April
Publisher : OSEATEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.755 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dibudidayakan. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan diantaranya faktor salinitas dan kepadatan ikan selama pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas 1 %o, 2 %o, dan 3 %o serta padat penebaran 40 ekor/m2, 50 ekor/m2, dan 60 ekor/m2 terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) pada tahap pendederan II. Perbedaan salinitas dan padat penebaran berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan bobot individu, tingkat kelangsungan hidup, dan konversi pakan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) dengan perlakuan salinitas 0 %o dengan padat penebaran 40 ekor/m2 merupakan perlakuan terbaik selama penelitian.
Green Mussels (Perna viridis L.) Culture in Mangrove Area Potentially Impacted by Heavy Metal Suyono Suyono; Rossita Shapawi; Narto Narto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 24, No 2 (2019): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.32 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.24.2.99-104

Abstract

The purposes of this study are to investigate the types of different collectors and their most effective height of installation in the green mussels cultivation (Perna viridis L.) impacted by heavy metal pollution in mangrove and non-mangrove waters;  and to determine the content of heavy metals, especially Pb, Cu, Cd, and Hg in green mussels cultivation. This research was conducted from April to September 2018 in the coastal area of Karangdempel, Losari Sub District, Brebes Regency. The method used in this research was experimental. The results showed that the growth of green mussels after 6 months period of maintenance reached 7-9 cm long, weighing 10-13 grams per head and yielded 23-30 heads per collector. The most effective mussel collector was net sacks installed at a height of 30 cm from the bottom of the water. The number of mussels per collector was more in mangrove location compared to those in the non-mangrove location, while their growth in length and weight were relatively the same. Heavy metal content in seawater and in the mussel meat are still within the permissible limits of the Indonesian National Standard, except for the Cu content in the mussel exceeding the allowable limit; but it was relatively still safe accoring to the Decree of the Director General of Drug Control and Food, Indonesian Ministry of Health, No. 03725/B/SK/1989. Pb content in sediments in both location of green mussels cultivation and the Cisanggarung River basin is still within the safe limits. The content of Cd, Cu, and Hg in sediments tends to be high. Heavy metal content both in mangrove and non-mangrove areas was not different as a result of mangrove reforestation dominated by seedlings and saplings with little influence on the quality of the water ecologically and economically.