Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK n-HEKSANA DAN EKSTRAK METANOL HERBA PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Rahmawati, Emma; Sukardiman, Sukardiman; Muti, Annisa Farida
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 10, No 2: September 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.15 KB) | DOI: 10.12928/mf.v10i2.1172

Abstract

"> Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.) adalah tanaman yang berfungsi sebagai antikanker, antiinflamasi, antirematik, analgesik, emenagog, dan dapat melunakkan benjolan yang keras (tumor). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antikanker ekstrak n-heksana dan metanol dari herba pacar air terhadap sel kanker payudara T47D secara in vitro dengan metode MTT (microculture tetrazolium salt). Herba pacar air dikatakan memiliki aktivitasnya dilihat dari jumlah sel hidup yang telah diujikan terhadap sel kanker payudara (sel T47D) dengan metode MTT dalam rentang waktu 24 jam setelah pemberian konsentrasi larutan uji kemudian ditentukan harga IC50 dengan menggunakanprobit analysis. Ekstrak n-heksan memiliki harga IC50 97,493 µg/ml sehingga dikatakan moderate aktif terhadap sel kanker payudara T47D. Sedangkan ekstrak metanol memiliki harga IC50 295,359 µg/ml. Hasil uji KLT terbukti adanya kandungan flavonoid dan steroid.Kata Kunci : pacar air (Impatiens balsamina Linn.), T47D, microculturetetrazolium salt (MTT) assay.
AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK n-HEKSANA DAN EKSTRAK METANOL HERBA PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Emma Rahmawati; Sukardiman Sukardiman; Annisa Farida Muti
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 10, No 2: September 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.15 KB) | DOI: 10.12928/mf.v10i2.1172

Abstract

Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.) adalah tanaman yang berfungsi sebagai antikanker, antiinflamasi, antirematik, analgesik, emenagog, dan dapat melunakkan benjolan yang keras (tumor). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antikanker ekstrak n-heksana dan metanol dari herba pacar air terhadap sel kanker payudara T47D secara in vitro dengan metode MTT (microculture tetrazolium salt). Herba pacar air dikatakan memiliki aktivitasnya dilihat dari jumlah sel hidup yang telah diujikan terhadap sel kanker payudara (sel T47D) dengan metode MTT dalam rentang waktu 24 jam setelah pemberian konsentrasi larutan uji kemudian ditentukan harga IC50 dengan menggunakanprobit analysis. Ekstrak n-heksan memiliki harga IC50 97,493 µg/ml sehingga dikatakan moderate aktif terhadap sel kanker payudara T47D. Sedangkan ekstrak metanol memiliki harga IC50 295,359 µg/ml. Hasil uji KLT terbukti adanya kandungan flavonoid dan steroid.
Kajian Penggunaan Obat Berdasarkan Indikator Peresepan WHO dan Prescribing Errors Di Apotek Naura Medika, Depok Annisa Farida Muti; Nurul Octavia
SAINSTECH FARMA Vol 11 No 1 (2018): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.485 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v11i1.408

Abstract

Penggunaan obat secara rasional merupakan kunci dalam pembangunan pelayanan kesehatan. WHO mengembangkan indikator penggunaan obat yang kemudian ditetapkan pada tahun 1993, sebagai metode dasar untuk menilai penggunaan obat di unit rawat jalan pada fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan WHO sebagai salah satu parameter dalam melihat penggunaan obat rasional dan prescribing errors di Apotek Naura Medika, Depok, periode Januari 2017. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengambilan data secara retrospektif dan penyajian data secara deskriptif. Hasil dari penelitian penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan WHO, yaitu yang melebihi batas standar acuan WHO adalah rerata jumlah item obat per lembar resep (3,24 per lembar resep), persentase peresepan antibiotika (51,64%) dan sediaan injeksi (4,39%); sedangkan hasil yang lebih rendah dari standar acuan WHO adalah persentase peresepan obat generik (25,67%) dan kesesuaian berdasarkan formularium (94,50%). Angka kejadian prescribing errors yang paling banyak terjadi adalah tidak ada keterangan berat badan (98,62%).
Profil Penggunaan Neuroprotektor pada Pasien Stroke Iskemik di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Veronica Anggelita Putri; Annisa Farida Muti
SAINSTECH FARMA Vol 10 No 1 (2017): Sainstech Farma: Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37277/sfj.v10i1.798

Abstract

Stroke merupakan suatu penyakit serebrovaskular yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan neurologis. Stroke iskemik terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis arteri yang dapat menyebabkan hipoperfusi sehingga mempengaruhi fungsi neurologis. Kasus stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling terjadi di dunia dengan persentase 85-87% dari semua kasus stroke. Neuroprotektor merupakan obat yang bertujuan untuk menyelamatkan jaringan yang terkena iskemia, membatasi area infark agar tidak meluas, memperlama time window dan mengurangi cedera reperfusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat neuroprotektor pada pasien stroke iskemik di Instalasi Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional dan pengambilan data menggunakan data sekunder secara retrospektif dari rekam medis pasien. Data penelitian dianalisis secara univariat dengan persentase (%) yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berjenis laki-laki (68,75%), berusia 55-64 tahun (34,82%), memiliki nilai GCS 15-14/compos mentis (88,39%), merupakan serangan stroke pertama (82,14%) dan penggunaan obat neuroprotektor terbanyak adalah sitikolin (91,07%) dengan dosis sebesar 2 x 1.000 mg dan rute pemberian intravena (67,86%). Profil penggunaan neuroprotektor dalam penatalaksanaan terapi pada pasien stroke iskemik tentunya dapat berbeda, karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klinis masing-masing pasien.
Studi Potensi Interaksi Obat pada Pasien Fraktur di RSUD Tarakan Jakarta Annisa Farida Muti; Asri Yani; Refdanita Refdanita
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.7471

Abstract

Fraktur adalah suatu patahan yang terjadi di dalam kontinuitas struktur tulang. Fraktur dapat berupa retakan, pengisutan atau pecahnya korteks, bahkan patahan yang sempurna dimana fragmen tulang yang dihasilkan mungkin akan berada di tempatnya atau keluar dari tempatnya. Pasien fraktur merupakan kelompok beresiko yang dapat mengalami interaksi obat akibat penggunaan regimen kombinasi multiobat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat-obat potensial pada pasien fraktur di Instalasi Rawat Inap RSUD Tarakan Jakarta tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional dan pengambilan data menggunakan data sekunder secara retrospektif dari rekam medis pasien. Data interaksi obat-obat potensial diidentifikasi menggunakan Drug Interaction Facts meliputi jenis mekanisme dan tingkat keparahan terjadinya interaksi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 123 pasien terdapat 85 pasien yang mengalami interaksi obat-obat potensial (69,1%) dengan jumlah kasus sebanyak 436 kasus. Kejadian interaksi obat-obat potensial terbanyak adalah mekanisme farmakodinamika sebanyak 345 kasus (79,1%) dan tingkat keparahan moderat sebanyak 255 kasus (58,5%). Interaksi obat-obat potensial yang paling banyak terjadi adalah asam mefenamat-ketorolak sebanyak 37 kasus (8,5%).
Kajian Aktivitas Antioksidan: Potensi Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dan Secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai Anti Hiperglikemia Dhigna Luthfiyani Citra Pradana; Eldiza Puji Rahmi; Annisa Farida Muti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.7636

Abstract

Ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung senyawa aktif flavonoid, fenol, dan tanin yang berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah hiperglikemia dan hiperlipidemia. Secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung brazilin yang dapat menurunkan glukosa darah. Aktivitas antioksidan ekstrak air daun kelor dan kayu secang menjadi dasar uji in vivo, oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui IC50 ekstrak air daun kelor dan kayu secang yang memiliki potensi sebagai antihiperglikemia. Penelitian merupakan studi eksperimental. Perhitungan IC50 menggunakan metode spektrofotometri UV-Visibel dengan DPPH. IC50 ekstrak air daun kelor, kombinasi daun kelor dan kayu secang, dan kayu secang masing-masing sebesar 217,21; 71,89; dan 8,18 ppm. Daya antioksidan kuat dan sedang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah melalui mekanisme pengurangan Reactive Oxygen Species (ROS).
Faktor resiko kejadian peningkatan kadar transminase pada penggunaan obat antituberkulosis pasien tuberkulosis paru di RST Wijayakusuma Purwokerto Alya Andina Dasuki; Annisa Farida Muti; Hany Yusmaini
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.134 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.55

Abstract

Most of the tuberculosis cases reported in Indonesia were in provinces with high population density, including Central Java. The combination of first-line antituberculosis drugs including pyrazinamide, isoniazide and rifampicin has the potential to cause hepatotoxicity as indicated by an increase in transaminase levels. Incidence of elevated transaminase levels leading to drug resistance and treatment failure. Early detection of elevated transaminase levels by antituberculosis drugs is important by studying predisposing risk factors. The purpose of this study was to determine the relationship between risk factors and the incidence of increased levels of transaminases due to the use of anti-tuberculosis drugs in patients with pulmonary tuberculosis at RST Wijayakusuma Purwokerto. This type of research is an observational analytic study with a cross-sectional design. A total of 80 samples were selected by random sampling. Data collection is done by viewing and recording the patient's medical record. Data were analyzed using the Chi-squared test and Logistic Regression test. The results of the bivariate analysis with the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between old age (p = 0,000), female gender (p = 0.035), malnutrition (0,000), length of treatment (p = 0.026) and a history of taking other drugs. (p = 0.008). The most influential factor was the elderly (OR = 8.815) on the incidence of elevated transaminase levels; followed by nutrition status (OR=6,478).
IN VITRO ACUTE TOXICITY OF DANDELION LEAF EXTRACT (Taraxacum officinale F.H.Wigg) WITH BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) METHOD Dian Mega Sugiyarto; Annisa Farida Muti; Dhigna Luthfiyani Citra Pradana; Eldiza Puji Rahmi
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 4 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i4.873

Abstract

Toxicity is a characteristic feature of substances that can cause harmful effects. This study aimed to determine the toxicity of dandelion leaves (Taraxacum officinale F.H. Wigg) to Artemia salina Leach larvae within 24 hours. Dandelion leaves were extracted using a maceration method with 50% ethanol. The yield was 5.88%. The results showed that dandelion leaves contain alkaloids, flavonoids, steroids, triterpenoids, and phenols. Toxicity tests were performed using the Brine Shrimp Lethality Test method, where the final result was the LC50 value. Artemia salina Leach larvae were divided into five groups. Each group had ten larvae that underwent three replications. The 50%ethanolic extract of dandelion leaf concentrations in the treatment media were 50 ppm (P1), 100 ppm (P2), 150 ppm (P3), 200 ppm (P4), and 0 ppm (seawater) as the control. Probit analysis of Artemia Salina Leach mortality percentage data. The results indicated that the 50%ethanolic extract of dandelion leaves is harmful to larvae, with LC50 values of 165,223 ppm (toxic) or in the equation y = 2,114x + 0,311, with an R² value of 0,9435. Keywords: Artemia salina, BSLT, Dandelion leaf, LC50, Toxicity
Lipase Enzyme Inhibitory Activity of Jombang Leaves Extract (Taraxacum officinale F.H. Wigg): Aktivitas Penghambatan Enzim Lipase Ekstrak Daun Jombang (Taraxacum officinale F.H. Wigg) Secara In Vitro Muti, Annisa Farida; Adia, Risa; Rifkia, Via; Pradana, Dhigna Luthfiyani Citra
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2024): (March 2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2024.v10.i1.16454

Abstract

Background: Obesity is a condition that occurs due to an imbalance between energy intake and expenditure. Lipase enzymes play an important role in the process of fat metabolism, making it a target in obesity treatment strategies. Jombang plant has been used for generations as an alternative treatment for various diseases. The main content of secondary metabolite compounds in jombang plants are phenolics, flavonoids, terpenoids, and alkaloids. Objective: This study was conducted to determine the activity and potential inhibition of jombang plant (Taraxacum officinale F.H. Wigg.) against lipase enzyme in vitro. Materials and Methods: The phytochemical screening was determined by a color change reaction with certain reagents, while total phenolic content was carried out using Folin-Ciocalteau reagent spectrophotometrically. The inhibitory activity of 96% ethanol extract of jombang leaves as well as orlistat as positive control was measured by titration method and using olive oil substrate. The extract concentrations used were 125 ppm, 250 ppm, and 500 ppm. Results: Jombang leaf extract contains alkaloid, phenolic, flavonoid and terpenoid compounds qualitatively. Determination of total phenolic content in 96% ethanol extract of jombang leaves was obtained at 12.69 ± 0.91 mgGAE/g. The highest percentage of inhibition was found at a concentration of 500 ppm which amounted to 103.85%. The difference in the percentage of inhibition in all groups showed no significant difference (Sig>0.05). Conclusion: This study shows that jombang leaf extract is able to inhibit lipase enzyme activity with the highest percentage of inhibition was 103,85%.
Relationship between knowledge and attitude toward travel health preparation behaviour of air travellers during COVID-19 pandemic Alhaque, Nitya Fithra Salsabila; Savitri, Pritha Maya; Muti, Annisa Farida; Hadiwiardjo, Yanti Harjono
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/farmasains.v8i2.30698

Abstract

COVID-19 is a highly contagious disease. People who travel in this situation, including air travel, can increase the risk of transmitting or being transmitted by COVID-19. The attack rate of COVID-19 during air travel is 4.8%. It is necessary to form a new behaviour regarding good health preparation before travelling to prevent the spread of COVID-19. A person's behaviour can be affected by knowledge and attitude. This research aims to determine the relationship between knowledge and attitude towards the travel health preparation behaviour of air travellers during the COVID-19 pandemic. This research is an observational analytical study with a cross-sectional approach. The population in this study was people who travelled by air from Soekarno-Hatta International Airport during the COVID-19 pandemic, with inclusion sample criteria of people who travelled by air in June – October 2021 and were aged 15–64 years old. The sample was collected using a purposive sampling technique using social media, and 104 respondents were obtained. The data was collected using an online questionnaire via a Google form. The result shows that the majority of respondents have good knowledge (44.2%), a positive attitude (59.6%) and good behaviour (76%). There was no significant relation between knowledge and behaviour (p=0.066) and a significant relation between attitudes and behaviour (p=0.000). This result can be caused by several factors influencing behaviour, such as other predisposing factors (besides knowledge and attitudes), enabling factors, and reinforcing factors, such as easy access to massive information about the COVID-19 pandemic and strict government regulation.