Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perlakuan Benih Padi Yang Disimpan Dengan Pestisida Nabati Sereh Wangi Terhadap Hama Bubuk Padi (Sitophilus oryzae L.) Mira Herawati Soekamto; Zainuddin Ohorella; John Rivan Ijie
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v11i2.550

Abstract

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari pestisida nabati bubuk sereh wangi sebagai seedtreatment pada benih padi yang disimpan terhadap hama bubuk padi Sitophylus oryzae. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan yang diujikan adalah bubuk sereh wangi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu bubuk sereh wangi 2,5 gr/100 gr benih padi (S1), bubuk sereh wangi 5 gr/100 gr benih padi (S2), bubuk sereh wangi 7,5 gr/100 gr benih padi (S3). Perlakuan ini diulang sebanyak 5 kali, dengan demikian terdapat 15 satuan perlakuan. Setiap satuan perlakuan terdiri atas 20 ekor serangga uji. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, semua perlakuan dosis bubuk sereh wangi mampu mematikan hama bubuk Sitophilus oryzae sejak dari hari ke-5 setelah aplikasi sampai hari ke-3O setelah aplikasi. Perlakuan dosis bubuk sereh wangi 7,5 gr/l00 gr benih padi, merupakan dosis bubuk sereh wangi yang terbaik dalam meningkatkan rata-rata persentase mortalitas hama bubuk Sitophilus oryzae. Sampai pada waktu pengamatan hari ke-30 setelah aplikasi, menghasilkan rata-rata. Selain itu, perlakuan dosis bubuk sereh wangi 7,5 gr mampu menurunkan persentase kehilangan berat akhir dari benih padi, dimana sampai pengamatan hari ke-30 setelah aplikasi kehilangan berat benih padi hanya sebcsar 30,7%. Sedangkan persentase kehilangan bobot akhir benih padi yang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan dosis bubuk sereh wangi 2,5 gram, dimana sampai hari ke-30 setelah aplikasi persentase kchilangan berat benih padi sebesar 64, 1%.
UJI ANTAGONIS Trichoderma harzianum TERHADAP Fusarium oxysporum PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum) SECARA IN VITRO Zainuddin Ohorella; Mira Herawati Soekamto; Wahyudi Wahyudi; Muji Hariati
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v14i1.1677

Abstract

Fusarium oxysporum is a very harmful fungus because it can attack tomato plants from germination to maturity. Control of fusarium wilt disease, generally only limited to sanitation, biological control by using a biological control agent (APH) Trichoderma harzianum is an alternative to reduce the use of chemical pesticides in disease control. The experiment used a completely randomized design (CRD), with in vitro testing of Trichoderma harzianum against Fusarium oxysporum from stem, leaf, flower and fruit organs of tomato plants. Trichoderma harzianum in in vitro conditions was able to suppress the growth of Fusarium oxysporum which infects fruit by 100%, tomato flower organs 92,2%, tomato leaf organs 59,0% and from tomato plant stem organs 50,2%.
PENINGKATAN SUMBERDAYA PETANI MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK Mira Herawati Soekamto; Zainuddin Ohorella; Reijeng Tabara; Danang Supratman
Indonesian Collaboration Journal of Community Services Vol. 2 No. 2 (2022): Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/icjcs.v2i2.70

Abstract

The decline in soil quality in producing plants as a result of excessive fertilization, especially on inorganic fertilizers, has occurred on many lands in Indonesia. One of the things that happened was in Aimas Village, Sorong Regency, where farmers' land experienced a decrease in quality both in terms of chemical and physical properties. This happens because of the impact of the continuous use of chemical fertilizers over a long period of time which affects the decline in soil quality. Through extension activities and training on organic fertilizers, farmers can provide insight and skills on the benefits of organic fertilizers in improving soil properties, both physical, chemical and biological properties of the soil. The method used in this activity is a method or approach in transferring knowledge (counseling), practice of learning and doing (learning by doing/demonstration). From the results of this service activity, it was found that there was a change in farmers' knowledge of organic fertilizers which have an important role for land sustainability. The increase in knowledge changes to organic fertilizers is 80% and the adoption rate in the manufacture of organic fertilizers is 75%.  
KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KELURAHAN KLARU, DISTRIK MARIAT-KABUPATEN SORONG-PBD Danilo Kambu; Mira Herawati Soekamto; Zainuddin Ohorella; Ajang Maruapey
AGROSCIENCE (AGSCI) Vol 14, No 1 (2024): June
Publisher : Fakultas Sains Terapan, Universitas Suryakancana Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agsci.v14i1.4240

Abstract

Studi ini dilakukan di Kelurahan Klaru, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, dari Januari hingga Maret 2024. Lokasi ini dipilih karena Kelurahan ini adalah salah satu pusat produksi tanaman padi di Kabupaten Sorong. Metode yang dipakai dalam pengambilan data responden adalah metode survei. data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dapat dikumpulkan melalui wawancara dan pengambilan foto tentang aktivitas usaha tani padi di lapangan. Sedangkan pengambilan data sekunder dipeoleh dari instansi terkait.Selanjutnya di analisis secara deskriptif kualitatif. Setelah itu, data diolah, ditabulisi, dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar petani, atau 57,14 persen dari petani yang disurvei, sudah dapat menggunakan komponen teknologi dasar dan pilihan sesuai dengan pedoman teknis pengelolaan tanaman terpadu (PTT). petani yang menggunakan varietas unggul baru seperti varietas mekongga dengan produksi GKP tertinggi 6,36 ton/ha dan varietas ciherang 5,82 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan varietas lokal. dua varietas unggul baru yang digunakan sudah sangat sesuai dan memenuhi rekomendasi PTT padi.