Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH KEMAMPUAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR (COPING SELF-EFFICACY) TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Naqiyah, Najlatun; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini adalah hasil penelitian pada 130 mahasiswa semester tiga, fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya. Coping self-efficacy sebagai variabel bebas, dan indeks prestasi akademik dan kemampuan skolastik sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan coping self-efficacy dengan prestasi akademik mahasiswa di FIP UNESA dengan nilai standardized beta = 0,203 pada taraf signifikansi 0,000 yang berarti bahwa coping self efficacy (X) mempengaruhi  prestasi akademik mahasiswa (Y1). Temuan kedua, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan coping self-efficacy terhadap kemampuan skolastik mahasiswa dengan nilai standardized beta = 0,188 pada taraf signifikansi 0,000 yang berarti coping self-efficacy (X) mempengaruhi kemampuan skolastik mahasiswa (Y2).
GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PRIA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL STRUKTURAL YANG MENJADI TULANG PUNGGUNG KELUARGA Trisusanti, Ritma; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to reveal psychological well-being of structural civil servants who have retired and become the backbone of their families. This study used a qualitative research approach with a phenomenological method. The subjects involved in this study were two retired male of structural civil public servant who were aged no more than 59 years old and who have different latest job rank and position. The results of this study indicated that both subjects have a good condition of psychological well-being, with each dynamic that not differ too much from each other. There are several factors that play a role in their psychological well-being condition, including adequate financial source, the existence of productive or social activities carried out after the retirement and the religiousity factors.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu gambaran psychological well-being pria pensiunan Pegawai Negeri Sipil struktural yang menjadi tulang punggung keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian fenomenologis. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua orang pria pensiunan Pegawai Negeri Sipil struktural yang berusia tidak lebih dari 59 tahun yang memiliki pangkat dan jabatan terakhir yang berbeda. Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa cara, antara lain organisasi data, koding dan analisis, serta analisis intra kasus dan analisis lintas kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua partisipan memiliki kondisi psychological well-being yang baik, dengan dinamika yang tidak berbeda jauh satu sama lain. Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam kondisi psychological well-being kedua partisipan tersebut, antara lain sumber finansial yang memadai, adanya kegiatan produktif atau sosial yang dilakukan setelah pensiun dan faktor religiusitas.
PENGALAMAN HIDUP SEORANG REMAJA PUTRI KORBAN TRAFFICKING DALAM BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL Ningsih, Siti Zuliya; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was aimed to understand a young girl experience as a victim of human trafficking. Data from the women and child protection center of Surabaya (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak or PPT-P2A) had shown an increase in the number of trafficking victims from year to year. In 2010, there were 28 cases of adult victims and 21 cases of children victims. On April 2012 the cases of adult victims increased up to 45 cases, while children decreased to 13 cases. This study used a qualitative phenomenological approach. The participant was a victim of trafficking and was under the supervision of PPT- P2A Surabaya. Data was collected using a semi-structured interviews and analyzed using narrative analysis. The result of this study can be described into three categories, which were the life before becoming a victim, undesired job, and the life after becoming a victim. Since the mother passed away, she felt like there is no one cares about her anymore. The second was undesired job, which related to the participant’s experience as a trafficking victim. The last theme was the participant’s life after being a victim. In general, it could be concluded that participant experienced some psychological dynamics, such as negative self concept, low self esteem, and learned helplessness.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman seorang remaja putri yang menjadi korban trafficking. Data Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPT-P2A) Surabaya menunjukkan peningkatan jumlah korban trafficking dari tahun ke tahun. Tahun 2010 korban dewasa mencapai angka 28 orang, sedangkan anak-anak 21 orang. Tahun 2011 korban dewasa menjadi 34 dan anak-anak meningkat menjadi 36, data terbaru tahun 2012 bulan April korban dewasa meningkat menjadi 45 korban dan anak-anak menjadi 13 korban kejahatan trafficking. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Proses pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Data penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan analisis naratif. Hasil dari penelitian berhasil mengidentifikasi beberapa sub-sub judul atau tema. Subjudul pertama yakni semenjak Ibu tiada yaitu kisah hidup partisipan sebelum menjadi korban trafficking, semenjak Ibunya meninggal, partisipan merasa tidak ada lagi yang peduli padanya. Tema atau sub judul kedua yakni pekerjaan yang tidak sesuai keinginan yaitu pengalaman partisipan selama menjadi korban trafficking. Tema ketiga, kehidupan setelah menjadi korban, yaitu pengalaman hidup partisipan setelah menjadi korban trafficking. Secara umum, kesimpulan dari penelitian ini adalah pertisipan mengalami beberapa fenomena psikologis yaitu konsep diri negatif,  harga diri rendah, dan learned helplessness.
Perbedaan Penyesuaian Pernikahan pada Pasangan yang Menikah Muda Puspitasari, Johan Reny; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabay

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Young marriage is vulnerable to many marital problems that can  lead to divorce. This study aims to examine the differences of marital adjustment on young married couples considering to 3 marriage reasons, namely (1) their own desires; (2) premarital pregnancy; and (3) matchmaking. Method used in this study was a quantitative comparative research. Data colleced using a scale of marital adjustment which is adapted from Spanier’s DAS (Dyadic Adjustment Scale) and analyzed using (1) Kruskal Wallis, and (2) Mann-Whitney. Based on Kruskal Wallis test, the analysis shows the value of sig 0.000 (< 0.05) which means that the hypothesis of this study which states that there is a significant difference of marital adjustment among young married couples in the three reasons based-groups is accepted.  In addition, Mann-Whitney test shows following results: (1) there is a significant difference of marital adjustment between young married couples by their own desires and by premarital  pregnancy (sig 0.000 < 0.05); (2) so Ho is rejected and Ha is accepted which means there is  a significant difference of marital adjustment between young married couples by their own desires and by matchmaking process (sig 0.007 < 0.05); (3) there is a significant difference of marital adjustment between young married couples by premarital marriage and by matchmaking process (sig 0.019  < 0.05).Abstrak: Pernikahan muda sangat rentan terhadap berbagai permasalahan yang dapat berdampak pada perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan penyesuaian pernikahan pada pasangan yang menikah muda berdasarkan 3 alasan menikah yaitu (1) atas keinginan sendiri, (2) karena kehamilan Pra-nikah, dan (3) karena perjodohan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif komparatif. Data dikumpulkan menggunakan skala penyesuaian pernikahan yang di adaptasi dari DAS (Dyadic Adjustment Scale) milik Spanier. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu (1) Kruskal Wallis, (2) Uji Mann-Whitney.  Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, diperoleh Sig 0.000 atau <0.05. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian pernikahan pada pasangan yang menikah muda atas keinginan sendiri, karena kehamilan pra-nikah, dan melalui proses perjodohan. Sedangkan dari hasil uji Mann-Whitney, diperoleh, (1) Sig 0.000 atau <0.05, artinya ada perbedaaan yang signifikan pada penyesuaian pernikahan antara pasangan yang menikah muda atas keinginan sendiri dengan yang menikah muda karena kehamilan, (2) Sig 0.007 atau <0.05, artinya ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian pernikahan antara pasangan yang menikah muda atas keinginan sendiri dengan yang menikah melalui proses perjodohan, (3) Sig 0.019 atau <0.05, artinya ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian pernikahan antara pasangan yang menikah muda karena kehamilan pra-nikah dengan  yang melalui proses perjodohan.
Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Tingkat Akhir pada Masa Pandemi COVID-19 Khoirunnisa, Riza Noviana; Jannah, Miftakhul; Dewi, Damajanti Kusuma; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 3 (2021): EDISI KHUSUS: Dimensi Psikologis Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.22 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n3.p278-292

Abstract

The COVID-19 pandemic is currently affecting education bodies including universities. The negative impacts of pandemic on students’ academic lives cannot be underestimated primarily on the final-year undergraduate students who are working on their thesis. Various obstacles encountered by the students due to the distance learning applied by universities in responding to the pandemic can cause academic problems including procrastination. The main impact of academic procrastination on students is the delay in graduation that affects both the students’ future careers and the image of the university. The study aims to describe the academic procrastination of the final-year students during the COVID-19 pandemic. This was a survey research that applied saturated samples for recruiting subjects. A number of 224 final-year students were involved. Data was collected using an academic procrastination questionnaire and was analysed descriptively using a statistic program.  The results showed that the academic procrastination among the participants was in the moderate category. The residence of the participants who are working on their thesis from homes indicate the connection with academic procrastination. In contrast, gender and the entry year are not proved as the factors that affect the students’ academic procrastination. Keywords: Academic procrastination, COVID-19 pandemic, students Abstrak: Pandemi COVID-19 telah berdampak pada pendidikan tinggi. Dampak negatif tidak dapat diabaikan dalam kegiatan pembelajaran terlebih pada mashasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Berbagai kendala yang ditemui mahasiswa menimbulkan prokrastinasi akademik. Dampak dari prokrastinasi akade-mik adalah tertundanya kelulusan yang mempengaruhi baik masa depan mahasiswa maupun citra perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prokrastinasi akademik mahasiswa tingkat akhir dalam masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode survei yang merekrut subjek menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah subjek penelitian sebesar 224 orang. Data dikumpulkan menggunakan skala prokrastinasi akademik dan dianalisis secara deskriptif dengan bantuan program statistik. Hasil penelitian menunjukkan prokrastinasi akademik pada subjek berada pada kategori sedang. Tempat tinggal ditemukan menjadi faktor yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi dari rumah. Namun, jenis kelamin dan tahun masuk universitas tidak terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik mahasiswa.
PENGALAMAN HIDUP SEORANG REMAJA PUTRI KORBAN TRAFFICKING DALAM BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL Ningsih, Siti Zuliya; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.389 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v4n1.p56-70

Abstract

This study was aimed to understand a young girl experience as a victim of human trafficking. Data from the women and child protection center of Surabaya (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak or PPT-P2A) had shown an increase in the number of trafficking victims from year to year. In 2010, there were 28 cases of adult victims and 21 cases of children victims. On April 2012 the cases of adult victims increased up to 45 cases, while children decreased to 13 cases. This study used a qualitative phenomenological approach. The participant was a victim of trafficking and was under the supervision of PPT- P2A Surabaya. Data was collected using a semi-structured interviews and analyzed using narrative analysis. The result of this study can be described into three categories, which were the life before becoming a victim, undesired job, and the life after becoming a victim. Since the mother passed away, she felt like there is no one cares about her anymore. The second was undesired job, which related to the participant’s experience as a trafficking victim. The last theme was the participant’s life after being a victim. In general, it could be concluded that participant experienced some psychological dynamics, such as negative self concept, low self esteem, and learned helplessness.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman seorang remaja putri yang menjadi korban trafficking. Data Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPT-P2A) Surabaya menunjukkan peningkatan jumlah korban trafficking dari tahun ke tahun. Tahun 2010 korban dewasa mencapai angka 28 orang, sedangkan anak-anak 21 orang. Tahun 2011 korban dewasa menjadi 34 dan anak-anak meningkat menjadi 36, data terbaru tahun 2012 bulan April korban dewasa meningkat menjadi 45 korban dan anak-anak menjadi 13 korban kejahatan trafficking. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Proses pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur. Data penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan analisis naratif. Hasil dari penelitian berhasil mengidentifikasi beberapa sub-sub judul atau tema. Subjudul pertama yakni semenjak Ibu tiada yaitu kisah hidup partisipan sebelum menjadi korban trafficking, semenjak Ibunya meninggal, partisipan merasa tidak ada lagi yang peduli padanya. Tema atau sub judul kedua yakni pekerjaan yang tidak sesuai keinginan yaitu pengalaman partisipan selama menjadi korban trafficking. Tema ketiga, kehidupan setelah menjadi korban, yaitu pengalaman hidup partisipan setelah menjadi korban trafficking. Secara umum, kesimpulan dari penelitian ini adalah pertisipan mengalami beberapa fenomena psikologis yaitu konsep diri negatif,  harga diri rendah, dan learned helplessness.
GAMBARAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PRIA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL STRUKTURAL YANG MENJADI TULANG PUNGGUNG KELUARGA Trisusanti, Ritma; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.575 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v3n1.p28-41

Abstract

The purpose of this study was to reveal psychological well-being of structural civil servants who have retired and become the backbone of their families. This study used a qualitative research approach with a phenomenological method. The subjects involved in this study were two retired male of structural civil public servant who were aged no more than 59 years old and who have different latest job rank and position. The results of this study indicated that both subjects have a good condition of psychological well-being, with each dynamic that not differ too much from each other. There are several factors that play a role in their psychological well-being condition, including adequate financial source, the existence of productive or social activities carried out after the retirement and the religiousity factors.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu gambaran psychological well-being pria pensiunan Pegawai Negeri Sipil struktural yang menjadi tulang punggung keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian fenomenologis. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dua orang pria pensiunan Pegawai Negeri Sipil struktural yang berusia tidak lebih dari 59 tahun yang memiliki pangkat dan jabatan terakhir yang berbeda. Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa cara, antara lain organisasi data, koding dan analisis, serta analisis intra kasus dan analisis lintas kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua partisipan memiliki kondisi psychological well-being yang baik, dengan dinamika yang tidak berbeda jauh satu sama lain. Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam kondisi psychological well-being kedua partisipan tersebut, antara lain sumber finansial yang memadai, adanya kegiatan produktif atau sosial yang dilakukan setelah pensiun dan faktor religiusitas.
Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Grit pada Atlet Pelajar di Sekolah Khusus Olahragawan Jawa Timur Utanto, Ridha Cahya; Satiningsih, Satiningsih
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.3655

Abstract

Peran ganda atlet pelajar berpotensi membuat mereka stres dalam menyeimbangkan komitmen untuk menyesuaikan tuntutan pelatihan dan kompetisi dengan persyaratan dalam sistem akademik dan melanjutkan pendidikannya. Atlet pelajar membutuhkan kemampuan untuk dapat mempertahankan minat dan tujuan awal menempuh pendidikan di sekolah serta mengatasi tantangan akademik olahraga dan non- olahraga sehingga dapat menjaga dan memaksimalkan performanya untuk berprestasi serta mencapai tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dan grit pada atlet pelajar di Sekolah Khusus Olahragawan Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan analisis korelasi Pearson. Subjek dalam penelitian ini adalah147 atlet pelajar di Sekolah Khusus Olahragawan Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kecerdasan emosional berdasarkan aspek dari Goleman (1995/2016) dan skala grit berdasarkan aspek dari Duckworth (2016). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan software SPSS 26.0. Uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan koefisian korelasi dari kedua variabel yaitu 0,676, sehingga terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan grit pada atlet pelajar di Sekolah Khusus Olahragawan Jawa Timur. Hubungan dari kedua variabel adalah signifikan dan positif. Hal ini menandakan semakin tingginya kecerdasan emosional atlet pelajar, maka semakin tinggi pula grit-nya. Kecerdasan emosional dan grit dapat dipelajari dan diajarkan, yang berarti bahwa individu dapat dididik untuk membantu mereka meningkatkan kinerja akademik dan non-akademiknya.
The Effect of Using Augmented Reality to Lower Anxiety in Phobia Patients: Pengaruh Penggunaan Augmented Reality untuk Menurunkan Kecemasan pada Penderita Fobia Anggara, Onny Fransinata; Rahmasari, Diana; Savira, Siti Ina; Dewi, Damajanti Kusuma; Budiani, Meita Santi; Satiningsih, Satiningsih
Procedia of Social Sciences and Humanities Vol. 6 (2024): International Conference Psychology and Education Transformation For Bright Future
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pssh.v6i.535

Abstract

Augmented Reality (AR) has emerged as a promising technology in the mental health field with the potential to change the approach to the management of anxiety disorders, including phobias. This study aims to explore the effectiveness of AR therapy in reducing anxiety levels in phobia sufferers, with a focus on patients' experiences and responses to this technology. The research method used was an experimental study with a Randomized Controlled Trial (RCT) design, involving two groups of participants: an experimental group that received AR therapy and a control group that did not receive the intervention or received conventional therapy. Measurements were carried out using a valid and reliable anxiety scale before and after the intervention to assess changes in anxiety symptoms. The results showed that AR therapy significantly reduced anxiety levels in participants in the experimental group compared to the control group. Participants who underwent AR therapy reported increased tolerance for previously fear-inducing situations, as well as improvements in their daily quality of life. In conclusion, the use of AR in phobia therapy offers an innovative and effective approach to reducing anxiety symptoms in phobia sufferers. By creating a controlled virtual environment, AR facilitates safe and scalable exposure to therapy for patients, overcoming some of the barriers that exist in conventional therapy. The clinical implications and potential further application of this technology in clinical practice need to be further investigated to maximize its benefits in the management of anxiety disorders.
Penerapan Pemeriksaan Psikologis pada Anak Berkebutuhan Khusus untuk Memaksimalkan Potensi Vrisaba, Nanda Audia; Anggara, Onny Fransinata; Satiningsih, Satiningsih
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v4i1.603

Abstract

Abstrak: Fenomena yang masih sering dijumpai di sebagian besar sekolah adalah adanya siswa yang tertinggal. Guru dan orang tua tidak mengetahu secara pasti hambatan yang dihadapi anak, sehingga mereka juga tidak mengetahui pengasuhan dan pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khsuus. Oleh karena itu, pemeriksaan psikologi yang diberikan bertujuan untuk mengetahui hambatan perkembangan yang dihadapi oleh siswa. Metode yang dilakukan melakukan pemeriksaan psikologis menggunakan wawancara pada siswa, guru, dan beberapa orang tua, observasi pada siswa, dan juga beberapa alat tes psikologi. Hasil dari pemeriksaan psikologis akan memberikan saran dan rekomendasi untuk mengembangkan siswa sesuai dengan kebutuhannya. Pemeriksaan psikologis diberikan kepada 17 siswa yang telah melalui proses skrining dari masing-masing guru kelasnya. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar, yaitu 59% siswa mengalami hambatan dalam intelektual, 52% hambatan dalam sosial, serta 41% hambatan dalam aspek membaca dan menulis, dan 47%  hambatan dalam motorik halus. Beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan, salah satunya adalah pembuatan Program Pembelajaran Individual (PPI) yang disusun berbeda dengan siswa lainnya untuk menyasar aspek perkembangan yang ingin dicapai oleh masing-masing anak. Hasil juga menunjukkan bahwa guru sekolah dan orang tua mulai memahami bagaimana pola pengasuhan dan juga pembelajaran yang disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan siswa.Abstract: A phenomenon that is often found in most schools is the presence of students who are left behind. Teachers and parents do not know exactly the obstacles faced by children, so they also do not know the right parenting and learning to maximize the potential of children with special needs. Therefore, the psychological examination provided aims to determine the developmental barriers faced by students. The method used is to carry out psychological examinations using interviews with students, teachers, and several parents, observation of students, and also several psychological test tools. The results of the psychological examination will provide suggestions and recommendations for developing students according to their needs. Psychological examinations were given to 17 students who had gone through the screening process from their respective class teachers. The results showed that the majority, namely 59% of students experienced intellectual barriers, 52% social barriers, and 41% had difficulties in aspects of reading and writing, and 47% had fine motor skills. Several suggestions and recommendations were given, one of which was the creation of an Individual Learning Program (PPI) which was structured differently from other students to target the developmental aspects that each child wanted to achieve. The results also show that school teachers and parents are beginning to understand how parenting and learning patterns are adapted to each student's needs.