Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam Positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang Fahreza, Erwin Ulinnuha; Waluyo, Hestu; Novitasari, Andra
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat didunia bahkan pada tahun 2003 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency.Indonesia berada di urutan ke-3 setelah Cina dan India sebagai penyumbang penderita TB di dunia dengan angka kematian akibat TB yang tinggi, Asia termasuk episenterepidemi TB di dunia.Tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung pembuluh darah. WHO dalam anual report on global TB control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countries terhadap TB termasuk Indonesia.Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan penyakit TBC. Sumber penularan penyakit ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan yang meliputi penyediaan air bersih dan pengolahan limbah.Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BKPM Semarang.Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitan observasional analitik dengan jenis penelitian case control, yaitu jenis penelitian dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya (retrospektif) untuk menganalisis hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BTA positif (+). Subjek penelitian adalah penderita TB Paru yang tercatat dalam buku register bulan juli sampai bulan desember tahun 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner.Hasil : hasil penelitian didapatkan kejadian BTA positif yang memiliki rumah tidak sehat sebanyak 87,5% sedangkan yang memiliki rumahsehat sebanyak 12,5%. Dari hasil analisis bivariat ada hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif (p=0,000).Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif.Kata kunci : kualitas fisik rumah, dan TB paru
Hubungan Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan dengan Hasil Pengobatan pada Penderita Tuberkulosis Paru di BKPM Kota Semarang Periode Juli 2010 – Desember 2010 Pratiwi, Yosyana Eka Silvia; Rachmatullah, Pasijan; Novitasari, Andra
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Keterlambatan diagnosis dan ketidakpatuhan dalam pengobatan mempunyai dampak yang besar karena penderita akan menularkan penyakitnya pada lingkungan, sehingga penderita TB bertambah. Salah satu faktor keberhasilan dalam mengobati TB Paru adalah dengan patuh dalam menjalani pengobatan selama waktu yang ditentukan.Tujuan : Mengetahui hubungan kepatuhan dalam menjalani pengobatan dengan hasil pengobatan pada penderita tuberkulosis paru di BKPM kota Semarang.Metode : Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Besar  sampel sebanyak 44 sampel dan sebagai responden adalah penderita TB Paru di BKPM Kota Semarang. Data untuk penelitian diambil dari rekam medik dan wawancara. Data yang dikumpulkan mengenai kepatuhan dalam menjalani pengobatan dan hasil pengobatan. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.00 For Windows dengan tingkat kemaknaan (α) yang dipergunakan yaitu a < 0,05.Hasil : Dari 44 orang, ada 36 orang (90%) responden yang patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan sembuh, ada 4 orang (10%) responden yang patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh, kemudian ada 4 orang (100%) responden yang tidak patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh serta tidak ada satupun responden yang tidak patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan sembuh. Dari hasil uji korelasi chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan hasil pengobatan (p = 0,001 atau p < 0,05).Kesimpulan : ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan dalam menjalani pengobatan dengan hasil pengobatan. Bila patuh dalam menjalani pengobatan pada hasil pengobatan bisa dinyatakan sembuh sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sedangkan bila tidak patuh dalam menjalani pengobatan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh. Kata kunci : kepatuhan pengobatan, hasil pengobatan  
HUBUNGAN SELF ASSESSMENT DENGAN KOMPETENSI KLINIK MAHASISWA KEDOKTERAN Novitasari, Andra; -, Djunaidi
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Salah satu area kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter adalah mawas diri danpengembangan diri. Self assessment merupakan komponen penting dalam pengembangan diri. Mahasiswa yang sudahmampu melakukan self assessment pada satu komponen kompetensi klinik dengan baik, belum tentu mampu melakukanself assessment dengan mengintegrasikan seluruh komponen kompetensi klinik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara self assessment dengan kompetensi klinikmahasiswa kedokteran.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional yang dianalisis denganuji statistik yang meliputi analisis univariat, dan analisis bivariat terhadap variabel antara adanya self assessment dankompetensi klinik mahasiswa kedokteran. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 mahasiswa kedokteran semester ke7.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutivesampling.Hasil Penelitian: Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yangsignifikan antara self assessmen dan kompetensi klinik mahasiswa kedokteran (p=0.643).Kesimpulan: Self assessment terhadap kompetensi klinik belum dapat memberikan gambaran kompetensi klinik yangsebenarnya dimiliki oleh mahasiswaKata kunci: self assessment, kompetensi klinik, mahasiswa kedokteran
THE EFFECT OF PURPLE EGGPLANT EXTRACT (Solanum melongena l) ON THE MOTILITY OF SPERMATOZOA Lahdji, Aisyah; Novitasari, Andra
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.278 KB)

Abstract

Purple eggplant (Solanum melongena L.) has been proven contain alkaloid solasodin compounds that have antifertility properties, but so far scientific studies on the effects of purple eggplant on sperm motility have not been done. The aims of the study is to determine the effect of purple eggplant extract on spermatozoa motility of male rats Wistar strain. This research was an experimental research with post test only control group design. Extraction of purple eggplant used maseration method with 96% ethanol solvent. A total of 28 mice were divided into 4 groups: a control group that was given distilled water, the treatment I, II, and III were given extracts of eggplant with a dose of 175.62; 351.24; And 526.86 mg / 200 g body weight for 3 days. The motility of spermatozoa was analyzed by taking sperm samples from the cauda epididymis on day 7. Based on ANOVA test results showed that the mean spermatozoa motility between treatments there  was a significant difference (p=0,000). Control group with treatment group (Iand II) did not differ significantly (p> 0.05). The mean spermatozoa motility decreased significantly in treatment III (46,43 + 23,56) compared to control, treatment I, and treatment II. Keyword : purple eggplant; motility; spermatozoa
Instrumen Penilaian Diri Kompetensi Klinis Mahasiswa Kedokteran Novitasari, Andra; Ridlo, Saiful; Kristina, Tri Nur
Journal of Research and Educational Research Evaluation Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.16 KB) | DOI: 10.15294/jrer.v6i1.16212

Abstract

Penilaian diri dibutuhkan untuk refleksi diri kompetensi klinis bagi mahasiswa sebagai dasar pengembangan diri. Penilaian diri yang selama ini dilakukan belum mampu secara akurat memberikan gambaran kompetensi klinis mahasiswa. Penelitian bertujuan mengembangkan instrumen yang valid, reliabel, dan efektif untuk melakukan penilaian diri kompetensi klinis. Penelitian menggunakan metode campuran dengan rancangan sekuensial eksploratoris. Penelitian dilakukan dalam 4 tahap. Tahap identifikasi dimensi kompetensi klinis dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Tahap penyusunan instrumen dilakukan dengan menyusun definisi konseptual, dimensi, dan indikator, penyusunan kisi-kisi instrumen, menulis butir-butir instrumen, dan penentuan skala pengukuran. Tahap validasi instrumen dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli dalam bidang pendidikan kedokteran dan dianalisis menggunakan Content Validity Ratio (CVR). Tahap implementasi, instrumen diuji reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan Alpha Cronbach’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kompetensi klinis terdiri dari hubungan dokter-pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik, kemampuan diagnostik, tata laksana, ketrampilan komunikasi, dan profesionalitas. CVR diperoleh nilai positif pada semua butir sehingga instrumen dinyatakan valid. Uji reliabilitas instrumen menunjukkan nilai Alpha 0.949 sehingga instrumen dinyatakan reliabel. Butir-butir di dalam instrumen telah mencerminkan keseluruhan komponen kompetensi dan memiliki konsistensi dalam mengukur konstruk yang sama, sehingga dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mengukur kompetensi klinisnya masing-masing sebagai bahan pengembangan diri. Self-assessment is needed for self-reflection of clinical competence for students as a basis for self-development. Unfortunately, self-assessment has not been able to accurately provide an overview of student clinical competence. The aims of the study is to develop a valid, reliable, and effective self-assessment instrument of clinical competence.The study used a mixed method. The study was conducted in 4 stages. The identification of clinical competence’s dimensions in medical students was done through in-depth interview and literature study. The instrument compilation was performed by defining conceptual definitions, dimensions, and indicators, arranging the instrument blueprint, writing instrument items, and determining the measurement scale. The validation was performed by expert in medical education, and analyzed using Content Validity Ratio (CVR). Instrument implemented and tested quantitatively its reliability. Reliability was analyzed with Alpha Cronbach's. The dimensions of clinical competence consisted of: physician-patient relationships, anamnesis, physical examination, diagnostic ability, management, communication skills, and professionalism. CVR obtained positive values ​​on each item so the instrument is valid. Test reliability of the instrument shows Alpha 0.949 so the instrument is reliable. Self-Assessment Instrument of Clinical Competence for Medical The items within the instrument have reflected the overall component of competence and have consistency in measuring the same constructs, so that students can use it to measure their own clinical competence as a self-development material.
Pengaruh Aktivitas Melihat Komputer Terhadap Tekanan Intraokular Martiningsih, Wahju Ratna; Novitasari, Andra; Eka Almira, Wahyu Puspita
Syifa'Medika Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i2.1349

Abstract

Tekanan intraokular merupakan tekanan dalam bola mata yang nilainya ditentukan oleh kecepatan pembentukan cairan humor aqueous dan resistensi keluarnya dari mata. Salah satu yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan intraokular yaitu penggunaan komputer dalam waktu lama. Komputer merupakan alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dan penggunaan komputer semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan uji paired-sample t test. Jumlah sampel ditentukan dengan teknik consecutive sampling sebanyak 69 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang angkatan 2014 – 2016. Pengukuran dilakukan pada saat ujian CBT. Tekanan intraokular diukur sebelum dan setelah melihat komputer. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tekanan intraokular sebelum melihat komputer dengan nilai tekanan intraokular setelah melihat komputer pada mata kanan (p = 0,000) dan pada mata kiri (p = 0,000), dengan nilai ? = 10% atau 0,1. Simpulan, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai tekanan intraokular sebelum melihat komputer dengan tekanan intraokular setelah melihat komputer.
Hubungan Tingkat Kecemasan dan Nilai Objective Structure Clinical Examination (OSCE) Blok Mahasiswa Kedokteran Novitasari, Andra; Lahdji, Aisyah
Syifa'Medika Vol 9, No 2 (2019): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v9i2.1657

Abstract

Keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran tampak dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar secara tidak langsung dipengaruhi oleh gangguan perasaan seperti kecemasan yang dirasakan oleh individu. Prestasi belajar mencakup tiga aspek kemampuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu bentuk prestasi belajar yang lengkap menilai ketiga aspek tersebut adalah Objective Structural Clinical Examination (OSCE). Pada pendidikan kedokteran, OSCE dapat dilakukan secara rutin sesuai dengan tema proses pembelajaran melalui kegiatan OSCE Blok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dalam menghadapi OSCE dengan nilai OSCE Blok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik assosiatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang tahap sarjana tahun ajaran 2018/2019 yang melaksanakan OSCE Blok. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Test Anxiety Questionnaire dari Nist dan Diehl digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan nilai OSCE sebagai hasil prestasi belajar mahasiswa. Hasil analisis korelasi person diperoleh hasil sign. (2- tailed) 0.645 >0.05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tingkat kecemasan dan nilai OSCE mahasiswa.
Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Anada Kaporina; Muh. Hidayat Setyawan; Andra Novitasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.346 KB)

Abstract

Pada Januari 2012 instalasi rawat inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin mendapatkan nominasi ruang rawat inap dengan penilaian paling buruk dalam aspek dimensi pelayanan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan. Penelitian ini survei deskriptif yang dianalisis secara univariat terhadap dimensi pelayanan tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan. Sampel sebanyak 70 responden. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Hasil analisis univariat dari 70 pasien didapatkan sebagian besar responden merasa puas (77,1%) terhadap keseluruhan dimensi pelayanan. Data tangible menunjukkan: pada usia ≥56 tahun 10 responden (66,7%) merasa puas, dengan pendidikan lanjutan 26 responden (65%) merasa puas, pada kelompok tidak bekerja 7 responden (63,6%) merasa puas. Data reliability menunjukkan: pada usia ≥56 tahun 10 responden (66,7%) merasa puas, dengan pendidikan lanjutan 17 responden (42,5%)merasa puas, pada kelompok tidak bekerja 7 responden (63,6%) merasa puas. Data responsiveness  menunjukkan: pada usia ≥56 tahun 8 responden (53,3%) merasa puas, dengan pendidikan lanjutan 22 responden (55%) merasa puas, pada kelompok bekerja 32 responden (54,2%) merasa puas. Data assurance menunjukkan: pada usia 15-55 tahun 42 responden (76,4%) merasa puas, dengan pendidikan lanjutan 30 responden (75%) merasa puas, pada kelompok bekerja 44 responden (74,6%) merasa puas. Data emphaty menunjukkan: pada usia 15-55 tahun 41 responden (74,5%) merasa puas, dengan pendidikan wajib 22 responden (73,3%) merasa puas, pada kelompok bekerja 43 responden (72,9%) merasa puas.  Sebagian besar responden merasa puas terhadap keseluruhan dimensi pelayanan di instalasi rawat inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. KariadiSemarang. Kata kunci : kepuasan pasien, pelayanan, rawat inap
Hubungan Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan dengan Hasil Pengobatan pada Penderita Tuberkulosis Paru di BKPM Kota Semarang Periode Juli 2010 – Desember 2010 Yosyana Eka Silvia Pratiwi; Pasijan Rachmatullah; Andra Novitasari
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.588 KB)

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Keterlambatan diagnosis dan ketidakpatuhan dalam pengobatan mempunyai dampak yang besar karena penderita akan menularkan penyakitnya pada lingkungan, sehingga penderita TB bertambah. Salah satu faktor keberhasilan dalam mengobati TB Paru adalah dengan patuh dalam menjalani pengobatan selama waktu yang ditentukan.Tujuan : Mengetahui hubungan kepatuhan dalam menjalani pengobatan dengan hasil pengobatan pada penderita tuberkulosis paru di BKPM kota Semarang.Metode : Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Besar  sampel sebanyak 44 sampel dan sebagai responden adalah penderita TB Paru di BKPM Kota Semarang. Data untuk penelitian diambil dari rekam medik dan wawancara. Data yang dikumpulkan mengenai kepatuhan dalam menjalani pengobatan dan hasil pengobatan. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.00 For Windows dengan tingkat kemaknaan (α) yang dipergunakan yaitu a < 0,05.Hasil : Dari 44 orang, ada 36 orang (90%) responden yang patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan sembuh, ada 4 orang (10%) responden yang patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh, kemudian ada 4 orang (100%) responden yang tidak patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh serta tidak ada satupun responden yang tidak patuh dalam menjalani pengobatan dan pada hasil pengobatan dinyatakan sembuh. Dari hasil uji korelasi chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan hasil pengobatan (p = 0,001 atau p < 0,05).Kesimpulan : ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan dalam menjalani pengobatan dengan hasil pengobatan. Bila patuh dalam menjalani pengobatan pada hasil pengobatan bisa dinyatakan sembuh sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sedangkan bila tidak patuh dalam menjalani pengobatan pada hasil pengobatan dinyatakan tidak sembuh. Kata kunci : kepatuhan pengobatan, hasil pengobatan  
Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam Positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang Erwin Ulinnuha Fahreza; Hestu Waluyo; Andra Novitasari
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 1 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.263 KB)

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat didunia bahkan pada tahun 2003 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency.Indonesia berada di urutan ke-3 setelah Cina dan India sebagai penyumbang penderita TB di dunia dengan angka kematian akibat TB yang tinggi, Asia termasuk episenterepidemi TB di dunia.Tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung pembuluh darah. WHO dalam anual report on global TB control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countries terhadap TB termasuk Indonesia.Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan penyakit TBC. Sumber penularan penyakit ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan yang meliputi penyediaan air bersih dan pengolahan limbah.Tujuan : Mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BKPM Semarang.Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitan observasional analitik dengan jenis penelitian case control, yaitu jenis penelitian dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya (retrospektif) untuk menganalisis hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB paru BTA positif (+). Subjek penelitian adalah penderita TB Paru yang tercatat dalam buku register bulan juli sampai bulan desember tahun 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner.Hasil : hasil penelitian didapatkan kejadian BTA positif yang memiliki rumah tidak sehat sebanyak 87,5% sedangkan yang memiliki rumahsehat sebanyak 12,5%. Dari hasil analisis bivariat ada hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif (p=0,000).Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA positif.Kata kunci : kualitas fisik rumah, dan TB paru
Co-Authors - Romadhoni Abroroh, Afifah Kholifatun Aditya Yodha Anfasa Agus Saptanto Aisyah Lahdji, Aisyah Alia Mahda Anada Kaporina Anita Mayasari Annta Kern Nugrohowati Arfiyanti, Mega Pandu Arief Tajally Adhiatma Aryanda Rizky Aryudha Pradana Bintang Tatius Buggy Mayon Novaldy Chiendo Daffa Yulianto Cyntia Arum Deni Andre Atmadinata Devi Yanuar P Devi Yanuar Permatasari Deviana Mutiara Aulirahma Dian Pratama Putra Diana Handaria Djunaidi - Djunaidi Djunaidi Dyah Ayu Wulansari Dyah Mustika Nugraheni Eka Almira, Wahyu Puspita Eko Krisnarto Erika Putri Liandra Eros Bimo Laksmana Erwin Ulinnuha Fahreza Fitria Devi Galuh Ramaningrum Galuh Ramaningrum, Galuh Hema Dewi Anggraheny Hestu Waluyo Ichrojuddin Nasution Ika Dyah Kurniati Indira Aura Balqis Kamila, Kamila Kanti Ratnaningrum Kanti Ratnaningrum Krisma Susanti Kuntio Sri Herlambang La ode Rinaldi Lida Wati Martono, Wahyu Budi Maya Dian Rakhmawatie Mega P. Arfiyanti Mega Pandu A. Mega Pandu Arfiyanti Mega Pandu Arfiyanti Mega Pandu Arfiyanti Mega Pandu Arfiyanti Mega Pandu Arfiyanti Mohammad Fatkhul Mubin Muh. Hidayat Setyawan Muhammad Adzanta Al Afghani Muhammad Hidayat Muslimah Muslimah Nabil Hajar Natasya Elza Ahyani Nisrina Hasyima Sabda Nur Fitria W Nurfiyan W.U.U. Said Nurkomariah Zulhijjah Pandu Arfiyanti, Mega Pasijan Rachmatullah Pasijan Rahmatullah Primasari, Astin Retno Indrastiti Rifki Alfia Nuriska Rizqiawan, Andika Romadhoni Romadhoni Romadhoni Romadhoni Romadhoni Romadhoni, Romadhoni Sabina, Ardelia Saiful Ridlo Setyoko - Setyoko . Sevilsa Putri Shafania Suprihartini Suprihartini Suprihhartini Suprihhartini Swasty, Swasty Tri Nur Kristina Wahju Ratna Martiningsih Wahju Ratna Martiningsih Yosyana Eka Silvia Pratiwi Yuda Samayta Husna Zulfa J. Adani Zulfachmi Wahab