Helwiyah Ropi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN RESPON BERDUKA PADA ANAK REMAJA DENGAN ORANGTUA BERCERAI DI SMP NEGERI 1 JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Purwanti, Desi; Ropi, Helwiyah; Widianti, Efri
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Jiwa
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak remaja yang mengalami perceraian orangtua merasakan kehilangan dan perasaan berduka yang sangat mendalam, sama berdukanya ketika kehilangan orangtua karena meninggal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon berduka pada anak remaja yang mengalami perceraian orangtua di SMP Negeri 1 Jatinangor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam dan tidak terstruktur. Informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan konten analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang orangtuanya mengalami perceraian merasa marah, takut, dan sedih, berfikir kasih sayang yang diberikan oleh orangtuanya tidak sama lagi seperti ketika masih bersama, menaruh harapan agar kedua orangtuanya bisa kembali bersama dan ketikateringat pada saat proses perceraian berlangsung anak sering menangis, sering melamun, mudah tersinggung, malu berinteraksi dengan teman sebaya, dan dengan orangtua yang bercerai anak menyatakan jarang berkomunikasi lagi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah respon berduka pada anakdengan orangtua yang bercerai mengalami respon kognitif, afektif, sosial dan perilaku. Rekomendasi penelitain ini adalah perawat komunitas hendaknya bekerjasama dengan bimbingan konseling dari sekolah dalam upaya memberikan konseling pada anak yang berduka karena perceraian orangtuanya sehingga anak dapat tetap menyelesaikan tugas perkembangannya dan berprestasi disekolah serta mencegah terjadinya masalah psikososial pada remaja
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP KADAR GULA DARAHPADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE IIDI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS Tk II dr. SOEDJONO MAGELANG Masithoh, Robiul Fitri; Ropi, Helwiyah; Kurniawan, Titis
Journal Of Holistic Nursing Science Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.763 KB)

Abstract

Pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) tipe II merupakan komponen penting dalam pengendalian komplikasi. Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu self  management dan terapi komplemeter (terapi akupresur). Dengan demikian penting dilakukan penelitian pengaruh akupresur terhadap kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap kadar gula darah pada klien DM tipe II.             Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design dengan melibatkan 52 klien DM tipe II yang berobat di Poliklinik Penyakit Dalam RS Tk II dr. Soedjono Magelang yang diambil  secara consecutive sampling. Dua puluh enam pasien pertama masuk kelompok intervensi dan 26 pasien yang selanjutnya masuk ke kelompok kontrol.Kelompok intervensi mendapatkan terapi standar dari rumah sakit dan mendapatkan enam kali akupresur selama tiga minggu dengan pengukuran gula darah setiap sebelum dan sesudah dilakukan akupresur.Adapun kelompok kontrol menerima terapi standar dari rumah sakit tanpa dilakukan terapi akupresur, gula darah diukur pada minggu pertama dan minggu ketiga.Data dianalisis dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.             Hasil penelitian menunjukkan median gula darah setelah akupresur (150,50) secara signifikan lebih rendah  dibandingkan sebelum akupresur (181 mg/dl). Adapun gula darah pada kelompok kontrol pada minggu ketiga pada post test (188 mg/dl) secara sigifikan lebih tinggi daripada kelompok intervensi. Kadar gula darah  pre test kelompok intervensi tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan  lebih rendah pre test pada kelompok kontrol (p=0,833) dan kadar gula darah kelompok intervensi setelah akupresur  (p=0,031) secara signifikan menurun dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan median (157,50 mg/dl).             Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresur terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II , dengan demikian menjadi penting bagi pihak rumah sakit untuk memasukan unsur terapi akupresur sebagai bahan kajian dalam pengelolaan pasien diabetes melitus tipe II.
GAMBARAN RESPON BERDUKA PADA ANAK REMAJA DENGAN ORANGTUA BERCERAI DI SMP NEGERI 1 JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Purwanti, Desi; Ropi, Helwiyah; Widianti, Efri
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.532 KB)

Abstract

Anak remaja yang mengalami perceraian orangtua merasakan kehilangan dan perasaan berduka yang sangat mendalam, sama berdukanya ketika kehilangan orangtua karena meninggal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon berduka pada anak remaja yang mengalami perceraian orangtua di SMP Negeri 1 Jatinangor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam dan tidak terstruktur. Informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan konten analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang orangtuanya mengalami perceraian merasa marah, takut, dan sedih, berfikir kasih sayang yang diberikan oleh orangtuanya tidak sama lagi seperti ketika masih bersama, menaruh harapan agar kedua orangtuanya bisa kembali bersama dan ketikateringat pada saat proses perceraian berlangsung anak sering menangis, sering melamun, mudah tersinggung, malu berinteraksi dengan teman sebaya, dan dengan orangtua yang bercerai anak menyatakan jarang berkomunikasi lagi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah respon berduka pada anakdengan orangtua yang bercerai mengalami respon kognitif, afektif, sosial dan perilaku. Rekomendasi penelitain ini adalah perawat komunitas hendaknya bekerjasama dengan bimbingan konseling dari sekolah dalam upaya memberikan konseling pada anak yang berduka karena perceraian orangtuanya sehingga anak dapat tetap menyelesaikan tugas perkembangannya dan berprestasi disekolah serta mencegah terjadinya masalah psikososial pada remaja
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI TERAPI DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG Fatah, Vera Fauziah; Ropi, Helwiyah
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wanita yang mengalami kanker leher rahim dan menjalani terapi beresiko mengalami gangguan mental emosional karena terjadi perubahan fungsi tubuh yang menyebabkan konsep dirinya menjadi negatif. Konsep diri yang negatif kemungkinan menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. Namun dalam beberapa kasus penyakit kronis justru didapatkan bahwa konsep diri mengalami peningkatan walaupun kualitas hidupnya mengalami penurunan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Data dianalisis dengan univariat dan bivariat. Perhitungan data univariat kualitas hidup dianalisis berdasarkan scoring dari EORTC QLQ-C30 + CX-24 dan konsep diri dianalisis berdasarkan scoring instrumen TSCS. Data bivariat dianalisis menggunakan range spearman dinyatakan bermakna jika nilai p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (38 pasien) memiliki konsep diri sangat rendah, untuk kualitas hidup hampir keseluruhan (43 pasien) berada pada kategori buruk, selain itu didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Konsep Diri dengan Kualitas Hidup dengan besarnya hubungan adalah 0,753 (kategori kuat). Nilai hubungan masing-masing komponen konsep diri dengan kualitas hidup sebagai berikut: physical self sebesar 0,623 (kategori kuat), moral self sebesar 0,642 (kategori kuat), komponen Personal self 0,720 yang berarti dalam kategori kuat, family self sebesar 0,492 (kategori sedang). Social self sebesar 0,765 (kategori kuat). Academic/work sebesar 0,758 (kategori kuat). Semakin tinggi konsep diri seseorang maka ia akan memiliki motivasi untuk beradaptasi dengan segala perubahan, sebaliknya semakin rendah konsep diri seseorang maka semakin tidak memiliki motivasi dalam hidupnya. Kondisi tersebut akan mempengaruhi dirinya mempersepsikan kehidupan. Mengacu pada hasil penelitian bahwa social self merupakan komponen yang memiliki nilai hubungan paling tinggi dengan kualitas hidup maka disarankan bagi praktisi kesehatan ataupun rumah sakit untuk membentuk perkumpulam khusus kanker leher rahim yang menjalani terapi untuk diberi program terapi suportif, selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi social self pada wanita dengan kanker leher rahim yang menjalani terapi.Kata kunci : konsep diri, kualitas hidup, kanker leher rahim
Pengaruh Intervensi Edukasi Suportif Terhadap Kepatuhan Dalam Pengontrolan Tekanan Darah Pasien Hemodialisis Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung Kafil, Raisa Farida; Ropi, Helwiyah; Rahayu, Urip
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5 (2018): FEBRUARI 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.984 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v5i0.286

Abstract

Hipertensi yang tidak terkontrol merupakan permasalahan umum pada pasien hemodialisis. Pengelolaan hipertensi tidak dapat tercapai apabila hanya mengandalkan tenaga kesehatan saja. Dibutuhkan partisipasi aktif dari pasien melalui tindakan pengelolaan tekanan darah yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh intervensi edukasi suportif terhadapkepatuhan dalam pengontrolan tekanan darah pasien hemodialisa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan pretest and posttest design with a comparison group dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien di Instalasi Hemodialisis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan uji t-berpasangan untuk mengetahui pengaruh edukasi suportif terhadap kepatuhan pasien.Terdapat perbedaan pengaruh intervensi edukasi suportif antara pretest dan posttest pada kelompok intervensi terhadap kepatuhan dalam pengontrolan tekanan darah (p=0,000).Simpulanpenelitianiniadalah edukasi suportif berpengaruh positif terhadap kepatuhan pasien dan dapat direkomendasikan sebagai intervensi pada perawatan pasien hemodialisis dalam pengontrolan hipertensi di Instalasi Hemodialisa RSHS Bandung.
PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP KADAR GULA DARAHPADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE IIDI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS Tk II dr. SOEDJONO MAGELANG Masithoh, Robiul Fitri; Ropi, Helwiyah; Kurniawan, Titis
Journal of Holistic Nursing Science Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.763 KB)

Abstract

Pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) tipe II merupakan komponen penting dalam pengendalian komplikasi. Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu self management dan terapi komplemeter (terapi akupresur). Dengan demikian penting dilakukan penelitian pengaruh akupresur terhadap kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap kadar gula darah pada klien DM tipe II. Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan pendekatan pretest and posttest with control group design dengan melibatkan 52 klien DM tipe II yang berobat di Poliklinik Penyakit Dalam RS Tk II dr. Soedjono Magelang yang diambil secara consecutive sampling. Dua puluh enam pasien pertama masuk kelompok intervensi dan 26 pasien yang selanjutnya masuk ke kelompok kontrol.Kelompok intervensi mendapatkan terapi standar dari rumah sakit dan mendapatkan enam kali akupresur selama tiga minggu dengan pengukuran gula darah setiap sebelum dan sesudah dilakukan akupresur.Adapun kelompok kontrol menerima terapi standar dari rumah sakit tanpa dilakukan terapi akupresur, gula darah diukur pada minggu pertama dan minggu ketiga.Data dianalisis dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan median gula darah setelah akupresur (150,50) secara signifikan lebih rendah dibandingkan sebelum akupresur (181 mg/dl). Adapun gula darah pada kelompok kontrol pada minggu ketiga pada post test (188 mg/dl) secara sigifikan lebih tinggi daripada kelompok intervensi. Kadar gula darah pre test kelompok intervensi tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan lebih rendah pre test pada kelompok kontrol (p=0,833) dan kadar gula darah kelompok intervensi setelah akupresur (p=0,031) secara signifikan menurun dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan median (157,50 mg/dl). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresur terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II , dengan demikian menjadi penting bagi pihak rumah sakit untuk memasukan unsur terapi akupresur sebagai bahan kajian dalam pengelolaan pasien diabetes melitus tipe II.
Kejadian Komplikasi Vaskuler Pasien Pasca Intervensi Koroner Perkutan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Khoiriyati, Azizah; Ropi, Helwiyah; Kosasih, Cecep E
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i3.2485

Abstract

Pasien pasca intervensi koroner perkutan (IKP) mempunyai risiko komplikasi vaskuler. Perawat di unit keperawatan kritis mempunyai peran penting dalam deteksi dini komplikasi vaskuler dengan melakukan pemantauan secara ketat pada pasien menggunakan lembar monitor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian komplikasi vaskuler pasien pasca intervensi koroner perkutan. Penelitian ini bersifat deskriptif  dengan  jumlah sampel 46 pasien pasca-IKP yang dirawat di ruang Cardiac Intensive Care Unit (CICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pemantauan dilakukan selama 6 jam periode tirah baring pasca-IKP pada semua pasien. Hasil pemantauan menunjukkan adanya komplikasi vaskuler yang meliputi komplikasi pada tempat pungsi dan vaskuler perifer. Komplikasi pada tempat pungsi meliputi sedikit perdarahan 45.7%, memar kecil 28.3% dan hematoma 1 cm 17.4%. Komplikasi vaskuler perifer meliputi akral dingin 21.73%, pucat pada ekstremitas 6.5%, kesemutan 8.7%, nadi distal lemah 10.9% dan CRT 2 detik 8.7%. Komplikasi yang terjadi pada pasien pascaintervensi koroner perkutan selama periode 6 jam yaitu komplikasi pada tempat pungsi (sedikit perdarahan, memar kecil dan hematom 1 cm, sedangkan komplikasi vaskuler perifer yang muncul yaitu  akral dingin,pucat pada ekstremitas, kesemutan, nadi distal lemah dan CRT 2 detik. Pemantauan pasien pada tempat pungsi dan komplikasi vaskuler perifer sebagai langkah deteksi dini komplikasi vaskuler pasien pasca intervensi koroner perkutan perlu dilakukan. Post percutaneous coronary intervention (PCI) patients are at risk for vascular complications. Nurses in critical care nursing unit have a vital role such as closely monitor post PCI patients for early detection of vascular complications. The purpose of the study was to know  the incidence of vascular complications of post PCI patients. This was a descriptive study with sample size of 46 post PCI who were treated in the Cardiac Intensive Care Unit (CICU) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Each patient was monitored over a period of bed rest (6 hours) after PCI procedure. The incidence of vascular complications including complication at the puncture site and peripheral vascular complications. Complication at the puncture site including little bleeding 45,7%, small bruise 28,3% and hematoma 1 cm 17,4%. Peripheral vascular complication including cold in lower extremities 21,7%, pale in extremities 6,5%, tingling 8,7%, weak distal heart rate 10,9%, Capilarry Reffil Time 2 second  8,7%. Complications that occur in patients with post percutaneous coronary intervention over a period of 6 hours are complications at the puncture site including little bleeding,  small bruise, and hematoma. Peripheral vascular complication including cold in lower extremities, pale in extremities,tingling, weak distal heart rate, capilarry reffil time 2 detik. The monitoring of puncture site and peripheral vascular complications as an early detection effort to minimize the incidence of vascular complications of post PCI patients.
The Quality Life of Children with Attention / Hyperactivity Disorder (ADHD) in Type C Special Schools in Bandung Indonesia Mulya, Adelse Prima; Yani, Desy Indra; Ropi, Helwiyah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 4, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.91 KB) | DOI: 10.30604/jika.v4i1.166

Abstract

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) is a behavioral disorder characterized by attention deficit disorder, impulsive behavior, accompanied by excessive activity that is not in accordance with his age in childhood. ADHD can affect the quality of life of children. This study aims to describe the quality of life of ADHD children in SLB type C, Bandung. The design of this study is descriptive. The research subjects were 63 families who had ADHD children with an age range of 8-12 years who attended school in 5 types C SLB Bandung. Sampling using the total sampling technique with an inventory questionnaire, namely the QoL (PedsQL) questionnaire. Data analysis using descriptive analytics. The results showed that more than half of the quality of life of ADHD children was classified as poor. The quality of life of children with ADHD is very important because it contains various aspects of their lives, both from their physical, emotional, social, and school activities. This research clarifies quantifying the quality of life of ADHD children starting from physical, emotional, social and school functions. From these explanations, it is expected that in the part of the quality of life for ADHD children to experience deficiencies, and which parts can be improved and care and attention need to be improved.ABSTRAKGangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perilaku yang di­tandai gangguan pemusatan perhatian, perilaku impulsif, disertai aktivitas berlebihan yang tidak sesuai dengan umurnya pada masa kanak-kanak. GPPH dapat berdampak terhadap penurunan kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup anak GPPH di SLB tipe C Kota Bandung. Desain penelitian ini Deskriptif. Subjek penelitian 63 keluarga yang memiliki anak GPPH dengan rentang usia 8-12 tahun yang bersekolah di 5 buah SLB tipe C Kota Bandung. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan kuesioner inventory yaitu kuesioner kualitas hidup anak (PedsQL). Analisa data menggunakan deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separoh kualitas hidup anak GPPH tergolong kurang baik. Kualitas hidup anak dengan GPPH sangat penting, karena memuat berbagai aspek dalam kehidupannya baik dari kesehatan fisik, emosional, sosial, serta kegiatan disekolahnya. Penelitian ini memperjelas secara kuantitif kualitas hidup anak GPPH mulai dari fungsi fisik, emosi, sosial dan sekolah. Dari penjelasan tersebut, diharapkan pada bagian mana kualitas hidup anak GPPH mengalami kekurangan, serta dapat diperbaiki bagian mana yang kurang dan perlu ditingkatkan perawatan dan perhatiannya.