Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

OPTIMASI AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus subtilis MENGGUNAKAN KITOSAN-NATRIUM TRIPOLIFOSFAT Tantowidjojo, Vanessa Rachmani; Roosdiana, Anna; Prasetyawan, Sasangka
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.991 KB)

Abstract

Pektinase adalah enzim yang sangat potensial dalam industri pangan, sehingga perlu diamobilisasi agar dapat digunakan berulang dan mudah untuk dipisahkan dari produknya. Pektinase yang telah diisolasi dari Bacillus subtilis dimurnikan dengan menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 20–60%. Pektinase diamobilisasi dengan metode penjebakan menggunakan matriks kitosan-natrium tripolifosfat. Pada penelitian ini ditentukan konsentrasi kitosan dan konsentrasi enzim optimum amobilisasi pektinase. Konsentrasi kitosan yang digunakan adalah 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3% (w/v) dan konsentrasi enzim sebesar 0,943; 1,887; 2,830; 3,774; dan 4,717 mg/mL. Kadar protein enzim ditentukan dengan metode Biuret dan aktivitas enzim ditentukan dengan menghitung asam galakturonat yang dihasilkan dari hidrolisis pektin oleh sejumlah enzim per menit. Kadar protein pektinase bebas diperoleh sebesar 4,717 mg/mL dengan aktivitas sebesar 109,8 unit. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi kitosan optimum berada pada konsentrasi 2,5% sedangkan konsentrasi enzim optimum pada 1,887 mg/mL dengan aktivitas tertinggi sebesar 145,6 unit. Kata kunci : aktivitas, amobilisasi, Bacillus subtilis, kitosan-natrium tripolifosfat, pektinase
AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus subtilis MENGGUNAKAN MATRIKS PASIR LAUT YANG DIAKTIVASI NaOH Mufida, Fadillah; Roosdiana, Anna; Prasetyawan, Sasangka
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.779 KB)

Abstract

Pektinase hasil isolasi dari Bacillus subtilis mempunyai sifat termofilik. Pektinase perlu diamobilisasi agar dapat digunakan secara berulang. Amobilisasi pektinase dilakukan dengan metode adsorpsi fisik pada matriks pasir laut yang diaktivasi NaOH 0,0720 M. Pada penelitian ini ditentukan lama pengocokan dan konsentrasi pektinase optimum  amobilisasi pektinase. Lama pengocokan yang digunakan berkisar antara 1, 2, 3, 4 dan 5 jam dan konsentrasi enzim sebesar 0,943; 1,887; 2,830; 3,774 dan 4,717 mg/mL. Kadar protein diuji dengan metode Biuret dan aktivitas enzim ditentukan dari banyaknya asam galakturonat yang dihasilkan dari hidrolisis pektin oleh pektinase per menit. Kadar protein pektinase bebas diperoleh sebesar 4,717 mg/mL dengan aktivitas 109,8 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pektinase amobil pada pasir dicapai pada lama pengocokan 3 jam dan konsentrasi pektinase 3,774 mg/mL dengan aktivitas 1007,7 unit dan jumlah enzim teradsorpsi pada pasir sebesar 111,6 mg/g pasir.Kata kunci: aktivitas, amobilisasi, Bacillus subtilis, pasir laut, pektinase.
OPTIMASI AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus subtilis MENGGUNAKAN BENTONIT Rosmanansari, Novia Sintesa Dara; Roosdiana, Anna; Sutrisno, Sutrisno
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.094 KB)

Abstract

Pektinase merupakan salah satu jenis enzim yang mampu memecah senyawa pektin menjadi asam galakturonat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum amobilisasi pektinase dari Bacillus subtilis dengan menggunakan matriks bentonit. Penentuan kondisi optimum amobilisasi dilakukan pada variasi lama pengocokan 1–5 jam dan konsentrasi enzim pada variasi 943,4–4717 ppm menggunakan 0,1 g bentonit pada temperatur ruang, kemudian ditentukan protein yang teradsorpsi dan aktivitas pektinase amobil. Kadar protein sisa ditentukan dengan metode Biuret dan asam galakturonat yang dihasilkan ditentukan menggunakan reagen DNS (asam dinitrosalisilat). Aktivitas pektinase dihitung berdasarkan banyaknya galakturonat yang dihasilkan oleh kerja sejumlah enzim per menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum amobilisasi pektinase menggunakan matriks bentonit yang telah diaktivasi dengan HCl dicapai pada lama pengocokan 4 jam dengan konsentrasi awal pektinase 2830 ppm menghasilkan pektinase teradsorpsi sebesar 21,61 mg/g bentonit dan aktivitas 642,7 µg.g-1.menit-1. Kata kunci:aktivitas, amobilisasi, Bacillus subtilis, bentonit teraktivasi HCl, pektinase
AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus subtilis MENGGUNAKAN MATRIKS PASIR LAUT TERAKTIVASI HCl Widyanti, Marta; Roosdiana, Anna; Sutrisno, Sutrisno
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.97 KB)

Abstract

ABSTRAK Amobilisasi pektinase dengan metode adsorpsi fisik pada matriks pasir laut teraktivasi HCl, digunakan untuk mendegradasi senyawa pektin. Pektinase perlu diamobilkan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian enzim sehingga dapat dipakai berulang kali. Pektinase diisolasi dari Bacillus subtilis dan dimurnikan dengan menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 20-60%. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu pengocokan dan konsentrasi pektinase optimum. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu pengocokan 1, 2, 3, 4, 5 jam dan variasi konsentrasi pektinase 0,943; 1,887; 2,830; 3,774; 4,717 mg/mL pada 0,1 g pasir pada temperatur ruang. Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan reagen Biuret, sedangkan kadar asam galakturonat menggunakan reagen DNS. Pektinase bebas mempunyai kadar protein 4,717 mg/mL dengan aktivitas 109,8 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum amobilisasi pektinase dicapai pada waktu pengocokan 4 jam dan konsentrasi pektinase 3,774 mg/mL dengan jumlah pektinase teradsorpsi 140,7 mg/g pasir dan aktivitas 1049,9 unit. Kata kunci:aktivitas, Bacillus subtilis, pasir laut teraktivasi HCl, pektinase.
AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus firmus MENGGUNAKAN MATRIKS OPP (OXIDIZED POLYPROPYLENE)-KITOSAN Sari, Ayunda Arum; Roosdiana, Anna; Mardiana, Diah
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.542 KB)

Abstract

A Pectinase is an enzyme that can hydrolyze pectin compounds into galacturonic acid. In order to enhance the pectinase efficiency, the enzyme can be immobilized in certain matrix. The pectinase was isolated from Bacillus firmus, and then purified with ammonium sulphate with 20-60% saturated level, followed by dialysis. The aims of the research were to determine the optimum conditions of immobilized pectinase by physical adsorption on oxidized polypropylene (OPP) coated chitosan, which included the shaking time and enzyme concentration. Initial protein used for immobilizing free pectinase was 1.367 mg/mL and the activity was 241.1 units. The results showed that the optimum condition of pectinase immobilization was achieved on shaking time of 3 hours and pectinase concentration of 1.094 mg/mL with amount of pectinase adsorbed at 53,98 mg/g within activity of 220.2 units.
OPTIMASI AMOBILISASI XILANASE DARI Trichoderma viride PADA MATRIKS PASIR LAUT TERLAPIS KITOSAN Thaati, Hayyunisa; Sutrisno, Sutrisno; Roosdiana, Anna
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.637 KB)

Abstract

Xilanase bebas hanya bisa digunakan satu kali reaksi, sehingga perlu diamobilisasi agar bisa digunakan berulang. Xilanase yang telah diisolasi dari Trichoderma viride diendapkan dengan metode fraksinasi bertingkat menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 40-80% dan dilanjutkan dengan dialisis. Xilanase diamobilisasi dengan metode adsorpsi fisik menggunakan matriks pasir laut terlapis kitosan. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu pengocokan dan konsentrasi xilanase optimum. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu pengocokan (1, 2, 3, 4, 5) jam dan konsentrasi enzim sebesar (0,5; 1,5; 2,5; 3,5; 4,5) mg/mL pada 0,1 g pasir pada temperatur ruang dengan konsentrasi larutan kitosan 1,5% dan larutan Na5P3O10 3%. Kadar protein enzim diuji secara spektrofotometri dengan reagen Biuret dan gula pereduksi dengan reagen DNS. Kadar protein xilanase bebas diperoleh sebesar 4,5 mg/mL dengan aktivitas sebesar 17,0 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum amobilisasi xilanase pada pasir laut terlapis kitosan dicapai pada waktu pengocokan 3 jam dan konsentrasi xilanase 3,5 mg/mL dengan jumlah xilanase teradsorpsi 16,7 mg/g matriks dan aktivitas 34,5 unit. Kata kunci: Aktivitas, amobilisasi,  pasir laut terlapis kitosan, Trichoderma viride, xilanase
AMOBILISASI PEKTINASE HASIL ISOLASI DARI Aspergillus niger MENGGUNAKAN MATRIKS KARAGENAN Tanjung, Elvanila; Roosdiana, Anna; Mardiana, Diah
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.671 KB)

Abstract

ABSTRACT Pectinase isolated from Aspergillus niger was immobilized by entrapping method in a matrix of carrageenan. The aim of this research was to determine the optimum concentration of carrageenan and enzyme. Carrageenan concentration varied (0.017; 0.033; 0.050; 0.067; 0.083) g/mL, while the concentration of enzyme  varied  (0.632; 1.263; 1.895; 2.526; 3.158) mg/mL. Protein content was determined by Biuret reagent  and enzyme activity was determined from the number of reduced sugar as a result of  hydrolyzed pectin per minute. The results showed that optimum concentration of carrageenan was 0.050 g/mL and the optimum enzyme concentration was 1.263 mg/mL with the amount of entrapping enzyme was 3.048 mg/g carrageenan and maximum activity of  348.5 units. Key words: activity, Aspergillus niger, carrageenan, pectinase.
Penentuan Waktu Fermentasi Optimum Produksi Xilanase dari Trichoderma viride Menggunakan Substrat Kulit Kedelai dan Kulit Kacang Hijau Melalui Fermentasi Semi Padat Windari, Hema Aprilia Setyo; Sutrisno, Sutrisno; Roosdiana, Anna
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.065 KB)

Abstract

Xilanase merupakan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis xilan menjadi xilosa dan xilo-oligosakarida. Xilanase dapat dihasilkan oleh mikroba berupa kapang atau bakteri melalui proses fermentasi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui waktu fermentasi dan pengaruh dua jenis substrat (substrat kulit kedelai dan kulit kacang hijau) pada produksi xilanase dari Trichoderma viride dengan metode fermentasi semi padat. Ekstrak kasar yang diperoleh dari variasi waktu fermentasi (0, 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96) jam diukur kadar protein dan aktivitas secara spektrofotometri dengan reagen Biuret dan gula pereduksi dengan reagen DNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum diperoleh pada 60 jam dengan nilai aktivitas enzim menggunakan substrat kulit Kedelai sebesar 18,71 U dan substrat kulit kacang hijau sebesar 15,57 U. Kadar protein enzim pada substrat kulit kedelai sebesar 15,08 mg/mL dan substrat kulit kacang hijau sebesar 12,81 mg/mL.
PENGARUH HERBAL SPRAY BERBASIS BIOAKTIF Spirulina sp. TERHADAP KADAR MDA PADA LUKA SAYATAN TIKUS (Rattus norvegicus) DM T1 Kurniasari, Balqis; Aulanni’am, Aulanni’am; Roosdiana, Anna
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.295 KB)

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolit yang ditandai dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin atau peningkatan resistensi insulin seluler terhadap insulin. Terapi herbal spray Spirulina sp. merupakan salah satu pengobatan alternatif penyakit DM. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh terapi herbal spray dari Spirulina sp. terhadap kadar Malondialdehid (MDA) pada luka sayatan tikus  hasil induksi Multiple Low Dose-Streptozotocin (MLD-STZ) dosis 20 mg/kg BB selama 5 hari berturut-turut. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer digital dan dinyatakan DM apabila kadar glukosa darah  > 200 mg/dL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian herbal spray Spirulina sp. 3x sehari selama 2 minggu pada tikus hasil induksi MLD-STZ menunjukkan penurunan kadar glukosa darah (148,8 ± 34,30) mg/dL, dan penurunan kadar MDA rata-rata (0,55 ± 0,024) μg/mL, serta dapat mempercepat penutupan luka sayatan dari 4,28 cm menjadi 0,5 cm. Kata kunci: insisi, MLD-STZ, kadar MDA, Spirulina sp.
PENGARUH ION LOGAM Fe3+ TERHADAP AKTIVITAS XYLANASE HASIL DARI ISOLASI Trichoderma viride DENGAN METODA FERMENTASI SEMI PADAT Salamah, Alfi; Roosdiana, Anna; Sutrisno, Sutrisno
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.06 KB)

Abstract

Xilanase merupakan enzim ekstraseluler yang berfungsi untuk menghidrolisis xilan mejadi xilosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ion Fe3+ terhadap aktivitas xilanase hasil isolasi dari Trichoderma viride dengan media yang mengandung serbuk kulit pisang sebagai induser pada fermentasi semi padat. Ekstrak kasar xilanase dimurnikan melalui pengendapan dengan tingkat kejenuhan 40-80 % dan dilanjutkan dengan dialisis. Pengaruh penambahan ion Fe3+terhadap aktivitas xilanase dengan variasi konsentrasi (25; 30; 35; 40; 45 dan 50 mM). Aktivitas xilanase ditentukan dengan mengukur gula pereduksi (xilosa) secara spektrofotometri dengan reagen dinitrosalisilat (DNS), sedangkan kadar protein dengan reagen Biuret. Hasil dari penelitian ini menunjukkan aktivitas xilanase kasar 1,229 µg.mL-1.menit-1 dan setelah pengendapan sebesar 1,600 µg.mL-1.menit-1. Penambahan ion Fe3+ dapat menurunkan aktivitas xilanase dan ion Fe3+ berperan sebagai inhibitor un-competitive. Parameter kinetika dari xilanase diperoleh nilai Vm 1,072 µg.mL-1.menit-1, KM 1,23 % dan KI 119,05 mM. Kata kunci: Aktivitas xilanase, ion logam Fe3+ , Trichoderma viride