Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Arabic learning with Al-Qur’an Sanad (Case study in Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu Abbas 2 Klaten) Purwanto; Ahmadi; Muhammad Muchlish Huda; Zainul Mu’ien Husni
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/qodiri.2022.20.1.97-108

Abstract

Pembelajaran al-Qur’an merupakan pembelajaran yang sangat basik dalam Pendidikan Islam, pembelajaran al-Qur’an harus berorientasi pada kualitas subyek didik yang terbaik. Dalam dunia studi al-Qur’an dan bagi para penghafal lafal al-Qur’an ada istilah sanat, sanad sebagai bentuk atau tanda legitimasi bahwa sesorang memiliki hafalan dan kualitas bacaan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan sekaligus sebagai media untuk memperkaya khazah materi Bahasa Arab siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bertempat di PPTQ Ibnu Abbas 2 Klaten. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui apa itu sanad Al-Quran dan bagaimana implementasi pengambilan sanad di PPTQ Ibnu Abbas 2 Klaten, serta integrasinya dalam pengembangan materi pembelajaran bahasa Arab bagi subyek didik. Sanad adalah “jalur matan”, yaitu silsilah perawi yang meriwayatkan bacaan al-Quran secara bersambung dari sumber utama yaitu Rasulullah SAW yang diperoleh secara langsung dengan bertatap muka dengan system interaksi guru murid. Urgensi sanad adalah memelihara keontetikan dan originalitas risalah Islam dari berbagai penyelewengan dan pemalsuan isi kandungan sumber syariat Islam yaitu Al-Quran yang merupakan salah satu rukun qiraat shahihah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka disimpulkan bahwa: Implementasi pengambilan sanad al Qur’an di PPTQ Ibnu Abbas 2 Klaten adalah bahwa program tersebut bersifat fasilitas atau pilihan dengan syarat santri selesai 30 Juz, memiliki fashahatul lisan, baik dalam pengamalan nilai-nilai keislaman, tenggang jarak waktu setoran kurang lebih satu tahun. Kelulusan diberikan kepada santri yang berhasil menyetorkan hafalannya 30 juz dengan lancar dan dengan kualitas bacaan sesuai dengan standart yang ditetapkan.
MAJRURAT AL-ASMA’ DALAM SURAH AL-JUMUÁH Muhammad Muchlish Huda; Muhammad Marzuqi,; Wahyu Widodo
EL WAHDAH Vol. 2 No. 1 (2021): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v2i1.4439

Abstract

Majrurat al-asma atau isim-isim yang dibaca jar ada tiga macam, yaitu: dijarkan dengan huruf jar, dijarkan sebab idhofah dan dijarkan sebab tawabi’. Penggunaan ketiga majrurat al-Asma’ tersebut sering mendominasi bentuk atau struktur bahasa Arab, tak terkecuali dalam al-Qur’an, salah satunya surah Al-Jumu’ah. Menjadi menarik melihat bagaiaman model penggunaan majrurat al-asma’ dalam surah al-Jumu’ah ini. Penelitian ini adalah bentuk penelitian sintaksis. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa isim-isim yang dibaca jar atau majrurat al-asma’ yang terdapat dalam surah al-Jumu’ah berada pada 50 tempat dengan perincian, sebanyak 26 tempat dijarkan dengan huruf jar, dan sebanyak 15 tempat dijarkan sebab idhofah. Adapun bentuk majrurat al-Asma’ dengan dijarkan sebab tawabi’ terdapat pada 9 tempat.
BENTUK FI'IL, FA'IL DAN MUBTADA’ KHABAR DALAM QASHIDAH AL-BURDAH BAIT 1 SAMPAI 58 Muhammad Muchlish Huda; Muhlisun; Khoirul Amin
EL WAHDAH Vol. 2 No. 2 (2021): Desember
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v2i2.4629

Abstract

Mubtada dan Khabar adalah bentuk kalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah menjadi kalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi oleh khobar. Mubtada dan Khabar juga memiliki ketentuan ketentuan yang sudah baku, seperti harus sesuainya antara Mubtadadan Khabar dalam mufrad, tatsniyah, jama’-nya dan muannats, mudzakkar-nya. Adapun jumlah fi’liyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan kalimat fi’il. Atau dengan kata lain yang tersusun dari fi’il, fa’il, dan maf’ulbih. Seperti halnya kalimat dalam bahasa Indonesia, kalimat dalam bahasa Arab pun terdiri dari tiga unsur penting, yaitu subjek, predikat dan objek. Qasidah Burdah sebagai objek kajian material dalam riset sederhana mengenai mubtada’ khobar ini adalah dikarenakan Qasidah Burdah adalah salah satu qasidah yang cukup popular di kalangan masyarakat Indonesia. Berbagai halaqoh sholawat dan pengajian sering menampilkan Qasidah Burdah ini dalam bentuk lagu dan nyanyian. Alasan tersebutlah yang menjadi basis landasan epistemologis pemilihan Qasidah Burdah sebagai objek material dalam artikel ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya dari Nadzm Burdah mulai bait 1-58, dapat disimpulkan bahwa yang menggunakan jumlah ismiyyah adalah sebanyak 24 jumlah. Sedangkan yang menggunakan jumlah fi'liyyah adalah sebanyak 104 jumlah.
Manajemen dan kepemimpinan sekolah Arif Shaifudin; Muhammad Muchlish Huda
EL WAHDAH Vol. 4 No. 1 (2023): Juni
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35888/elwahdah.v4i1.5483

Abstract

Abstrak: Manajemen adalah sebuah keharusan bagi lembaga pendidikan yang menginginkan tata kelola yang baik. Fungsi manajemen yang secara umum mengikuti alur planning, organizing, actuating, dan controlling merupakan gambaran utuh proses berjalannya sebuah lembaga pendidikan. Garansi berjalan tidaknya fungsi-fungsi manajemen ini ditentukan oleh pengambilan keputusan yang tepat dan hanya bisa dilakukan oleh pemimpin lembaga pendidikan yang cakap. Dibutuhkan kepemimpinan yang tepat dengan tiga kemampuan yang melekat dalam diri pemimpin, yaitu kemampuan teknis, kemampuan koodinatif, dan kemampuan konseptual. Keterampilan teknis (tehnical skill) Keterampilan ini meliputi pengetahuan khusus tentang keuangan, penjadwalan, pembelajaran, kostruksi dan pemeliharaan fasilitas. Keterampilan dalam melakukan hubungan kemanusiaan (human skill). Keterampilan ini diperlukan agar hubungan antara kepala sekolah dengan guru-guru dapat terjalin dengan baik dan suasana manusiawi kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan bawahan dalam hal ini guru-guru serta seluruh staf tata usaha. Keterampilan konseptual (conceptual skill). Keterampilan konseptual ini berkaitan dengan cara kepala sekolah memandang. Kepala sekolah sebagai proses kerja administrasi yang mengaitkan dengan unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Kata Kunci: manajemen, kepemimpinan, sekolah